Emy Afriani

Guru TKIT Anak Sholeh Mataram NTB...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Sang Penentang Memenuhi Janjinya Pada Sang Khaliq

Ketika Sang Penentang Memenuhi Janjinya Pada Sang Khaliq

Membaca perjalanan hidup Rasulullah saw dan para sahabat tidak akan pernah membuat kita bosan. Ia bagaikan oase di tengah padang gurun yang tandus. Sumber mata air bagi para musafir yang haus akan ilmu. Kisahnya selalu membuat hati bergetar.

Salah satu kisah yang sangat menguras hati adalah kisah ayah dan anak yang akhir hidupnya memilih jalan berbeda. Sang ayah memilih mati dalam kekafiran. Sementara, sang anak memilih jalan keimanan. Dialah Abu Jahal dan Ikrimah bin Abu Jahal ra.

Siapa tak kenal dengan Abu Jahal? Tokoh Quraisy yang sangat disegani. Dihormati. Dijunjung tinggi oleh kaumnya. Ilmunya tentang hukum tak ada yang menandingi. Namanya pun terukir dalam catatan Sirah Nabi Muhammad saw.

Abu Jahal sosok pemimpin Quraisy dengan perangai yang keras. Kesombongan akan ilmu yang dimilikinya membuat Abu Jahal menutup mata dan telinga dari kebenaran Islam.

Sejak Nabi Muhammad saw mensyiarkan Islam secara terang-terangan, permusuhannya pada Rasulullah semakin menggila. Apalagi anaknya Ikrimah mendukung jejak ayahnya memusuhi Rasulullah saw.

Bersama pemuka Quraisy, Abu Jahal berusaha agar Rasulullah Saw menyembah patung yang mereka anggap Tuhan. Segala upaya dilakukan. Ide-idenya nyeleh. Setiap detik waktunya senantiasa digunakan untuk menyusun strategi memadamkan agama Allah.

Kuatnya permusuhan Abu Jahal, membuat Rasulullah saw berdoa agar Islam dikuatkan dengan salah satu tokoh Quraisy. Amr bin Hisyam (Abu Jahal) atau Umar bin Khattab. Allah pun mengabulkan doa Rasulullah saw. Allah Al Aziiz memilih Umar bin Khattab ra sebagai penegak hukum-Nya.

Puncak permusuhan Abu Jahal kepada Rasulullah saw, akhirnya dibayar dalam perang Badar. Rencana yang disusun untuk membunuh Rasulullah saw justru berbalik pada dirinya. Melalui tangan-tangan kaum muslimin, Allah pun menghinakan Abu Jahal.

Dalam detik-detik sakratul mautnya, Abu Jahal masih tetap menghina Allah dan Rasul-Nya. Pantaslah jika ia dikatakan sebagai Fir'aun di masanya. Keingkaran Abu Jahal kepada Allah dan Rasul-Nya jauh lebih besar dibandingkan Fir'aun. Buktinya? Fir'aun saat maut menjemput, ia berusaha bertaubat dan mau beriman kepada Allah SWT. Meskipun itu terlambat. Sementara Abu Jahal tetap dalam keangkuhannya. Kesombongannya. Kedzalimannya. Keingkarannya atas Allah dan Rasulullah saw.

Lalu bagaimana dengan Ikrimah anaknya? Apakah ia juga tewas? Tidak. Ikrimah diselamatkan Allah. Ia hanya menatap dengan nanar dari kejauhan kematian Abu Jahal. Ia pun lari menyelamatkan diri dari amukan pasukan Muslim.

Kematian ayahnya Abu Jahal, tidak membuat Ikrimah mereda permusuhannya. Justru dalam setiap kesempatan ia terus berusaha melakukan penindasan kepada kaum Muslimin. Dendam atas kematian ayahnya semakin bergelora. Beberapa kali Ikrimah berusaha membunuh Rasulullah Saw. Sampai akhirnya saat Rasulullah Saw dan kaum Muslimin menaklukkan kota Makkah, Ikrimah pun menjadi buronan. Ia melarikan diri ke Yaman. Sementara istrinya Ummu Hakim tetap di Kota Makkah.

Pikiran Ummu Hakim berkecamuk. Ia membayangkan dirinya akan menjadi bulan-bulanan kaum muslimin. Namun, pikiran buruk itu tidak pernah terjadi. Selama Rasulullah Saw berada di Makkah ia dan orang-orang kafir Quraisy lainnya diberlakukan dengan sangat baik. Tak pernah sedikitpun ia diberlakukan dengan kasar. Akhirnya ia pun tunduk dalam Islam. Bersaksi tiada Illah selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah.

Keislaman Ummu Hakim tidak diketahui Ikrimah suaminya. Sang istri meminta Rasulullah saw menjamin keselamatan suaminya. Setalah Rasulullah saw menjamin suaminya, Ummu Hakim pergi menjemput suaminya ke Yaman. Ia pun mengajak Ikrimah pulang. Meski awalnya Ikrimah tidak mau, ia akhirnya kembali ke Makkah. Dalam perjalan ke Kota Makkah inipun hidayah itu datang menghampiri.

Ikrimah menjadi Muslim. Ia mengikrarkan dua kalimat syahadat dengan ikhlas. Keislaman Ikrimah disambut gembira oleh Rasulullah Saw, istrinya dan kaum muslimin. Selama keislamannya, tak pernah Rasulullah saw dan para sahabat menyinggung penentangan yang pernah dilakukan oleh Ikrimah dan ayahnya Abu Jahal. Ajaran Islam yang penuh kedamaian dan akhlak Rasulullah saw yang mulia membuat Ikrimah semakin mantap dan tetap setia dengan iman Islamnya. Sampai akhirnya Ikrimah memenuhi janji setianya pada Allah dalam perang Yarmuk. Ikrimah gugur sebagai syuhada.

MasyaAllah, perjalanan hidup yang menggetarkan jiwa. Sosok Ikrimah mengajarkan, kehidupan kelam masa lampau jangan membuat diri semakin terpuruk. Ilmu ada pada diri kita itu hanya titipan dari-Nya. Jangan pernah sombong dengan ilmu. Atau bahkan merasa paling hebat sampai menentang Sang Khaliq. Ilmu yang Allah titipkan gunakan untuk berbuat lebih baik. Bergeraklah bersama orang-orang yang menebarkan kedamaian. Ikhlaskan hati. Kuatkan tekad. Jadilah penolong agama Allah dan masuk dalam golongan orang-orang yang memenuhi janjinya pada Allah dan Rasul-Nya. Jangan pernah berbalik arah setelah hidayah datang menghampiri. Ridho dan jannah-Nya menanti.

Referensi:

Sirah Nabawiyah, 60 Sirah Sahabat

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Banyak yang kita petik dari kisah tersebut, semoga bisa dijadikan teladan bagi kita semua dan jadi pelajaran hidup.

28 Oct
Balas

Aamiin

28 Oct

Kisah yg sarat makna, sukses selalu dan barakallah

27 Oct
Balas

Barakallaahufik

28 Oct



search

New Post