endah susilawati

Guru SMKN 1 Nglegok Kab Blitar Menulis apa saja untuk meningkatkan kompetensi ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Selamat Hari Pendidikan

 

 

Tantangan hari ke 90

Hari ini merupakan tanggal keramat bagi bangsa Indonesia. Tanggal 2 Mei, dimana diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional. Bagi guru dan insan pendidikan, tanggal ini menjadi tanggal penting yang seharusnya digunakan untuk merefleksi tentang apa yang sudah kita lakukan. 

Hari yang kita peringati ini diambil dari hati lahir tokoh pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara. Saya menyempatkan diri membaca biografi singkat dari Ki Hajar Dewantara. Sebetulnya ini bukan pertama kalinya biografi Ki Hajar Dewantara saya baca. Saya hampir setengah hafal dengan kisahnya, dengan aktifitas perjuangannya dan juga dengan slogannya yang terkenal itu. Yang dulu selalu muncul sebagai pertanyaan dalam lomba cerdas cermat di kecamatan. 

Saya rasa memang perlu bagi kita, terutama insan pendidikan untuk mengetahui biografi tokoh yang diangkat menjadi pahlawan nasional. Dengan membaca biografinya kita bisa mengenali seberapa besar pengaruhnya bagi bangsa Indonesia dan mengapa tanggal kelahirannya dijadikan tonggak sejarah. 

Setiap orang akan mengambil pelajaran dari biografi Ki Hajar Dewantara. Bagi saya, hal yang penting yang patut diteladani dari beliau adalah jiwa nasionalis beliau. Beliau adalah seorang bangsawan yang mendapat kesempatan untuk belajar sebagaimana orang-orang Belanda pada jaman itu. Tentu hal itu sebuah kesempatan emas yang harus disyukuri. Tetapi beliau merasa terusik ketika beliau melihat warga pribumi (sebutan untuk orang Indonesia dari kalangan rakyat jelata) tidak mendapatkan kesempatan belajar. 

Kita bisa membayangkan situasi yang terjadi pada saat itu, dimana terjadi diskriminasi di masyarakat. Hanya orang-orang Belanda dan kaum bangsawan saja yang berhak mendapatkan pendidikan sementara rakyat jelata tidak. Bagi bangsa Indonesia tentu hal ini sangat merugikan. Bukankah jumlah rakyat jelata lebih banyak dari kaum bangsawan. Bukankah menghambat akses pendidikan berarti memelihara kebodohan? 

Di segala jaman, jiwa nasionalisme memang diperlukan. Secara sederhana mungkin bisa dikatakan bahwa jiwa nasionalisme itu adalah kemampuan untuk berpikir dalam skala nasional. Berpikir sebagai suatu bangsa, bukan berpikir sebagai kelompok apalagi sebagai pribadi. 

Bagaimana penerapan jiwa nasionalis ini bagi insan pendidikan, terutama kita sebagai guru. Apakah jiwa nasionalisme itu kita wujudkan dengan mengikuti upacara bendera di lapangan, menyanyikan lagu Indonesia di setiap kesempatan atau membaca teks pancasila setiap kali akan masuk kelas? Saya rasa harus lebih dari itu. Upacara, penghormatan bendera dan pembacaan teks pancasila adalah aktifitas fisik yang seharusnya dapat menggeliatkan jiwa nasional. Jangan sampai kegiatan fisik itu hanya berhenti pada kegiatan semata. Kegiatan fisik yang tidak menimbulkan efek apapun. 

Lebih dari semua kegiatan fisik itu, jiwa nasionalis guru seharusnya membuat guru berpikir dalam skala nasional. Berpikir bagaimana nasip Indonesia ke depan. Berpikir apa yang akan terjadi bila generasi yang kita didik saat ini tidak mampu berpikir kritis, tidak kreatif dan tidak berkarakter. Guru yang berjiwa nasionalis adalah guru yang berpikir tentang masa depan bangsa. Guru yang menyadari bahwa masa depan bangsa Indonesia nanti berada di tangan generasi muda. Itulah sebabnya maka guru harus mempersiapkan peserta didiknya dengan seksama, memperhatikan kompetensi apa yang harus dikuasai dan karakter apa yang harus dimiliki. 

Guru yang berjiwa nasionalis akan menularkan nasionalisme kepada peserta didiknya. Ini sesuai dengan slogan pertama Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha. Guru adalah contoh yang segala sesuatunya akan menjadi model bagi siswa-siswinya. Guru yang malas belajar akan menularkan kemalasan itu kepada siswanya. Guru yang tidak disiplin akan menularkan ketidakdisiplinannya kepada siswa. Guru yang tidak memiliki integritas juga akan membuat siswanya tidak memiliki integritas. 

Maka kembali pada fakta bahwa menjadi guru adalah pilihan. Pilihan yang baik dan harus dijaga kebaikannya. 

Selamat hari pendidikan! 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post