Endah Harini

Guru Sejarah di SMA Negeri 1 Salatiga...

Selengkapnya
Navigasi Web

Guru, Ada Dilema dalam Realita

Guru seringkali berada pada posisi yang dilematis, yakni antara tuntutan profesi dan perlakuan masyarakat. Guru dituntut mampu mengantarkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, Tatkala guru berupaya untuk menegakkan kedisplinan, guru dihadang oleh Undang-Undang Perlindungan Anak. Jika guru gagal menegakkan kedisiplinan peserta didiknya dan gagal mengantarkan peserta didik pada pencapaian tujuan pendidikan, guru seringkali dituding sebagai sumber kegagalan tersebut. Saat guru memberikan hukuman kepada peserta didik yang melanggar tata tertib dan aturan sekolah dalam rangka menegakkan kedisiplinan, seringkali orang tua dan masyarakat menilainya sebagai tindakan melanggar hak asasi manusia atau melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak. Mereka dengan mudahnya melaporkan tindakan guru tersebut kepada penegak hukum, polisi atau KPAI. Akibatnya, dalam menjalankan tugas profesinya guru seringkali berada pada posisi dilematis dan bahkan rentan untuk dikriminalisasi.

Ironisnya, banyak guru yang belum mengetahui dan memahami Undang-undang Perlindungan Anak. Guru beranggapan hukuman disiplin yang diberikan kepada peserta didik adalah hal yang biasa, karena pada jaman dulu atau pada saat guru tersebut menjadi siswa pernah mengalami hukuman disiplin seperti itu, bahkan ada yang dihukum lebih keras, namun sanksi disiplin seperti itu dulu tidak dianggap sebagai pelanggaran hukum.

Di sisi lain, dalam beberapa kasus tertentu justru guru yang menjadi kurban kekerasan dari peserta didik sendiri atau orang tuanya, Yang terakhir dan sangat viral adalah kasus pemukulan dan penganiayaan yang berujung kematian seperti yang dialami guru seni rupa SMAN 1 Torjun (SMANTor), Achmad Budi Cahyanto beberapa waktu lalu.

Peserta didik sudah tidak menghormati gurunya, bahkan yang lebih ekstrim lagi ketika peserta didik ditegur oleh guru, orang tuanya malah melaporkan oknum guru tersebut dan memenjarakannya. Seringkali orang tua mendukung segala tingkah polah anak dan menyalahkan sekolah atas apa yang terjadi pada anak. Guru tidak bisa berbuat apapun apabila orang tua sudah turun tangan. Guru juga tidak bisa berbuat maksimal karena tidak mau terlibat masalah dengan pihak orang tua bahkan pihak guru bisa terancam pemecatan kalau ini terjadi.

Dilema ini menjadikan guru sekarang cenderung untuk bersikap apatis, mendiamkan kelakuan anak yang belakangan sudah sangat melewati batas bahkan cenderung tidak bermoral.

Bagaimana solusi mengatasi dilema guru?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

suara hati guru...Izin di sharing bu endah... matur nuwun

11 Mar
Balas



search

New Post