Emi Indra

Lahir di desa Soni 13 Juli 1972. Punya anak semata wayang. Mengajar di SMPN 1 Palu. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hati Yang Terjaga

Hati Yang Terjaga

“Jagalah hati jangan kau kau kotori,

Jagalah hati lentera hidup ini,

Jagalah hati jangan kau nodai,

Jagalah hati cahaya ilahi”.

Bait lagu Aa Gym ini memberi pesan yang sangat dalam, bahwa hati merupakan organ tubuh yang perlu dirawat, dijaga dan disucikan agar tetap sehat.

Saat hati menemukan apa yang dia rasa, sedih atau bahagia semua berawal dari hati. Bagaimana saat hati mendustai ekspresi dalam bahasa tubuh yang tampak dipermukaan? Mungkin, hati kita sedang bersandiwara, berkamuflase atas rasa apa yang secara menyeluruh merangkulnya.

Jangan biarkan hati tandus, kering iman. Berikan haknya, agar merasakan kedamaian. Damai ketika ingat dan dekat dengan Penciptanya.

Jangan biarkan hati semakin gelap, karena jarang dibasuh dengan amal shaleh. Rawatlah, agar apa yang ia ciptakan dari kita membuahkan kebaikan bagi diri sendiri juga orang lain.

Kita berhak menentukan warna hati kita sendiri. Namun harus tetap dijaga agar tak sampai retak, patah apalagi hancur. Jangan izinkan hati kita mendendam, karena itu sama saja menuliskan tinta hitam pada hati, mengisinya dengan hal-hal buruk yang merusuh.

Jangan biarkan hati merestui saat amarah menguasai karena bisa-bisa ekspresi kita akan masam, bahasa tubuh takkan ramah.

Jangan biarkan hati kita mengamini gundah yang bersemayam dalam dada, karena bisa-bisa sekitar kita akan terluka akibat tak mampunya ekspresi dan bahasa tubuh menutupi.

Jangan biarkan hati membukakan pintu pada siapa saja yang mengetuknya. Biarkan Allah yang memberi yakin saat kapan pintu ini akan kau bukakan.

Jangan izinkan hati terlalu bahagia hingga lupa untuk bersyukur. Biarkan bahagia berteman akrab dengan rasa syukur yang berupaya kita tanam.

Jangan izinkan hati membesar karena kesombongan. Sebab jika diizinkan, kelak akan menjadi boomerang bagi kita kemudian.

Jangan abaikan hatimu saat mengisyaratkan tidak atau jangan. Karena hati adalah alarm terbaik dalam hidup, isyarat baik atau tidaknya sesuatu ia selalu kabarkan. Saat kita abaikan alarm pertama, alarm kedua takkan sama kepekaannya.

Jaga, jaga hati. Karena ia adalah segumpal daging dalam tubuh yang menjadi penentu keseluruhan yang ada pada diri kita. Hati-hati dengan hati, jangan sampai menyakiti hati, karena hati yang tersakiti akan membawa petaka.

Dari sini, dari hati, semua berakar, bermula dan berawal. Mari kita merawat hati kita sebagaimana merawat fisik kita.

Morowali, 20 Januari 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post