Nasib Sang Bunga

(Episode : Gerimis di Kamis Pagi)

Gerimis merata dikotaku kamis pagi ini, ada rindu dihati yang kotor ini, masih ada rasa dihati yang rapuh ini, seberkas harapan juga tersisa di hati yang kian melemah ini. Rindu, cinta, dan harapan hanya bisa kugantungkan padaNYA, ampuni hambamu atas segala rasa yang berbeda dalam hati ini.

Bukan aku yang mau, sejujurnya logikaku bersikeras untuk tak mau mengingatmu, karena engkau bukan milikku lagi, karena itu hanya akan mengukir pilu. Sungguh aku kadang membenci hati, yang telah membiarkan bayangmu melintas datang dan pergi, walau aku tak memintanya hadir kembali, usahaku kian sia sia untuk melupakan sesosok wajah yg selalu ingin kulupakan bahkan kuhapuskan dari bayangku.

Saat bersamamu aku adalah seorang istri yang tak mudah menangis untukmu, kecuali saat hatiku tertikam sembilu, terluka parah karena deretan pengkhianatan yang engkau suguhkan didepan mataku, dan engkau acuhkan air mataku, anadai engkau tau saat air mata wanita deras membasahi pipinya, tanganmu yang kokoh itu dengan tulus rela mengusap pipinya, dan menggenggam tangannya yang lemah, menatap bola matanya yang bisa menjelaskan betapa sakit yang dia rasakan, dan berharap engkau juga bisa merasakannya, andai itu kau lakukan, sungguh aku akan bisa memaafkanmu, dan memutuskan untuk mendampingimu seumur hidupku.

Inilah waktunya untuk melihat apa yang telah engkau lakukan padaku.

Aku tau rindu pada yang bukan milikku lagi adalah "rindu terlarang", ada rasa sedih yang tak bisa kujelaskan bersama gerimis di kamis pagi ini.

Ampibabo 11 juni 2020

Gambar dari fb