Emar Sulastri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tantangan Guru dalam Mengajarkan Karakter di Era Digitalisasi

Tantangan Guru dalam Mengajarkan Karakter di Era Digitalisasi

Di tengah derasnya arus digitalisasi, dunia pendidikan menghadapi tantangan yang kompleks, terutama dalam pembentukan karakter peserta didik. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat membawa dampak signifikan terhadap cara berpikir, berperilaku, dan berinteraksi siswa, baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun masyarakat. Dalam konteks ini, guru – khususnya guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) – memiliki peran yang sangat strategis dalam menjaga dan menanamkan nilai-nilai karakter yang kuat kepada generasi muda.

Karakter dan Era Digital: Sebuah Kontradiksi?

Era digital membawa banyak kemudahan, tetapi juga menghadirkan berbagai tantangan moral. Informasi begitu mudah diakses, namun tidak semuanya memiliki muatan positif. Media sosial, misalnya, telah menjadi ruang interaksi yang luas, namun juga menyimpan potensi penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan budaya instan yang bisa melemahkan nilai-nilai karakter seperti kejujuran, tanggung jawab, kesopanan, dan empati.

Di sinilah muncul kontradiksi: teknologi di satu sisi adalah alat bantu belajar yang luar biasa, namun di sisi lain dapat menjadi tantangan besar dalam membangun karakter peserta didik jika tidak digunakan dengan bijak.

Tantangan Nyata yang Dihadapi Guru

Keterbatasan Kontrol terhadap Akses Informasi Peserta didik dapat dengan mudah mengakses berbagai konten di internet, termasuk yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral dan Pancasila. Guru seringkali tidak memiliki kontrol penuh terhadap apa yang dilihat dan dipelajari siswa di luar kelas. Perubahan Pola Interaksi Sosial Digitalisasi menyebabkan terjadinya pergeseran pola komunikasi. Banyak siswa lebih nyaman berinteraksi melalui media sosial daripada secara langsung. Hal ini dapat melemahkan kemampuan bersosialisasi, empati, dan kerja sama – nilai-nilai yang penting dalam pembelajaran karakter. Ketergantungan pada Gadget Banyak siswa yang sulit lepas dari gawai mereka, bahkan di dalam kelas. Ketergantungan ini mengurangi fokus mereka dalam menerima nilai-nilai yang diajarkan, serta mengurangi interaksi tatap muka yang menjadi sarana efektif pembinaan karakter. Kesenjangan Digital Tidak semua guru dan siswa memiliki akses dan keterampilan yang sama dalam memanfaatkan teknologi. Kesenjangan ini menciptakan hambatan dalam proses pembelajaran berbasis karakter yang seharusnya adaptif terhadap perkembangan zaman. Kurangnya Keteladanan Digital Di dunia maya, siswa seringkali terpapar oleh tokoh-tokoh publik yang kurang mencerminkan perilaku berkarakter. Tantangan bagi guru adalah memberikan keteladanan, tidak hanya secara nyata di dunia fisik, tetapi juga dalam jejak digital.

Upaya Strategis Guru PKN dalam Menghadapi Tantangan

Sebagai guru PKN di SMP Al Muslim, upaya menanamkan karakter harus dilakukan dengan pendekatan yang relevan dan kreatif. Beberapa strategi yang bisa dilakukan antara lain:

Mengintegrasikan Nilai-Nilai Karakter dalam Pembelajaran Digital

Gunakan teknologi untuk memperkuat nilai karakter, misalnya melalui video pembelajaran yang mengangkat kisah inspiratif tokoh bangsa, atau forum diskusi online yang menanamkan nilai toleransi, demokrasi, dan tanggung jawab.

Membangun Keteladanan dalam Dunia Maya

Guru dapat menjadi teladan digital dengan menunjukkan etika berkomunikasi yang baik di media sosial dan membagikan konten yang mendidik, inspiratif, dan bermuatan nilai-nilai Islam serta kebangsaan.

Mengedepankan Pendidikan Berbasis Nilai dan Spiritualitas

Di lingkungan sekolah Islam seperti SMP Al Muslim, pembelajaran karakter harus diiringi dengan penguatan nilai-nilai spiritual. Menanamkan kesadaran bahwa setiap perilaku akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah adalah fondasi kuat dalam membentuk karakter mulia.

Melibatkan Orang Tua dan Masyarakat

Pendidikan karakter tidak bisa berdiri sendiri di sekolah. Kolaborasi antara guru, orang tua, dan masyarakat sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang konsisten dalam menanamkan nilai-nilai positif.

Penutup

Mengajarkan karakter di era digital bukanlah perkara mudah. Namun, sebagai guru PKN dan pendidik di SMP Al Muslim, kita memiliki tekad dan tanggung jawab besar untuk terus menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam setiap proses pembelajaran. Dengan pendekatan yang bijak, adaptif, dan berbasis nilai-nilai keislaman, insyaAllah tantangan ini bisa dihadapi dengan penuh optimisme demi terciptanya generasi muda yang cerdas secara intelektual, kuat secara moral, dan kokoh dalam spiritualitas.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post