Ini adalah tulisan kedua saya di hari Selasa, 13 Oktober 2020. Pada tulisan saya sebelumnya juga menuliskan tentang pengalaman saya tentang tantangan menulis di Gurusiana yang dilayangkan pukul 09.12 WIB. Namun, tantangan tersebut gagal saya torehkan. Bagaimana tidak, baru pagi ini tiba-tiba teringat kalau kemarin belum menyematkan tinta hitam pun di blog Gurusiana.

Yang artinya, tantangan saya yang sudah berjalan13 hari terlewat begitu saja. Berarti mulai hari ini pula lewat tulisan ini yang harusnya menjadi hari ke 15, sekarang berbalik menjadi hari pertama di tantangan 30 hari di Gurusiana. Sedihnya bukan main, terperi dan terpatri. Hampir putus asa, bagai buih ditinggalkan kapalnya. Setengah bulan berjalan menjadi bayangan di belakang.

Akan tetapi, sebagai salah satu panitia dalam kegiatan Webinar ini saya juga ikut senang. Meski kesibukan sebagai panitia sedikit menguras perhatian apalagi kemarin adalah puncak para peserta mendaftar. Tentu benturan waktu tak terelakkan.

Namun, hari ini menjadi saksi pengalaman berkesan bagi saya. Para pemateri dengan gamblang memberikan arahan dalam dunia kepenulisan. Bayangan di belakang kini menjadi kobaran. Go Tulis memberikan percikan yang menggugah keputusasaan.

Jika satu pintu tertutup, itu artinya akan ada seribu pintu yang terbuka, bahkan lebih lebar jika kita meyakininya. Maka bagi para peserta lainnya, saya utamanya, sudah selayaknya berapi-api seperti para narasumber yang menyampaikan materi.

Mari kita gunakan pintu keilmuan ini sebagai gerbang membuka diri terjun mendalami dunia menulis. Ilmu takkan pernah redam jika ada niat dan kemauan untuk belajar.

Salam Literasi

Salam Gelimata

Salam Go Tulis

Salam semuanya