Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun ini suaranya makin nyaring dibanding tahun lalu. Sekalipun secara tertulis di POS UN masih bersifat anjuran dan pilihan, namun karena “dikampanyekan” demikian kencang (walau masih kalah dengan kampanyenya Cagub cawagub DKI) maka banyak sekolah memilih “mencoba” menggunakannya. Di samping itu, UNBK dibuat seksi dengan framing seolah menjadi lambang gengsi bagi pemerintahan daerah (provinsi maupun kabupaten), maka tak ayal banyak pemerintah daerah yang “menekan” sekolah agar berupaya melaksanakan UNBK. Apalagi di beranda web UNBK dipampang statistik persentase pengikut UNBK untuk masing-masing provinsi dan Kabupaten/kota. Kondisi ini membuat UNBK menjadi populer di dunia persekolahan tahun ini.

Aah, pro kontra itu biasa. Proyek bergengsi yang melambangkan modernisasi pendidikan ini jalan terus. Alhamdulillah, tahun ini sekolah tempat saya bekerja menjadi salah satu SMK yang “siap” menyukseskan program UNBK. Untuk dapat mengetahui dan merasakan langsung liku-liku, perenak perenik, suka-duka sekaligus kelemahan dan kelebihan UNBK ini, sengaja saya bersedia menjadi pelaku utama UNBK di sekolah. Proktor, menjadi jabatan bergengsi yang cukup memegang kekuasaan sekaligus mengemban tanggung jawab kunci dalam UNBK. Dengan jabatan ini, bersama teknisi, saya jadi tahu betul lika liku UNBK. Namun kali ini, dalam tulisan pendek ini, tentu saja saya tidak akan menceritakan semua kisah perjalanan UNBK di sekolah.

Setelah segala sesuatu infra struktur siap, dua kali simulasi oke-oke saja, menjelang pelaksanaan UNBK tanggal 3-6 April 2017, ketar ketir juga. Walau optimisme dan sikap santai menghadapi berbagai kemungkinan, sesekali perasaan khawatir datang juga mengancam hendak merobek-robek ketenangan yang dipelihara. Kwawatir pada saatnya listrik bermasalah, khawatir pada saatnya komputer pada rusak, khawatir pada saatnya jaringan bermasalah dan lain-lain. Namun perasaan jahat tersebut dapat saya tangkis dengan berbagai jurus wirosableng yang memang gendeng.

Sekolah saya memiliki peserta UNBK sebanyak 129 orang dengan fasilitas dua ruang laboratorium masing-masing satu server yang digunakan oleh 25 clien. Dengan kondisi seperti itu, maka UNBK harus berlangsung dalam tiga sesi. Wow, setiap hari UNBK berlangsung dari pk. 07.00 berakhir pukul 16.00.

Hari pertama, senin 3 April 2017, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ujian berlangsung lancar jaya (istilah yang banyak digunakan di dunia jual beli Handphon bekas) tanpa kendala yang berarti. Adanya riak-riak kecil seperti salah satu atau, salah dua atau salah tiga komputer mengalami reset, unflug, logout tak sengaja, itu bukan masalah, mudah dan cept diatasi. Sebagai proktor selalu siap sedia mengatasi semuanya bersama teknisi. Pengawas? Aah itu kan hanya pelengkap prosedur saja. Tidak banyak kerjaan pengawas kecuali, menemani peserta di ruang ujian, mengedarkan daftar hadir, menanda tangani Daftar hadir dan berita acara. Betul-betul hanya mengawasi. Berita acara yang biasanya menjadi tugas pengawas, pada UNBK dikerjakan oleh proktor, pengawas hanya menanda tangani saja. Ujian selesai pukul 16.00. Upload dafta hadir, berita acara, upload data ujian siswa hingga pencetakan laporan semua lancara jaya.

Hari kedua, 4 April 2017 untuk mata pelajaran matematika, seperti hari pertama. Ujian berlangsung lancar jaya, tanpa kendala hingga berakhir pukul 16.00. Hari ke-tiga untuk mapel Bahasa Inggris agak banyak yang mengalami gangguan teknis terutama terputusnya sambungan jaringan lokal (unflug). Itu terjadi karena kabel headphon terlalu pendek sehingga siswa kadang menggeser komputer yang menyebabkan adanya kabel jaringan lepas. Sekali lagi hal seperti itu bukan masalah, mudah saja untuk melakukan reset kemudian login ulang.

Tiga hari terlewati dengan aman-aman saja dan berlangusng lancar jaya. Sebagai proktor tentu saya lega dan malam hari tidur neyenyak. Namun hari ke-empat sebagai hari terakhir dengan mata pelajaran kompetensi keahlian, persis pada sesi terkahir (pk. 14.00 – 16.00), di lab-2 yang ditempati oleh siswa program keahlian Perbankan syariah mengalami masalah yang cukup serius. Bukan masalah teknis. Walau masalah yang muncul sesungguhnya diluar wewenang dan tanggung jawab saya, namun sebagai guru saya harus dapat menenangkan siswa. Saat satu-persatu siswa login dan mulai membuka soal, siswa ribut karena banyak soal yang zonk. Soal hanya muncul nomor saja, sedangkan soal itu sendiri tidak muncul. Aah kalau satu dua sih biarin saja.

Wow..! Setelah semua siswa membuka nomor demi nomor soal untuk memeriksa kelengkapannya, ternyata seluruh siswa mendapati soalnya tidak lengkap. Ada yang 5 item kosong, ada yang sepuluh, bahkan ada bebrapa siswa yang mendapati 35 butir soal zonk. Setelah konsultasi dengan pihak lain, ternyata kejadian semacam itu banyak di alami sekolah lain di berbagai paket keahlian sejak sesi pertama pagi tadi. Konon penyelesaiannya, siswa tetap mengerjakan apa adanya dan akan diberi kesempatan susulan waktu yang akan datang. Gelisah lah siswa, gelisah pula saya menenangkan dan meyakinkan siswa bahwa mereka tidak akan dirugikan. Siapa yang salah? Ah, gak usah mencari kambing hitam, apalagi kambing putih. Kambing yang bagus kan milik pak Presiden. UNBK bermasalah di akhri sesi, kata teman saya yang guru Agama itu namanya su’ul khotimah.