Hari ini saya mengikuti pelatihan menulis satu guru satu buku (SAGUSABU) angkatan ke II di muara bungo, saat mendapat pengumuman seminar tentang sagusabu seminggu yang lalu dari salah satu teman saya dan saya pun bertanya tentang apa itu sagusabu tersebut, dia pun mengajak saya iKut mendaptar diri untuk mengikuti seminar tersebut dan saya pun tergiur dengan ajakannya dan mendaptarkan diri.

Dua hari berikut nya masuklah pesan di whatshaap sayasurat pemanggilan peserta dan jadwalnya serta daptar nama yang mendaftar sagusabu tersebut,dan saya perhatikan nama-nama satu persatu ada yang terasa mengaganjal, kenapa tidak Ada nama dari banyaknya peserta yang gelar dibelakang namanya dari dunia kesehatan, apa seminar ini hanya teruntuk kalangan guru”pikir saya. Saya pun berniat mengundur diri untuk tidak mengikuti seminar ini.

Setelah beberapa saat berpikir,Saya pun langsung menelepon salah satu dari panitia dari kegiatan SAGUSABU angkatan 2 ini supaya saya bisa meyakinkan diri apa benar seminar ini teruntuk kalangan guru saja, setelah dijelaskan bahwa memang benar kebanyakan yg mendaptar adalah para pendidik tetapi ada juga sebagian anak murid SMA dan SMP yang bergabung didalamnya. Seminar ini bisa untuk kalangan umum, tidak menutupi untuk siapapun yg mendaptar dan bergabung untuk mengikuti seminar ini selama mereka masih punya niat untuk berkarya” ujar dari slah satu penitia.

Terimakasih kepada panitia SAGUSBU yang ke-2, hari ini bukan hanya ilmu mengenai buku saja yang saya dapatkan tetapi hari ini saya disadarkan bahwa berkarya tidak boleh dilihat dari wadahnya saja harus selalu ingat tujuan positif lainnya juga. pelatihan ini juga sebagai ajang silaturahmi antara guru dengan muridnya, reuni untuk sesama alumi sekolah tertentu bahkan menambahkan teman baru karena pesertanya dari berbagai daerah. sayapun tidak menyangka, dengan umur mereka yang tidak muda lagi mereka lebih semengat bandingkan dengan saya yang masih muda ini. Ada rasa malu yang sangat besar dengan diri ini.