BERTANAM TEBU DI TEPI BIBIR
#tantangan gurusiana hari ke-204
BERTANAM TEBU DI TEPI BIBIR
OLEH : EMILIA TRIAS ANANDA
Ketika sedang menjemur pakaian pagi tadi terlintas ide dari pepatah bagai menanam tebu di tepi bibir. Saya catat ide yang melintas di sebuah kertas yang nampak di atas meja. Tak terburu mencatatnya di buku saku. Buku hijau itu tak kelihatan. Daripada ide itu hilang di hembus angin maka solusi terbaik adalah ambil yang terdekat dan tuliskan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti bertanam tebu di bibir adalah mengeluarkan kata-kata manis (untuk membujuk dan sebagainya). Arti lainnya dari bertanam tebu di bibir adalah mengeluarkan perkataan yang manis-manis (memuji-muji dan sebagainya), tetapi mempunyai maksud yang kurang baik.
Bermulut manis dengan maksud tertentu disebalik itu tentu tak elok dilakukan. Puja dan puji diumbar agar tujuan tercapai. Menghalalkan segala cara. Teringat saya cerita Abu Nawas dengan kopiah usangnya. Mendeteksi sebuah kecurangan melalui kopiah lusuh dan bau. Pejabat pada pemerintahan Sultan Harun Al-Rasyid disinyalir banyak melakukan korupsi. Abu Nawas melakukan misinya. Membawa kopiah lusuh dan bau lalu mengatakan bahwa bagi yang tidak pernah melakukan kejelekkan maka ia akan merasakan harumnya surga di balik topi itu.
Maka diujilah para pejabat tersebut. Untuk menutupi kebohongan, mereka mengatakan mencium bau yang harum walau sebenarnya bau kopiah usang dan lusuh menyesap ke hidung mereka. Bisa dibayangkan bau kopiah itu bukan. Tak seorangpun mengaku telah mencium bau yang tak enak. Baginda heran lalu turun langsung mencium kopiah tersebut. Bisa ditebak baginda murka dan memecat pejabat tersebut.
Kisah yang penuh kelucuan namun syarat makna. Bermuka manis, berkata manis namun tak sebenarnya. Apalah manisnya hidup jika harus berbuat demikian. Hilang kebahagian, hilang harga diri bahkan bisa hilang muka.
Tak ada seelok bermuka manis, berkata manis namun sesuai yang diucapkan dengan maksud yang sebenarnya. Jangan mudah tertipu mulus manis tapi hati berbisa. Salam!
Payakumbuh, Ahad di 3 Januari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ondeh Mande Tusde.... Bantuak syair lagu ... Keren menewen. Salam sukses dan salam Literasi
Terima kasih pak. Salam sukses juga pak.