Kemang
Kemang
Pentigraf Emiwati
Aku sudah memasuki tahun kedua di rumah kontrakan ini. Jaraknya tak begitu jauh dari tempat tugasku sebagai ASN. Tempat yang rindang dan damai. Berbanding terbalik dengan tempat aku dibesarkan. Hal lain yang aku suka adalah pohon "kemang" yang tumbuh di belakang bedeng tiga pintu, kontrakkanku. Selain melindungi dari terik matahari, pohon itu tak hentinya berbuah. Buahnya yang berjatuhan dapat dinikmati siapa saja yang melintas atau sengaja mencarinya di bawah pohon rindang itu. Karena tak terampil mengolahnya, aku sering menikmati saja sambal macang kiriman tetanggaku.
Gara-gara usianya yang sudah cukup tua, pohon besar itu somplak. Lalu ditebang tuanya. Aku dan warga sekitar mengamati sambil bersiap menyelamatkan buahnya yang berjatuhan. Tiba-tiba phonesell-ku berdering. Rupanya ayahku dan Mbak Ratih sedang dalam perjalanan mengunjngiku. Aku makin semangat memungut buah kemang. Selain untuk oleh-oleh, juga untuk dimasak bersama Mbak Ratih.
Begitu sampai, Mbak Ratih langsung mengolah kemang menjadi sambal yang sedap. Kami pun santap dengan lahap. Setelah itu kami beristirahat sambil bercerita banyak hal. Malamnya ayahku demam, panas tinggi. Matanya merah giginya mengatup rapat, tak menyambut ketika kutanya. Pada waktu bersamaan, Mbak Ratih menjerit histeris. Ia menatap tajam langit-langit kamar. Seorang gadis menempel di sana. Ia pun menatap tajam padaku. Seringainya itu membuat tubuhku tiba-tiba dingin. Tubuhku lemas dan mengigil. Aku sangat takut, namun tak kuasa membalikkan tubuhku. Dalam sekejap gadis itu sudah berada di sampingku. "Kenapa kamu biarkan mereka tebang rumahku?" ujarnya samar, namun jelas terdengar.
Muarabuluan, 16092021
# Tagur 272
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Asli jadi ingat saat masih dinas di seberang, kepercayaan masyarakat dengan hal2 yang berbau mistis masih sangat kuat,, jadi ngeri,, hehe.. Mantap Uni.. Sukses selalu
Makasih tetap mampir, salam literasi
Keren pentigrafnya bu. Sukses selalu bu
Terima kasih Bu Syafrineti, salam sukses juga buat ibu
Wow kerasukan Jin ternyata keduanya bund..
Ha ha , sepertinya begitu Bapsk
Berdebar membacanya Bu, tp penasaran
Makasih sudah singgah ibu sayang, salam sukses selalu
Mantap
Mantap
Mantap
Makasih Bu Nel, salam sukses
Jadi Ingat Pohon Besar yang ada di Simpang kemang, latarnya terbayang disana saya bu...
Nah jadi nyata kisahnya Bu, salam literasi