Emy Afriani

Guru TKIT Anak Sholeh Mataram NTB...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ingin Bahagia? Milikilah 3 Modal Ini

Ingin Bahagia? Milikilah 3 Modal Ini

Panas mentari di Dangiang Kabupaten Lombok Utara begitu menyengat. Menembus pori-pori kulit yang terbalut kain panjang. Sinarnya pun sangat menyilaukan mata. Peluh mulai bercucuran. Suhu udara mencapai 32°C. MasyaAllah panas luar biasa. Tak ada sedikit pun tanda-tanda butiran air hujan akan turun seperti di Kota Mataram tiga hari ini.

Beberapa menit setelah turun dari mobil, Ta'mir mushala Darurat Al-Ikhlas mengumumkan dari toa mushala ada kajian ibu-ibu. Dalam waktu 10 menit, warga Dangiang pun datang berbondong-bondong.

Panas mentari yang membakar kulit, ternyata tidak membuat semangat para nenek-nenek, ibu-ibu, remaja putri, dan anak-anak untuk datang. Mereka meninggalkan semua aktivitas di rumah.

Salah seorang nenek berkata, " Kita pikir tidak ada kajian. Biasanya kalau ada kajian, diumumkan malam atau pagi harinya. Saya juga beberapa kali nanya kapan kajian lagi?"

Subhanallah. Malu rasanya diri ini yang terkadang malas-malasan mencari ilmu. Meskipun rumah hancur akibat gempa. Tinggal di bawah terpal. Udara dingin menusuk tulang di malam hari. Panas membakar kulit di siang hari. Makan seadanya. Bantuan hanya dari para relawan, namun semangat menuntut ilmunya dari warga Dangiang KLU luar biasa. Salut. Bangga. Terharuuu sekali. Terima kasih ya Allah telah menguatkan langkah ini untuk bisa bertemu dengan orang-orang hebat seperti mereka.

Kajian siang ini dibuka dengan Tilawah dari dua anak remaja. Walau awalnya saling tunjuk dan malu-malu, akhirnya suara syahdu bacaan Al-Qur'an mereka membuat hari yang panas terasa adem.

Ustdzah Triana kemudian mulai mengisi kajian. Memberikan semangat dan motivasi agar selalu berada dalam kesyukuran meskipun dalam kondisi terpuruk.

Ada tiga modal utama dalam hidup. Tiga hal ini bisa menjadikan diri kita menjadi beruntung dan bahagia dunia akhirat. Apa saja itu? Mari kita simak bersama.

Pertama, prasangka baik.

Musibah gempa yang menelan begitu banyak korban jiwa. Meluluhlantakkan rumah. Menghancurkan semua infrastruktur, semuanya terjadi atas kehendak Allah swt. Sebagai manusia yang sekarang masih hidup. Diberikan kesempatan bernafas. Masih bisa berdiri tegak berpijak di atas bumi, maka tetaplah berprasangka baik. Semua yang terjadi tentu ada hikmah yang besar. Mari kita memuhasabah diri. Selama ini sudahkah kita dekat dengan Allah? Saat Allah memanggil melalui azan, dimana kita? Apa yang kita kerjakan? Saat kita mengatakan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup kita, sudahkah kita membacanya? Atau Al-Qur'an hanya pajangan di rak buku kita?

Saudariku semua, di atas sebuah musibah pasti ada kebaikan. Jika bukan karena musibah gempa, kami tidak bisa mengenal dan silaturahmi di sini. Jika Allah tidak memberi gempa mungkin hidup kita masih dalam kemaksiatan yang berkepanjangan pada-Nya. Maka berprasangka baiklah. Bersabarlah. Ikhlaslah.

Kedua, doa.

Siapa ingin selamat dunia akhirat, maka berdoalah. Allah swt berfirman:

"Ud'uuni astajib lakum, berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku kabulkan."

Doa menjadi wujud pengakuan kelemahan kita pada Sang Khaliq. Doa menjadi bukti lemahnya dan tak berdayanya diri kita tanpa pertolongan Allah Ar-Rahiim. Maka berdoalah karena Allah sangat mencintai orang-orang yang selalu menengadahkan tangan pada-Nya.

Ada satu doa dalam Al-Qur'an yang senantiasa dimunajatkan oleh Nabi Ibrahim as. Apa itu?

" Rabbij'alni muqiimashshalaati min dzurriyyati rabbana taqabbal dhu'a"

Ketiga, mengarahkan anak dengan hal-hal yang dicintai Allah.

Sebagai orang tua kita memiliki tanggung jawab pada anak-anak kita. Nanti diakhirat Allah akan meminta pertanggungjawaban itu. Apa yang sudah kita lakukan kepada anak-anak kita? Sudahkah kita mengenalkan mereka pada Sang Pencipta? Sudahkah kita membimbing mereka sesuai tuntunan Rasulullah Saw? Sudahkah kita memenuhi hak mereka?

Karena anak adalah titipan, maka jagalah titipan itu dengan sebaik-baiknya. Mulai dari memilihkan nama terbaik. Memberikan makan yang halal dan thayyib. Jangan sampai ada sebutir nasi yang masuk ke tubuh anak kita dari hasil yang diharamkan Allah.

Didik dengan cara terbaik. Pilih sekolah yang bukan saja mengajarkan ilmu dunia tapi sekolah yang bisa menjadikan mereka anak-anak yang santun dan berakhlak mulia.

Jaga pergaulan mereka. Jadilah sahabat dan teman curhat anak-anak kita. Jangan sampai, anak kita lebih nyaman curhat dengan orang lain atau curhat di media sosial.

Semoga Allah senantiasa menjaga kita dan keluarga kita.aammiin

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah, situasi yang buat merinding, karena semangat mereka untuk mendapatkan ilmu begitu luar biasa. Paparan materi yang disampaikan sangat pas untuk kondisi saat itu. Tiga hal yang harus dilakukan, dari husnuzh zhan, doa dan mengarahkan untuk hal yang dicintai Allah, dapat memberikan asupan gizi yang menguatkan setelah jejadian musibah yang menimpa. Sukses selalu dan barakallah

25 Dec
Balas

Jazakillah, sukses Daan barakah juga untuk Ibu

26 Dec

Subhanallah ... Semoga tetap sabar dan tabah, ya bu ..

25 Dec
Balas

InsyaAllah

25 Dec



search

New Post