#TantanganGurusiana

Cerita di Balik Gubuk Tua

Bagian 6

Hujan mulai reda. Mobil  sudah masuk area parkir rumah sakit umum  daerah. Setelah bertanya pada suster penjaga, ia melewati koridor menuju  ruangan yang dimaksud. Bau  cairan disinfektan menerobos masker yang ia pakai.

Seorang ibu  sedang menangis didampingi beberapa perempuan yang juga nampak sedih, duduk di kursi kayu panjang, di ruang tunggu. Ia melihat ke arah bu Afifa  yang sedang melangkah mendekat.

“Bu, bagaimana keadaan Andri?”

   “Andri lagi di kamar operasi.”  Suara dan tangisnya jadi satu.

Bu Afifah memeluk Ibu Andri, seraya menenangkan. Ia tak lagi banyak tanya. Dengan melihat, ia merasakan apa yang sedang dialami.

Dua jam operasi berlangsung. Mereka semua cemas, merasa tak sabar menunggu. Dokter Hermawan didampingi 2 suster  mendekat. Gaya tubuhnya bersahaja, walau masih nampak bulir-bulir keringat menempel di dahinya.

“Mohon maaf, Bu... . Kami sudah berusaha maksimal. Tapi Tuhan juga yang berkehendak.”

   “Jadi, gimana Dok?  Nggak bisa selamat?” Ibu Andri teriak histeris.

Dokter mempersilakan wanita itu untuk melihat jenajah Andri.

   “Jangaan..., Andriiii jangan pergi...”

Tumpukan penat dan lara menjadi satu.

Resah dan lelah menambah gontai tubuh lemah  sang buruh cuci merangkap ojeg  itu.

Tubuh kurus Andri digoyang-goyang.

   “Nak, kamu sakit ya..., terluka ya Nak..., nanti diobati lagi ya..., sekarang tidur, istirahat dulu... .”  Kalimat demi kalimat keluar di depan jenajah yang terbujur kaku.

Bu Afifah  tak tahan melihat keadaan itu. Ia ikut menangis. Beberapa tetangga yang ikut menenangkan  juga tak tahan, menangis  bersama.

Andri telah tiada.