Hemat Listrik

#tmg68@kolom

Sudah seminggu ini hujan mengguyur. Disertai angin dan petir. Membuat semua khawatir. Karena lokasi tempat tinggal kami di pegunungan. Banyak bukit-bukit di sekitar kami. Pepohonan yang besar dan rimbun tinggi menjulang. Sehingga jika tak sangat penting kami tidak ke mana-mana dan tetap berada di rumah. Berkumpul bersama keluarga. Menikmati rejeki yang datang dari atas langit. Ciptaan sang Penguasa segala-galanya.

Akibat dari adanya hujan, angin dan petir salah satunya adalah mati lampu. Karena ada pohon yang tumbang ataupun petir yang menyambar. Sehingga akan mempengaruhi roda aktivitas kehidupan. Yang mana saat sekarang listrik sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting baik siang dan malam. Meski ada jenset tetapi terasa ada yang kurang jika menggunakan alat tersebut. Apalagi untuk yang tidak punya maka alternatif penyelesaian menggunakan lampu darurat yang bertahan tidak lama atau lilin. Yang tentunya tidak leluasa dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang harus menggunakan tenaga listrik.

Lain dengan dulu saat di tempat kami belum mengenal listrik. Sudah terbiasa menggunakan lampu templok, sentir dan sejenisnya. Yang nyalanya paling benderang adalah lampu Petromax. Aktivitas sehari-hari berjalan lancar tanpa kendala dan tanpa keluhan. Serasa sempurna-sempurna saja. Kini saat mati lampu dengan penerangan pengganti dunia serasa gelap gulita dan serasa ada kendala saat melakukan aktivitas sehari-hari. Maka harus tetap bersyukur apa pun kondisinya. Harus pandai menyesuaikan diri. Serta cerdas menyiasati kondisi yang ada. Dituntut untuk kreatif dalam pemanfaatan sumber daya yang ada.

Nikmat lampu dirasakan saat mati lampu. Mati lampu memberi kita pelajaran untuk mensyukuri nikmat saat tidak mati lampu. Hal ini akan memberi kita kesadaran betapa pentingnya listrik. Sehingga saat tidak mati lampu pun kita tetap hemat dan menggunakan tenaga listrik seperlunya sesuai kebutuhan. Tidak berlebihan dan tidak boros dalam penggunaannya.

Banjarnegar 10 Desember 2020