ENDANG MULYANI PUTRO

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Empat Belas Hari Bersamamu

Empat Belas Hari Bersamamu

Dengan lirih dan tergagapAku hanya bisa mengucap..."Subhanallah Walhamdulillah"saat keputusan itu tertetap Aku hanya bisa tertunduk sedikit gundah.. amanah itu harus ku dekap.Tujuh belas anugrah-MuTujuh belas karunia-MuTujuh belas nikmat-Muadalah juga tujuh belas Pembelajar-Mu.celoteh saling bersahutanentah siapa yang berceritaentah siapa yang mendengarkannyasesekali terdengar umpatan-umpatan ringandari bibir-bibir mungil kalianyang semuanya itumakin membuatku terkesima.Rambut samar-samar bercat kemerahancelana tanpa ikat pinggang melingkarkaki-kaki telanjang apa adanyabaju seragam yang tak jelas warnanyalusuh,... kusam,... tak terurusmewarnai tatap matakudi kala awal bersamamuKutarik nafas dalam-dalamkuhembuskan lagi kuat-kuatdan ku ucapkan serangkaian salamuntukmu, amanah dan sumber tahukusatu dua menjawab bersemangatdi bangku sebelah sanamasih makan minum semaunyakulihat lagi di jajaran sebelah baratbeberapa masih asyik berdebatentah mendiskusikan hal apa.Hari pertama,...terlambat tiga bolos duaaku bicara kamupun bicarasholat penuh tawa dan candasumpah serapah terpaksa harus kamu terimakarena skapmu tidak bisa diterimanya.Hari kedua,...terlambat tiga bolos duamendengarkan sekenanyaaku bicara kamu tetap bicarasholat terdengar selentingan candajuga sesekali masih ada tawalaporan mulai masuk ditelingasalah satu kamu anak-anakku,membuat tambahan catatan kelabu,dibuku hari-harimu.Hari ketiga,...terlambat satu bolos satuaku bercerita kamu mulai terpakucelotehan riangmu seirama dengan maukubukumu mulai tercoret gores pensilmuakupun mulai merasakan perhatianmutapi sholatmu,sesekali masih kudengar canda kecilmuHari keempat,...salam tak lagi rangkain kata,salam bukanlah ritual setiap awal jumpatapi salam adalah sebuah kidung suka citasalam adalah bias semangat diawal ceritasalam adalah ungkap sayang dan cintayang coba ku rangkai satu duakita bermain bersama,bercerita tentang apa saja,bahkan belajarpun penuh canda.Yaa Robbi,..dada ini terasa bergetarsaat kulihat sorot berbinardari tujuh belas pasang mata bersinarHari kelima,ada satu yang ijin mungkin tak sempatnamun tak ada lagi yang datang terlambatbeberapa hadir penuh warnatapi kamu datang dengan bersahajabantu atur lemari kacaamankan jendela-jendela yang terbukaperih mengiris di dada saat kutanyamengapa rambut masih belum tertata..?singkat jawabmu.."uang tabunganku dirampas kakakku"ingin aku tak percayatapi semua menganggukmenguatkan apa yang kamu sampaikan.Perlahan ku berucap,mungkin besok aku tidak hadirada tugas yang harus ku laksanakan.kembali beberapa pertanyaanterucap dari bibir kalian.satu pernyataan membuatku tergelitik,..."semoga ibu gak dapat tiket, biar ibu ga jadi pergi"aku tersenyum kecil mendengar itu,aku tahu itu adalah bentuk ungkapan sayangmuterima kasih anak-anak ku...Hari keenam, ketujuh, dan kedelapanaku hanya bisa mendengarbagaimana kamu mendoakankuyang sedang tidak hadir bersamamuaku hanya bisa tersenyum kecilsaat membaca pesan-pesan singkat kaliandari aku berangkat sampai kembali pulang.Hari kesepuluh,...tujuh belas pasang mata ada disini,tujuh belas pasang kaki beralaskan kaos kaki,rambut kemerahan terpangkas teratur rapi.salam penuh semangat menyambut pagi,dari tujuh belas bibir tersenyum berseri,bahkan tak da lagi laporan yang mengiris hatiwalaupun sholat masih belom bisa tertib.Hari kesebelas,...kalian semua heran,...bertanya bersahutan tak sabaran,...mengapa tanganku panas saat berjabat tangan?mengapa mataku terlihat memerah?mengapa hari ini suaraku tak seperti biasanya?aku hanya bisa bilang,...Ibu ga enak badan nak sayang...Yaa Robb,...aku merasa bersalahkarena suasana kelas terlihat gelisahtak ada canda dan tawa terucap.saat aku akan hapus papan tulis,beberapa kalian berebut menghapusnya.saat aku akan buka dan tutup etalase kaca,beberapa kalian berebut membuka dan menutupnya.saat aku akan kembali keruangan,tangan-tangan tanggung kalian,berebut membawakan tas yang kubawa.Hari kesebelas ini,aku tak banyak melihat keceriaanhari kesebelas ini,aku telah membuat sorot mata itu redup.astaghfirullah hal adzim....maafkan aku anak-anak ku,aku tidak bisa dampingi kalian sholat,bahkan aku pun harus pulang cepat.Hari kedua belas,...saat kumasuki gedung sekolahbeberapa pasang mata terlihat sedikit bersinarmenyambutku didepan pilar-pilar."tak kira kena sakit Bu..."celotehmu..."Ngga,...Alhamdulillah,... berkat doa kalian,... Ibu sehat kok,..""bener,... tangannya sudah ga panas..."teriakmu sambil tersenyum riang.Alhamdulillah yaa salam...tujuh belas pasang mata itu ada,tujuh belas pasang mata itu bersinar,celotehan penuh canda dan tawapun kembali kudengar.semua mata terpaku menatapku,memperhatiakan setiap rangkaian kalimatku.tujuh belas tangan menari-nari,membuat goresan-goresan penuh arti,memindahkan yang ada di papan tuliskedalam buku-buku yang tipis.Subhanallah,... walhamdulillah,...dihari yang kedua belas inidada ku terasa sesak nak,...tapi bukan karena tersedak,mata ini nanar nak,..tapi bukan karena marah.air mata ini jatuh tak terbendungbukan karena sedih lihat kamu badung.air mata ini berlomba menetes,ingin melihat ketujuh belas kalianberbaris dalam syof tertata rapiair mata ini ingin ikut berdzikir,...bersama doa yang mengalir,dari bibir-bibir yang yang mungil kalian.aku tak pernah malu,membiarkan butiran-butiran air keluar dari mataku.aku ga perlu malu,ucapkan terimakasih padamu,tujuh belas anak-anak ku,karena hari ini tak da lagi candakarena hari ini tak da lagi tawadiantara syof-syof yang tertatadiantara bisikan lirihdari bacaan doa sholatmu.Anak-anak ku,...ibu terima kasih ucapkan padamu,ibu bangga padamu....Hari ketiga belas,...tujuh belas anak tak ada yang terlambattujuh belas anak tak ada yang tak terlihatHari ketiga belas,...tujuh belas pasang mata bersinarbercahaya penuh semangatmengikuti semua yang harus dijalanidari setiap kata dan rangkaian kalimat,ungkapkan semua yang harus kamu tahu.Hari keempat belas,...tak ada yang bisa aku ungkap lagiselain rasa syukur ke Illahi Robbiatas tujuh belas anak-anak penuh artikarena,...tujuh belas anak itu adalahSUMBER PEMBELAJARKU yang sejatiuntuk selalu ber-IQRA',...IQRA' BISMI ROBBIKEndang Mulyani Putro di Pesisir Sukolilo Minggu, 20 Januari 2013

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post