Semua manusia mempunyai hak untuk memperoleh nama yang bagus. Nama yang memiliki makna, nama yang mengandung sebuah doa. Orang tua mereka ingin mereka kelak menjadi orang yang mencerminkan namanya. tapi sayang, ketika anak mereka sudah terjun ke dalam masyarakat, sekolah, dan lingkungan sosial lainnya, tak jarang nama asli nya sudah tergusur dengan nama lain. Nama yang tak sepatutnya dilontarkan sebagai panggilan seseorang. iya, kalau tidak bermakna merendahkan mungkin tidak terlalu masalah. tapi, kalau sudah menyangkut nama panggilan berdasarkan kekurangan fisik yang dimilikinya, plesetan-plesetan, atau bahkan nama orang tua, itu sangatlah tidak berperikemanusiaan. kira-kira bagaimana perasaan orang tua dan dirinya sendiri? walaupun di luar terlihat baik-baik saja tetapi kira-kira bagaimana di dalamnya?

Mungkin lebih parah lagi orang tua atau orang terdekat dari si korban tidak peduli atau bahkan ikut mengejek, merendahkan, dan mengucilkan si korban. Si korban tidak ada tempat untuk bertukar cerita untuk menumpahkan segala emosinya. akhirnya, mereka lebih suka menyendiri, diam, dan tidak punya teman. Ia menghindar bertemu orang dan tidak mau menatapnya karena rasa benci terhadap manusia lain sudah mengakar dalam dirinya. Si korban seakan menganggap seluruh dunia dan seisinya itu kejam. jika ia mulai memikirkan yang tidak-tidak maka hal-hal rawan dapat terjadi.

Sebenarnya, yang membuat pengejek tidak pernah bosan dan makin liar mengolok-olok si korban itu, alasannya kembali lagi pada bagaimana cara korban menyikapi. Jika korban hanya pasrah dan diam, tidak melakukan perlawanan, dan malah membuat penderitaannya itu sebagai bagian dari hidupnya, kisah kelam hidupnya maka pelaku merasa kegiatan mengolok-olok adalah hobi wajibnya. Pelaku selalu merasa dalam titik aman karena si korban sama sekali tidak melakukan pemberontakan. seperti, lapor kepada guru atau orang tua. namun, jika korban memiliki kekuatan mental dia akan menanggapinya dengan trik atau cara supaya dia tidak diperlakukan demikian.

Sesungguhnya nama julukan atau plesetan yang diberikan kepadanya bertujuan untuk mengakrabkan hubungan pertemanan. Namun bila hal itu berlebihan maka akan menyebabkan kehilangan hak temannya untuk bebas (merdeka) dengan nama yang dimilikinya.

Perlu diketahui, ketika seluruh dunia sudah memanggil nama seseorang dengan nama yang bukan namanya, sesungguhnya yang terjadi dalam hati kecilnya, "Tolong panggil nama asliku!" ketika ia menemui satu orang saja memanggil nama aslinya dengan layak, indah, dan manis, maka hal itu dianggap olehnya sebagai anugrah yang besar.

Oleh karena itu, mari kita menghargai manusia seperti kita menghargai diri kita sendiri.

# SELF REMINDER

# Tantangan hari ke -15