emi priyanti

Emi Priyanti lahir di Brebes, 24 Agustus 1968. Masuk SDN Penjaringan 08 Pagi Jakarta tahun 1975, lulus dari SDN Pejagala...

Selengkapnya
Navigasi Web
KAWASAN KOTA TUA, SEPOTONG PENINGGALAN BELANDA DI JAKARTA

KAWASAN KOTA TUA, SEPOTONG PENINGGALAN BELANDA DI JAKARTA

Kawasan Kota Tua merupakan salah satu destinasi wisata bersejarah yang terletak di Jalan Taman Fatahillah nomor 1, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Letaknya depan Stasiun Kereta Api Jakarta Kota, yang terkenal dengan nama Beos.

Antara Stasiun Kota dan Kawasan Kota Tua terdapat Halte Bus Trans Jakarta Kota. Ada juga halte Trans Jakarta di Kali Besar yang menuju ke Terminal Bus Kota Jakarta. Dari sini lebih nyaman berjalan kaki menuju Museum Fatahillah. Kita dapat foto-foto dengan latar belakang gedung-gedung tua dengan leluasa. Tidak seramai depan Stasiun Kota.

Bagaimana caranya ke Kawasan Kota Tua, Bestie? Gampang…naik Trans Jakarta (tije) saja. Sekali menempelkan kartu emoney senilai Rp 3.500,00 di atas pukul 07.00. lebih murah lagi sebelum pukul 07.00, hanya dua ribu rupiah. Bestie dapat sampai di Kota Tua, dari mana pun naik tije. Bisa juga naik kereta api, turun di Stasiun Kota. Begitu keluar stasiun, langsung bisa menikmati kemegahan Kawasan Kota Tua. Naik motor bisa parkir di sekitar Kota Tua.

Kemegahan gedung-gedung di Kawasan Kota Tua mengingatkan saat Belanda menjajah Indonesia. Di antara rasa pedih, ada rasa bangga menatap kemegahan gedung-gedung peninggalannya. Apalagi membayangkan sungainya yang dulu menjadi sarana transportasi air. Berandai-andai jika masih dapat digunakan.

Kawasan Kota tua di Jakarta berpusat di Alun-Alun Gedung Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta. Kita dapat menyaksikan perjalanan sejarah Jakarta, Replika peninggalan Kerajaan Tarumanegara dan Pajajaran, hasil arkeologi di Jakarta. Dapat disaksikan juga ruang tempat hukuman untuk para pahlawan nasional.

Di kirinya terdapat Museum Wayang dengan koleksi wayang dari berbagai daerah di Indonesia dan dunia. Di Museum Wayang pun kerap ada penampilan wayang orang. Ada juga Museum Seni dan Keramik yang sangat indah dan megah gedungnya mirip istana dengan pilar-pilar kokoh berwarna putih. Di dalamnya penuh dengan karya seni yang luar biasa. Beraneka jenis keramik dan seni rupa khas dari Indonesia hingga mancanegara. Museum ini juga menyimpan beberapa peninggalan sejarah.

Berhadapan dengan Museum Fatahillah terdapat Café Betawi yang sangat kental nuansa Belanda. Di samping café ada Gedung Pos yang terasa megah namun sunyi dengan kedai sederhana. Di sampingnya terdapat area parkir motor yang sangat padat. Terdapat juga banyak penjual kuliner unik khas Jakarta dan berbagai jajanan rakyat.

Yang unik di Kawasan Kota Tua adalah banyaknya spot foto khas. Ada yang bergaya pengantin, ada sepeda, ada bunga, ada pejuang, dll. Ada juga penyewaan topi dan sepeda. Kita juga dapat membeli berbagai souvenir yang digelar di trotoar. Ada tawaran jasa membuat tato dan lukisan juga. Ada juga area seni tiga dimensi yang hasilnya lumayan bagus, mirip seperti di Lembang.

Tak jauh dari Stasiun Jakarta Kota terdapat Museum Bank Indonesia. Di sini, pengunjung bisa melihat koleksi uang kertas yang pernah beredar di Indonesia. Di sebelahnya terdapat Museum Bank Mandiri. Kita dapat melihat beragam koleksi perbankan.

Tiket untuk masuk ke museum-museum di Kawasan Kota Tua untuk umum lima ribu rupiah, sedangkan untuk pelajar dua ribu rupiah. Khusus di Museum Bank Indonesia, para pelajar gratis jika menunjukkan kartu pelajar.

Kuliner juga tidak jauh berbeda. Untuk minuman kemasan botol yang putih maupun teh lima ribu rupiah. Kita dapat menemukan jajanan khas Betawi seperti kerak telor, asinan sayur, asinan buah, toge goreng, harum manis, kue pancong, selendang mayang, cingcau, soto, dan lain-lain. Jika sedang ada acara, biasanya jajanan lebih banyak ragamnya. Kita juga dapat menikmati mie ayam bakso, pecel, mie goreng, dan lain-lain yang harganya standar.

Yuk, Bestie…jalan-jalan ke Jakarta. Mumpung pandemi udah reda.

Jakarta, 19 September 2022

Bionarasi

Emi Priyanti lahir di Brebes, 24 Agustus 1968. Putri ketiga dari almarhum Bapak suryo Sumanto dan Ibu Siti Thoifah ini mengajar dan sekarang menjadi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum di SMPN 30 Jakarta. Menulis empat buku mandiri di Media Guru dan empat puluhan berbagai jenis antologi bersama berbagai komunitasnya. Penulis dapat dihubungi di 081322593519 atau [email protected]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

19 Sep
Balas

Alhamdulillah....makasih, Pak Ustad... Salam literasi...

19 Sep

Mantap ulasannya

19 Sep
Balas

Makasih, Bu Risma...

19 Sep

Mantap ulasannya

19 Sep
Balas

Mantap surantap Bu. Salam sehat dan sukses selalu.

19 Sep
Balas

Salam sehat dan bahagia selalu buat Bu Anni. Sampai jumpa di Jakarta...

19 Sep

Luar biasa ulasannya,bunda.

19 Sep
Balas

Makasih, Bu Lia... Tadinya mau nulis tentang Kampung Tugu, lengkap dengan Prasasti Tugu, Gereja Tugu, dan Keroncong Tugu. Pas survei kemarin, fotonya bagus-bagus. Jadi berubah dech yang dikirim.

21 Sep



search

New Post