Endang Handayaningsih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Setangkai Kasih Putih (43)
Setangkai Kasih Putih (43)

Setangkai Kasih Putih (43)

Tantangan hari ke 11

Menuju 30 ( 43 )

// Cerpen

Setangkai Kasih Putih ( 43 )

Oleh :

Endang Handayaningsih

Pagi hari, suasananya kembali seperti biasa. Tak ada bekasnya, sikap aneh Dewa semalam. Dia bangun seperti biasa, dia kecup kening istrinya perlahan. "Sayang bangun yuk, sudah pagi !" Ratih menatap manja suaminya, Dewa tersenyum dan memeluk istrinya.

Hati Ratih kembali berbunga, tak lagi ada tanya di hatinya. Mereka berdua bercanda, di iringi kicau kutilang. Dengan gembiranya,dia mengepakkan sayap, disemprot air oleh Dewa. Setiap hari, Dewa selalu memandikan kutilangnya. Ratih menjerit, " Ayah...lihat, ini bajuku basah !" Dengan sengaja, Dewa mengarahkan semprotan airnya ke Ratih. Dia menggoda istrinya.

Tanpa mereka sadari, " Ayah, itu bunda basah!" Dengan riangnya, Cinta menunjuk ibunya. Bajunya Basah kuyub, juga rambutnya. Di belakang Cinta, Bagus bersorak sambil bertepuk tangan. Mereka bangun, ketika mendengar suara ribut di dapur.

Mendengar suaranya Cinta dan Bagus, Dewa menoleh. " Waow... Kalian sudah bangun, yuk mandi sekalian !" Tanpa membantah Cinta dan Bagus membuka baju, mandi bersama ayahnya. Ratih melanjutkan menyiapkan makan pagi. Bagus dan Cinta, tertawa dengan riangnya di gendongan sang ayah. Cinta di sebelah kiri, dan Bagus di kanan. Ratih hanya geleng-geleng kepala, melihat tingkah mereka.

Ratih menata makanan di meja makan, dua piring nasi dengan lauk telor ceplok. Bagus dengan seragam taman kanak-kanaknya, celana biru tua dan kemeja biru muda. Cinta dengan putih merah, seragam sekolah dasar. Mereka langsung duduk dan makan, di meja makan. Dewa yang sudah ganti baju dinas, menemaninya dan ikut makan Cinta dan Bagus.

Ratih keluar dari kamar mandi, memperhatikan suami, bersama kedua buah hatinya makan. Dia tersenyum bahagia, dicubitnya pipi Cinta yang nampak ranum memerah. Ketika masuk kamar, ternyata Ayu sudah bangun dan bermain boneka. "Bunda !" Gadis kecil itu memanggilnya, tertawa sambil berusaha duduk.

Dengan penuh kasih, dipeluk dan diciumnya si kecil. " Ayu... Mandi sama mbak ya !" Gadis kecil itu, tersenyum dan mengangguk. Di depan pintu kamar, pengasuhnya telah menunggu. Ayu digendong, dan dimandikan. Usai mandi, Ayu makan disuapi pengasuhnya. Dia sudah mulai berjalan, walaupun belum lancar. Dan dia lebih suka berjalan, tidak mau digendong.

Ratih sarapan, Dewa menunggui dengan sabar. "Sayang, nanti aku pulang agak siangan. Membina siswa, yang akan lomba !" Ratih mengangguk, dia menelan nasi terakhir yang ada di mulut. "Cinta dan Bagus, gimana mas ?" Dewa tersenyum, mendengar ucapan istrinya. " Ya kuantar pulang dulu, sebelum pembinaan dimulai !"

Ratih melihat jam dinding, " Mas, sudah hampir pukul tujuh!" Dewa berdiri, mengikuti Ratih. Di ruang tamu Cinta dan Bagus, menanti bercanda dengan adiknya. Ketika ayah bunda dan kakak-kakaknya melambaikan tangan. Ayu ikutan membalas,melambaikan tangan sambil tertawa-tawa.

( Bersambung )

Semeru Indah, 20 Desember '20

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah.. bahagia sekali Dewa dan Ratih..semoga langgeng.. salam cinta Bunda cantik.

21 Dec
Balas

Amiiin...Terima kasih Diajeng say, doa dan apresiasinya untuk Ratih dan Dewa. Salam penuh cinta juga.

21 Dec

Semoga langgeng selamanya

21 Dec
Balas



search

New Post