Bukan Jaminan

Tantangan Gurusiana

......................................................................................................

Sore itu Mimin jalan-jalan sore di sekitar komplek rumahanya. Sembari ngabuburit berasama anak bungsunya yang berumur 10 tahun. Namanya Angga. Hampir setiap sore menjelang berbuka puasa Mimim menyempatkan diri untuk membawa anaknya itu jalan-jalan pengganti olah raga dibulan puasa. Tiba dipertigaan jalan komplek tampak abang-abang jualan takjil. Angga merengek minta dibelikan takjil yang dijual abang penjual takjil. Namun Mimin menunda keinginan Angga, karena di sana dilihatnya sudah banyak ibu-ibu dan anaknya mengerumini abang yang jualan takjil.

Sambil tangannya lincah melayani pembeli, si abang penjual takjil terus saja menegur seorang ibu yang tidak memakai masker. “ Bu, kok nggak pakai master ya? Sekarangkan kita harus taat terhadap protokol kesehatan, bu!” katanya sambil melirik ke arah si ibu yang tidak memakai masker. “Ahhh... memakai maskerpun tidak dapat dijadikan jaminan bang!” timpal si ibu.

Abang penjual takjil hanya geleng-geleng kepala. Dalam hati ia berkata si ibu ini bandel juga. Ibu-ibu yang lain memandang jengkel pada si ibu yang tidak memakai masker. Sambil sedikit agak menjauh dari si ibu tadi. Merasa dirinya menjadi perhatian si ibu dengan gusar berkata “ kemarin saya ke bank pakai masker ingin mengajukan kredit, ehhh... pihak bank bilang harus pakai sertifikat rumah bu!” jadi walaupun sudah pakai masker nggak bisa dijadikan jaminan juga. Elahdalah....