BALASAN ITU TERNYATA .....
Gibran adalah seorang siswa pindahan dari pondok pesantren. Ia terpaksa keluar dari pesantren karena sering dibuli oleh teman-temannya. Dengan harapan mendapatkan lingkungan yang lebih baik, orang tua Gibran memutuskan untuk memindahkannya ke sebuah sekolah modern yang menggunakan teknologi tablet dalam proses pembelajarannya. Di sekolah baru ini, Gibran terlihat sangat senang dan bersemangat belajar. Sebulan kemudian, menjelang Penilaian Tengah Semester (PTS), Gibran harus menyelesaikan semua kewajiban pembayaran agar bisa mengikuti ujian. Namun, karena baru satu bulan di sekolah baru, masih ada tunggakan yang belum terselesaikan. Sesuai peraturan sekolah, siswa tidak diizinkan mengikuti ujian jika ada tunggakan. Bagian keuangan pun menyampaikan surat pemberitahuan mengenai tunggakan yang harus dibayar. Orang tua Gibran meminta keringanan waktu pembayaran sampai akhir bulan. Namun, hari ujian PTS pun tiba dan Gibran mengikuti ujian dengan semangat. Jam pertama dilalui dengan lancar. Namun, saat hendak membuka soal ujian kedua, ia tidak bisa membukanya karena ada catatan tunggakan yang belum diselesaikan. Gibran segera menelepon orang tuanya: “mamah aku ga bisa mengerjakan soal, di tab aku notivenya belum menyelesaikan adminsitrasi, ini gimana mah ? cepetan mamah ke sini, lanjut Gibran dengan suara terbata-bata menahan tangis. “ oh iya nanti mamah bilang ke bu Maya dulu ya, kaka sabar dulu, jawab bundanya dengan sedikit sedih. Tiba-tiba ada suara telp berdering, dan bu Maya mengangkat hpnya kebetulan lagi tidak ada jam mengajar: Assalamu alaikum bu Maya, iya bunda ada yang bisa saya bantu, jawab bu Maya. “ Iya ini bu Gibran telp saya terus, padahal saya lagi meeting sama bos, katanya Gibran tidak bisa buka tabletnya karena belum menyelesaikan administrasi, tolongin saya bu, saat ini saya belum bisa membayar, karena belum ada uang”. Jawab bunda Gibran dengan sedikit menahan emosi, “Oh baik bunda nanti saya ngobrol sama kepala Sekolah,”. Baik bu Maya terima kasih banyak atas bantuannya, “ sama-sama bunda, jawab bu Maya sambil menutup HPnya. Belum sempat beranjak dari tempat duduknya, tiba-tiba di depan Bu Maya ada Gibran berdiri dengan wajah memelas. “ Kenapa nak ? bukannya kamu ujian hari ini ? tanya bu Maya dengan suara lembut, “ Aku tidak bisa buka soalnya bu Maya, katanya aku belum menyelesaikan administrasi ?” jawab Gibran dengan nada lirih dan agak terbata-bata, “Oh gitu, ok Gibran tidak usah sedih nanti bu Maya menghadap kepala sekolah ya ? Gibran tunggu aja di kelas ya sambil membaca materi untuk ujian selanjutnya” , jawab bu Maya, Baik bu, makasih ya”, jawab Gibran sambil keluar ruangan. Bu Maya bergegas menuju ruang kepala sekolah dan kebeatulan kepala sekolah sedang berada diruangannya. Dan bu Maya pun menjelaskan permasalahan yang dihadapi Gibran. Tetapi kepala sekolah tidak bisa berbuat banyak karena ini masalah sistem. Akhirnya, Ibu Maya bersama kepala sekolah menghadap pengurus yayasan dan menjelaskan Kembali permasalahan yang dihadapi Gibran, namun pengurus juga tidak bisa berbuat banyak. Ibu Maya sangat sedih dan membayangkan Gibran yang begitu bersemangat mengikuti ujian. Akhirnya, Ibu Maya berinisiatif untuk membayarkan tunggakan Gibran, walaupun uang itu sebenarnya simpanan untuk anaknya sekolah. Tanpa berpikir panjang, Ibu Maya memutuskan untuk membantu Gibran. Ia menelepon ibu Gibran dan menjelaskan maksudnya. Ibu Gibran setuju, dan Ibu Maya langsung mentransfer sejumlah uang tunggakan, dan bukti tranferannya di kirim ke wa bundanya Gibran. Tak lama berselang, orang tua Gibran menelepon Ibu Maya dengan suara terbata-bata, seraya berkata, “ Bu maya makasih banyak ya atas bantuannya, semoga bu Maya selalu sehat, saya doakan semoga apa yang dikeluarkan hari ini semoga di balas dengan yang lebih banyak, “ aamiin jawab bu Maya dengan nada lirih karena terharu. Dan akhirnya Gibran bisa melanjutkan mengerjakan soal selanjutnya. Selang beberapa hari, ada perayaan Hari Guru di yayasan. Semua guru tidak diberitahu acaranya, hanya panitia yang tahu. Acara dimulai dengan seremonial seperti biasa. Tiba-tiba, Ibu Maya mendapat notifikasi bahwa akan ada kejutan. Bu Maya hanya bisa tersenyum sambil mereka-reka kira-kira apa ya kejutannya. Acara yang ditunggu-tunggu datang. Semua guru yang masa baktinya di atas 25 tahun diminta untuk naik ke panggung untuk mendapatkan penghargaan, termasuk Ibu Maya. Dengan wajah sumringah dan tepuk tangan dari guru-guru lain, Ibu Maya sambil mengucap hamdallah, berjalan menuju panggung untuk menerima penghargaan. Biasanya, penghargaan hanya berupa piagam dan bingkisan, namun kali ini berbeda. Ternyata ada amplop yang menyertai sertifikat penghargaan tersebut. Sesampainya di rumah, Ibu Maya membuka amplop itu perlahan-lahan. Ternyata isinya di luar ekspektasinya. Uang di dalam amplop itu sama persis dengan jumlah yang ia transfer untuk Gibran. Sambil meneteskan air mata, Ibu Maya bergumam, "Alhamdulillah ya Allah, apa yang saya keluarkan Engkau ganti dengan secepat ini." Ternyata, ketika kita menolong orang lain dengan ikhlas, Allah pasti membalas cepat atau lambat. Sejak kejadian itu, orang tua Gibran sangat dekat dengan Ibu Maya. Mereka bahkan ayahnya Gibran menawarkan bantuan hukum gratis kapan pun dibutuhkan, karena ternyata ayahnya Gibran seorang pengacara. Begitulah berkahnya menolong orang dengan ikhlas kadang tidak membutuhkan waktu lama Allah langsung balas. Semoga kita menjadi orang-orang diberi keberkahan rizki dan bisa membantu kepada orang yang membutuhkan. Aamiin ya robbal alamiin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar