Emiwati

Emiwati, S. Pd. adalah alumni Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas ...

Selengkapnya
Navigasi Web
LANGKAH MUDAH  MENULIS PUISI

LANGKAH MUDAH MENULIS PUISI

LANGKAH MUDAH MENULIS PUISI

Emiwati

Guru SMP Negeri 3 Batang Hari, Jambi

1. TENTUKAN TEMA

Sebelum membuat puisi, penting sekali untuk menentukan tema. Tema berfungsi sebagai acuan dasar yang digunakan oleh penulis untuk mengembangkan larik-larik puisinya. Tema juga termasuk salah satu unsur yang sangat penting dalam sebuah puisi. Jadi, seluruh isi, amanat, dan aktivitas imajinasi di dalam puisi fokus pada tema yang telah ditentukan/dipilih.

2. TENTUKAN POSISI PENYAIR

Setelah menentukan tema, selanjutnya tentukan posisi penulis/penyair terhadap tema yang dipilih. Penulis bisa menentukan posisnya secara imajinasi. Dengan mengimajinasikan posisi penyair, maka akan terbangun suasana atau perasaan penulis, dalam imajasi. Misalnya kita akan menulis puisi tema perjuangan, maka penyair bisa mengimajinasikan dirinya adalah bocah yang ditinggal ibunya di panti asuhan. Setelah dewasa ia berjuang mencari ibunya, namun takditemukannya.

Dengan posisi demikian, akan muncul suasana sulit, sedih, dan letih.

2. TENTUKAN KATA KUNCI

Jika telah menentukan tema, selanjutnya adalah menentukan diksi atau kata kunci.

Berdasarkan tema dan posisi penyair, seperti di atas, diksi atau kata kunci yang bisa muncul adalah; sedih, rindu, letih, penuh tanya, doa, penuh harap, marah, letih, pasrah.

Langkah selanjutnya adalah mengembangkan kata-kata kunci menjadi baris-baris kalimat atau larik puisi. Misalnya satu kata kunci digunakan untuk satu larik. Atau bisa juga satu kata kunci kemudian dikembangkan menjadi beberapa baris, atau menjadi satu bait (puisi tidak wajib berbait).

3. KUATKAN DIKSI

Diksi atau pemilihan kata menjadi keunikan tersendiri dalam sebuah puisi. Banyak puisi bagus yang terdiri dari pemilihan kata-kata sederhana, atau kata yang dipakai di keseharian dan tidak asing di telinga kita. Banyak pula puisi bagus dengan pemilihan kata yang jarang didengar orang.

Sebenarnya, hal ini tergantung dari selera dan minat penulis. Tak ada aturan wajib, ikuti saja diksi yang kamu sukai.

Jika gaya menulismu sederhana, maka tulislah puisi dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Namun, jika lebih suka menulis dengan kata-kata yang bermakna mendalam, padat, dan rumit, silahkan saja. Tak perlu ragu-ragu.

Untuk mendapatkan diksi yang padat itu, kita bisa membuka kamus sinonim dan kamus antonim. Kita dapat memilih satu dari beberapa sinonim atau antonim kata yang dimaksud. Tujuannya untuk memberi efek yang makin kuat pada pembaca.

Misalnya sinonim sedih = duka, lara, nestapa, pilu, kelu, sendu, muram.

Pilihlah yang paling tepat menyampaikan maksud kita.

4. GUNAKAN RIMA

Rima adalah persamaan atau pengulangan bunyi pada larik-larik puisi. Jika persamaan/pengulangannya di awal baris/larik, disebut rima awal. Persamaan pada akhir larik, disebut rima akhir. Kita bisa menggunakan salah satunya, atau keduanya secara bervariasi.

Rima membuat puisi lebih tertata. Rima menjadi esensial untuk menambah lantunan saat membaca. Rima tak sekadar pemanis dalam puisi, tapi juga akan mengasah sisi kreatifmu untuk mencari padanan kata yang memenuhi lantunan pada kata sebelumnya.

Rima sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu:

* Rima Baris, yaitu Pengulangan kata antara satu baris dengan baris yang lainnya.

* Rima kata, terdiri atas perulangan suku kata pada larik-larik dan rima perulangan kata sepenuhnya pada larik-larik puisi.

5. BAIT

Jangan samakan bait puisi dengan larik pada puisi. Perbedaannya, baris atau larik puisi adalah satu kalimat atau satu baris di dalam bait. Larik atau baris adalah bagian dari bait. Bait sendiri merupakan kumpulan baris atau larik yang tersusun dengan rapi.

Puisi lama, biasanya membatasi satu bait terdiri dari empat larik. Namun, dalam puisi baru, larik yang terdapat dalam satu bait tidak dibatasi. Kita bisa membuat bait sesuai keinginan atau mengikuti jenis-jenis bait yang sudah ada, yaitu distikon (puisi dengan masing-masing dua baris di setiap bait), terzina (terdiri dari tiga baris per bait), kuatren (empat baris per bait), kuint (lima baris per bait), atau sonata (terdiri dari empat baris di masing-masing dua bait pertama dan tiga baris di masing-masing dua bait terakhir). Perlu diingat, puisi baru juga memperkenankan puisi ditulis tanpa bait.

6. PENULISAN PUISI

Kembangkan kata kunci dan diksi menjadi larik -larik puisi. Jika ingin puisi berkaitan, susunlah kata-kata, larik-larik puisi menjadi bait-bait yang indah. Sunting dan kembangkan lagi hingga menjadi satu puisi utuh dan bermakna.

Satu yang harus kita ingat, puisi bukanlah sebuah artikel. Puisi ditulis dengan tulisan ringkas, padat, dan indah.

Pilihlah kata yang sesuai dan mewakili unsur keindahan sekaligus bermakna padat dan cermat.

7. PENUTUP PUISI

Biasanya, puisi akan lebih mengena jika ditutup dengan akhiran yang dramatis dan ‘menusuk’ rasa pembacanya. Hal itu memungkinkan puisi dibaca berulang kali. Pemilihan suasana dan kesan akhir puisi ini menjadi taktik yang bisa dimanfaatkan sebagai ungkapan ‘save the best for the last’, atau siapkan yang terbaik pada bagian akhir.

Selain dengan dramatis, kita juga bisa melebarkan kreativitas dan memilih akhir puisi yang justru tidak dapat dibayangkan oleh pembaca kita, atau membuat sebuah twist di akhir. Jika tidak memiliki akhiran dramatis, kita harus bisa mengimbangi susunan puisi di awal, sehingga tidak menyebabkan ketimpangan yang membuat puisi kita kehilangan maknanya.

Alur penuturan puisi diusahakan agar mengalir dengan konstan berfokus pada hal yang ingin kita bicarakan, ditutup pula dengan alur yang sama.

8. PERHATIKAN KETERBACAAN

Puisi harus menyampaikan maksud dan tujuan yang dapat dimengerti oleh orang lain. Karakteristik utama puisi penuh dengan bahasa kiasan, bukan berarti kita menuliskan puisi yang terlalu banyak majas dan ungkapan indah tanpa makna berarti. Puisi tetap harus mempunyai makna tersendiri, yang konsisten dan koheren.

9. REFERANSI DAN PENYUNTINGAN

Membuat puisi berbeda dengan merangkai kata untuk bercerita. Menulisnya membutuhkan inspirasi yang banyak agar menemukan diksi yang tepat. Salah satu trik untuk mendapatkan inspirasi adalah dengan banyak-banyak membaca contoh puisi yang sudah ada. Penulis yang baik, sejatinya juga pembaca yang baik. Maka untuk mahir menulis, hendaklah kita gemar membaca.

Selanjutnya lakukan penyuntingan, (boleh beberapa kali), berdasarkan referensi, dan masukan beberapa pihak.

10. PILIHKAN JUDUL YANG MENARIK

Setelah melalui tahap penyuntingan, barulah menentukan judul. Pilihlah judul yang menarik. Misalnya menggunakan kata yang bermakna dalam, tidak terlalu panjang, dan mudah diingat.

Kita bisa menggunakan kata-kata yang mewakili tema, amanat, atau konflik. Bisa juga dengan menggunakan diksi utama dalam puisi yang kita tulis.

Selamat Berkarya,

Jika dimulai maka selesai

Jika berkarya maka tercipta

Salam literasi ....

*****

Muara Bulian, 14 Oktober 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih ilmunya bunda. Tulisan sangat bermanfaat. Salam literasi

14 Oct
Balas

Sama ibu sayang Alhamdulillah Semoga berkah

04 Jan

Sama ibu sayang Alhamdulillah Semoga berkah

04 Jan



search

New Post