Emilia Trias Ananda

ldquoKalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar maka jadilah penulisrdquoImam AlGhazali Emilia Trias Ananda lahir di Kota Payakumbuh

Selengkapnya
Navigasi Web
SAMBA LADO TERI PATAI PADEH
Sumber : Foto Ummu Afwa

SAMBA LADO TERI PATAI PADEH

#tagur-129

SAMBA LADO TERI PATAI PADEH

oleh : EMILIA TRIAS ANANDA

Walaupun harga cabe semakin terdepan namun kecintaan kami sekeluarga terhadapnya tak tergantikan. Hiks…. Begitulah persahabatan kami dengan cabe. Hehehe. Maka malam ini menu kami ada samba ladonya. Secara sejak pagi irit cabe. Memaksimalkan sisa balado telur kemarin. Akhirnya samba lado juga pelariannya. Cobalah satu hari makan tanpa cabe bagaimana rasanya.

Cabe yang dikenal sebagai bumbu masakan bagi penyuka cita rasa pedas ternyata punya banyak manfaat. Dari beberapa referensi yang saya baca ternyata cabe bisa dijadikan obat penyembuh luka. Saya masih ingat dulu kalau kaki terinjak paku maka bapak saya akan meracik cabe lalu diberi minyak goreng dan dipanaskan lalu dioleskan pada kaki yang kena paku tadi. Sebelumnya bersihkan dulu kaki yang terinjak paku tersebut.

Cabe juga bisa meringankan sakit kepala. Rasa pedas pada cabe yang ditimbulkan capsaicin dapat menghalangi otak menerima rasa sakit dari pusat sistem saraf. Terhambatnya perjalanan sinyal ini akan mengurangi rasa sakit kepala. Namun saya tak tahu apa jadinya kalau sakit kepala itu muncul karena memikirkan harga cabe yang meroket hari ini. Mungkin harus mencari obat alternative lain ya.

Satu lagi cabe bisa meredakan pilek dan hidung tersumbat. Zat capsaicin pada cabe dapat mengencerkan lendir sehingga lendir yang tersumbat dalam rongga hidung akan menjadi encer dan mudah keluar.

Saat musim penghujan ini makan mie atau bakso pakai cabe yang banyak juga bisa mengalihkan perhatian sejenak dari harga-harga yang berpacu naik melesat tinggi. Sampai ternganga-nganga saya melihat begitu cepatnya harga barang-barang pokok naik dengan manisnya. Lupa saya cara tersenyum. Tersenyum pada keadaan sekarang.

Samba lado teri patai saya sudah masak. Makan dengan nasi panas. Betul-betul membuat hidung saya berair. Mata juga. Nyata sekali kalau lado itu memang padeh sekali. Lupa saya apa tadi garamnya cuma seuprit saya masukan. Ceritanya penghematan. Hiks…

Alhamdulillah kita masih bisa makan seperti biasa bersama orang-orang tersayang. Prinsipnya jangan pikirkan harga yang meroket sedang makan. Nikmati saja. Nanti kalau selesai makan baru pikirkan lagi. Hehehe. Ngga gitu juga konsepnya. Yang penting banyak-banyak bersyukur niscaya Allah akan tambah nikmatNya untuk kita.

Payakumbuh, malam di Ahad hujan 19 Juni 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasan kulinernya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi

19 Jun
Balas

Jadi ingat lagu sambaladonya ayu ting-ting

19 Jun
Balas



search

New Post