Emiwati

Emiwati, S. Pd. adalah alumni Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas ...

Selengkapnya
Navigasi Web

WASPADA KLEPTOMANIA (1)

WASPADA KLEPTOMANIA (1)

Emiwati

 

*

 

Beberapa waktu lalu, santer pemberitaan tentang seorang ibu yang tertangkap mencuri coklat di salah satu minimarket. Publik sudah menyaksikan sendiri, betapa ibu tersebut merasa benar, lalu mengadukan karyawan minimarket yang merekam insiden yang sangat tak patut itu. Alhasil peristiwa ini berbuntut panjang, bahkan sampai ke tangan lembaga kepolisian. 

 

*

 

Apa dan bagaimana kelanjutannya sudah diinformasikan oleh berbagai sosmed?

Ibu muda pencuri coklat yang mengadukan karyawan minimarket, terbukti bersalah, dan  dengan pasrah harus meminta maaf kepada karyawan yang sempat dimakinya itu. Selain itu, ia tetap harus membayar coklat yang diambilnya diam-diam itu. 

 

*

 

Ketika dikonfirmasi media, suami tertuduh mengatakan bahwa istrinya memiliki kebiasaan yang unik. Betul kebiasaan itu merupakan hal yang unik? 

Dapatkah kita katakan unik, jika pemikiran, keinginan, atau naluri seseorang tergerak untuk mencuri benda-benda sepele,  seperti: permen karet, sebatang coklat, atau jepit rambut, yang sebenarnya mereka sangat mampu membelinya?

 

*

 

Jawabnya "tidak" karena bisa jadi yang bersangkutan menderita "kleptomania". Sejatinya kleptomania, adalah kelainan yang berkaitan dengan mental seseorang. Menurut Dosen Departemen Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) Margaretha SPsi PGDipPsych MSc, kleptomania biasaya dipicu oleh kondisi stress.

 

*

 

Margaretha selanjutnya memaparkan bahwa kondisi stress yang memicu keinginan untuk mencuri, disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini.

 

*

 

 

Pertama, faktor biologis seperti orang yang rentan stress karena di dalam tubuhnya kekurangan zat neurotransmitters, hormon serotonin, dan zat-zat lain yang masih dalam tahap penelitian.

 

*

 

Kedua, faktor psikologis karena orang-orang dengan gangguan kleptomania biasanya memiliki gangguan psikologis lain atau komorbid seperti gangguan kepribadian, penyalahgunaan zat seperti alkohol dan zat adiktif lainnya, serta gangguan mood seperti depresi atau bipolar.

 

*

 

Terkait faktor psikologi ini bisa jadi penyebab, tetapi ini juga bisa dampak bagi penyintas kleptomania. Orang-orang ini karena mereka gagal menghentikan perilaku mencuri, mereka bisa jadi stress dan depresi.

 

*

 

"Akan tetapi sebaliknya, jika penyintas kleptomania tidak mencuri mereka bisa stress dan depresi karena kompulsinya obsesi, dan kompulsinya sangat kuat. Berpikir terus menerus dan ingin kembali melakukan. Kalau dihentikan paksa mereka jadi tidak bahagia dan makin stress,” terang Margaretha

 

 

Bersambung ....

 

Muara Bulian, 21 Agustus 2022

 

Tagur 1/762

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post