Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Ada yang bisa direncanakan. Ada juga hanya mengalir mengikuti arus keinginan hati. Namun, semua tentu telah diatur dalam takdir yang ditulis-Nya. Siapa yang percaya? Tentu, hanya orang-orang yang mengimani.

Dua tahun telah bersama mereka. Aneka moment mesra merajut kebersamaan. Ada canda. Suka duka. Tawa ceria. Sedih. Mengharu biru meninggalkan jejak-jejak dalam hati.

Hari ini, begitu berbeda. Terakhir di bulan Ramadhan bersama mereka. Anak-anak aktif dan ceria. Banyak akal. Banyak tanya. Banyak inisiatif. Anak-anak yang selalu memberi pelajaran bagi hidup.

Sebelum pulang moment Bu guru dan anak-anak saling meminta maaf.

Nasihat pun tersampaikan. Tiba-tiba beberapa anak putra berkata," Bu guru, saya akan rajin belajar. Saya ingin jadi polisi hafidzh Qur'an."

Butiran bening tak terasa keluar. Saat anak-anak menyebutkan cita-cita mereka. Hati semakin sesak.

Di hadapan kami, ada anak-anak tanpa dosa punya cita-cita mulia. Cita-cita yang menjadi trending topik atas kondisi negeri ini.

Kami hanya mampu mengucapkan " Semoga cita-cita kalian, Allah mudahkan untuk dicapai. Jadilah polisi yang bukan saja hafal Al-Qur'an tapi mampu mengamalkan isi Al-Qur'an. Jadilah Polisi yang tidak dzalim dan aniaya kepada rakyat. Jadilah Polisi yang mampu membela dan menjaga rakyat dan negeri ini. Memberi aman setiap jiwa. Rela berkorban demi kebenaran."

Semoga kelak, kalian akan menjadi pemimpin seperti Al Fatih penakluk Konstantinopel. Seperti Jenderal Sudirman, tetap setia pada negeri Indonesia demi sebuah kebenaran dan membela hak rakyatnya.