Ema Suryani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Jangan Berdebat dengan Orang Bodoh

Pagi ini suara ponsel berbunyi, pertanda suatu pesan telah masuk. Apakah pesan dari Telkomsel yang selalu gigih mengingatkan tanggal pulsa paketku telah habis? Atau pesan kabar-kabari seputar aktifitas di sekolah dan lainnya. Aku tak sempat melirik, sibuk bergelut di dapur tercinta. Waktu terus berjalan mengiringi setiap langkah. Kegiatanku di rumah berpindah ke sekolah. Saat punggung mendarat di bangku empuk, tempat melepas lelah baru tiba di sekolah. Seorang rekan kerja berkata, “ Sudah baca tulisan kirimanku di WA Grop? Judulnya Jangan Berdebat Sama Orang Bodoh,” sambil berlalu di depanku menuju mesin pangerprint. Aku tertarik hingga langsung membuka dan membacanya. Ceritanya menarik, perdebatan antara seorang anak pintar ditantang si bodoh. Permasalahan tentang hasil perkalian 7 x 3 adalah 21 atau 27. Dengan tantangan kalau si pintar salah akan dicambuk 10 kali oleh guru. Sedangkan kalau si bodoh salah akan rela memenggal kepalanya sendiri. Sang guru memenangkan si bodoh dengan memberi jawaban salah berjumlah 27. Lalu mencambuk si pintar sebanyak 10 kali, walaupun jawaban yang diberi benar berjumlah 21. Si pintar protes, mengapa dia dihukum sedangkan jawabannya benar. Sang guru menjawab, “Hukuman ini bukan untuk hasil hitunganmu, tapi untuk tidak kearifanmu karena berdebat dengan orang bodoh yang tidak tahu kalau 3 x 7 adalah 21.” Sang guru melanjutkan,”Lebih baik melihatmu dicambuk dan menjadi arif daripada guru harus melihat satu nyawa terbuang sia-sia karena memenggal kepalanya sendiri.”

Setelah membaca cerita itu, hatiku bergidik dan senyum tak terasa menggaris di bibir. Cerita itu tak lebih dan kurang hampir sama terjadi di sekitar kita. Kita bisa lihat, orang seperti itu ada. Merasa benar akan sesuatu hal, tapi tidak mau menerima kenyataan kalau ternyata salah. Bersitegang mempertahankan pendapatnya, tak mau mendengar kritikan bahkan saran dari orang lain. Capek dan letih kita menjelaskan, tetap cakap dia juga yang benar dan mau didengar. Cakap orang lain tak masuk dalam pikirannya. Bahkan membuat pemisah membentuk zona barat dan zona timur. Mencari dukungan pembenaran atas pendapat-pendapatnya.

Sikap bagaimana yang harus kita tunjukkan kepada orang seperti ini? Kita tetap berteman dengannya jangan menjauh atau membuat jarak. Kalaupun hati kita geram melihat tingkah dan ucapannya, kita coba terima. Karena sudah itulah kodrat yang tergaris untuk dirinya. Istilahnya wong waras iku, seng sabar. Karena berdebat untuk sesuatu yang tidak perlu hanya menguras energi percuma (pekerjaan sia-sia). Lebih baik diam, bukan berarti kalah. Ada saatnya kita diam untuk menghindari atau mengakhiri perdebatan yang tidak perlu. Menang juga tidak suatu prestasi yang membanggakan, apalagi menang dari orang yang tidak menyadari kenyataan ( sadar diri ) atau tidak mengerti.

Kita bisa mengambil pelajaran untuk diri sendiri dalam bersikap. Jangan merasa diri selalu benar, tidak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Kesalahan, kealfaan dan khilafan sepenuhnya milik manusia sebagai makhluk yang lemah dan hina. Teman yang baik adalah teman yang mengingatkan dikala kita salah. Bukan teman yang membiarkan kita tetap dalam kesalahan. Apalagi mendukung kita berbuat yang salah. Belajarlah menerima kritikan walaupun itu sakit. Anggap sebagai motivasi untuk membuat diri menjadi lebih baik lagi. Sambil terus berharap kepada Allah SWT mohon perlindungan dan menuntun kita selalu ke jalan yang benar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Excellent

08 Oct
Balas

Kritik ahh..senyum jangan segaris ya k Ema..

08 Oct
Balas

Sering-sering senyum ngak enak juga Un. Nanti banyak yang nanyak,

08 Oct

Berarti yg dicambuk nanti HN ya k Ema..hehhe

08 Oct
Balas



search

New Post