endah susilawati

Guru SMKN 1 Nglegok Kab Blitar Menulis apa saja untuk meningkatkan kompetensi ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Nyekar

Tantangan hari ke 80

Bulan ramadhan tinggal satu hari lagi. Kami masih menjalani hari-hari seperti kemarin. Tidak ada keriuhan seperti yang biasanya terjadi. Menjelang hari ramadhan seperti ini, biasanya jalanan di depan rumah kami sangat ramai. Lalu lalang orang pergi ke pemakanan untuk berziarah ke makam sanak kerabat.

Memang begitulah tradisi di daerah kami. Saat menjelang bulan ramadhan dan menjelang hari raya, kami menyempaykan diri berziarah ke makam leluhur. Kami menyebutnya dengan istilah: nyekar.

Nyekar adalah kata kerja kalau dalam bahasa Jawa. Dari kata dasar sekar yang berarti bunga. Begitulah, setiap kali ke makam, kami selalu membawa bunga untuk ditaburkan di atas pusara. Menaburkan bunga diatas pusara itulah yang disebut nyekar.

Sebetulnya hal utama yang kami lakukan saat nyekar adalah berdoa. Mendoakan agar leluhur kami diampuni dosa-dosanya dan diterima amal ibadahnya. Biasanya kami membaca surah yasin dan membaca tahlil. Kami mendoakan semua orang muslim yang telah meninggal.

Meskipun demikian, keberadaan bunga di atas pusara seringkali meninggalkan jejak bagi siapa yang datang ke makam lebih dulu. Kalau kami sampai dimakam dan ternyata di atas pusara sudah ada bunga maka kami tahu ada saudara yang sudah datang untuk nyekar.

Dengan semakin banyak bunga yang ditabur di pusara menunjukkan banyak ahli waris si mayit menyempatkan diri untuk berziarah. Itu artinya banyak ahli waris yang peduli meskipun beliau sudah meninggal dunia.

Saya sering membayangkan, betapa bahagianya ketika orang-orang yang kita tinggalkan menyayangi kita dengan tulus. Tidak hanya saat kita bersama mereka tetapi juga saat kita meninggalkan mereka. Tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat. Ini juga yang sering membuat saya merenung. Bahaimana seseorang berpulang, tak ada yang tahu. Bukankah jodoh, rekeki dan kematian hanya Allah yang tahu.

Orang yang gagah perkasa, terpandang saat hidup di dunia belum tentu akan berpulang dengan terhormat. Orang yang kaya raya, memiliki keturunan yang banyak dan terhormat juga belum tentu juga akan mendapat kemuliaan. Semua hanya Allah yang tahu. Maka tak pantaslah kita sombong saat hidup di dunia ini. Ujung dari perjalanan hidup kita hanya Dia yang tahu. Maka di saat menjelang bulan ramadhan ini, marilah kita bersiap menyongsongnya dengan sepenuh hati. Hanya berharap kepada Allah untuk menempatkan kita tetap berada di jalannya, dijaga hidup kita dan diakhiri dengan baik pula.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post