Ema Suryani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Mengapa Harus Sakit?

Setiap orang pernah merasakan sakit. Seringan atau seberat apa pun sakit diderita akan menyebabkan seseorang menjadi lemah. Segala aktivitas menjadi terganggu bahkan terhambat. Tak jarang kata-kata mengeluh keluar saat sakit menyerang. Seperti, “ Mengapa saya yang harus sakit? Mengapa sakit ini gak sembuh-sembuh? Mengapa sakit saya seberat ini?” Pertanyan demi pertanyaan terucap tanpa ada jawabannya.

Pertualangan mengusut penyebab sakit pun dilakukan. Layaknya seorang detektif dalam film-film Barat, berpikir keras memecahkan sebuah kasus kriminal. Hingga makanan yang tak berdosa menjadi tersangka penyebab sakit diderita. Seseorang berkata,”Aku sakit perut, setelah makan ayam penyet.” Tak mau kalah seorang temannya menyambar pembicaraan dan berucap,” Iya, aku juga, kepala pusing setelah minum jus timun.” Masih banyak kalimat-kalimat menyalahkan makanan penyebab sakit bisa kita dengar.

Tidak sepantasnya kita mengeluh bahkan mencari-cari tumpuan kesalahan. Malah seharusnya kita bersyukur diberikan rasa sakit. Loh, sakit kok harus disyukuri? Bukankah sakit itu tidak enak? Berdasarkan penelitian, rasa sakit adalah dorongan kuat untuk menghindari tindakan dan perilaku yang dapat membahayakan diri (waspada). Coba bayangkan, bagaimana seseorang tidak bisa merasakan sakit? Apakah keberuntungan bagi dirinya? Sebenarnya tidak, malah jauh lebih berisiko untuk terkena cedera mematikan karena tidak menyadarinya ketika terluka. Seperti yang terjadi di sekitar kita, orang yang kita anggap sehat dan kuat secara fisik. Tak disangka-sangka mendapat kabar telah dirawat di rumah sakit. Bahkan ada yang meninggal dunia.

Sakit yang dialami menjadi alarm pengingat diri untuk lebih bersikap waspada. Tubuh bereaksi terhadap sesuatu yang terjadi. Seperti makanan, tindakan fisik dan bahkan situasi terjadi di sekitar yang bisa menyebabkan tekanan mental (stress). Kita sadari mati tidak bisa dihindari oleh siapapun. Karena mati adalah jodohnya hidup. Setiap mahkluk yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Sebaliknya sakit juga demikian, kita tidak tahu kapan akan menyerang diri. Hal yang bisa kita lakukan hanya melakukan pencegahan. Sebagaimana pepatah mengatakan “Mencegah lebih baik daripada mengobati.”

Bagaimana pula bersikap kalau sakit menerpa diri? Sebagai orang yang beriman hendaknya orang yang sakit memahami bahwa sakit sebagai ujian dan cobaan dari Allah. Dan perlu ditanamkan dalam keyakinan bahwa ujian dan cobaan bukan hukuman melainkan tanda kasih sayang Allah. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ، وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ،

فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ

“Sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya, barang siapa yang ridho (menerimanya) maka Allah akan meridhoinya dan barangsiapa yang murka (menerimanya) maka Allah murka kepadanya.”

Dapat dipahami, sakit bentuk kasih sayang Allah kepada hambanya. Memberikan cobaan besar berarti pahala yang besar telah menanti bagi yang ridho menerimanya. Sebaliknya siksa Allahlah yang didapat bagi yang mengeluh menerimanya. Kita tidak tahu rahasia apa yang diberikan Allah melalui sakit yang diberikan. Sebagaimana firman Allah yang artinya “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah, ayat :216)

Oleh karena itu, bersabarlah terhadap sakit yang diderita jangan berputus asa. Kita tidak tahu kebaikan apa yang menanti. Sambil terus berharap rahmat dari Allah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Betul Bangettt... Terima Kasih tulisannya udah ngingatin kita utk bersyukur.

14 Oct
Balas



search

New Post