Endang Rusiana

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

SALAH KAMAR

Kemarin pagi, saat mau menghadiri rapat guru sekecamatan. Penulis menyempatkan mampir ke sebuah klinik kesehatan, menjenguk seorang teman yang dirawat.

Ketika mau turun dari mobil, terdengar suara anak laki-laki menjerit-jerit kesakitan, sambil memegangi kedua kakinya, di atas kursi roda yang didorong oleh ibunya.

Dengan penuh penasaran, penulis menghampiri ibu dan anak itu.

"Kenapa dengan anak ini bu?", tanya saya.

"eh....anu...pa, saya juga kurang ngerti".

Jawabnya, sambil terus mendorong kursi roda menuju Ruang Gawat Darurat (UGD).

"ini mungkin penyakit aneh dan baru, yang menyerang anak-anak usia sekolah dasar pa". Katanya.

"Apa yang aneh dan baru, bu?", tanya saya penuh tandatanya.

Ibu itu berhenti mendorong, ketika sampai di depan pintu ruang gawat darurat.

Tak lama kemudian datang dua orang suster lalu membawa masuk anak dan ibunya ke dalam ruangan.

Sekitar lima menit berlalu, salah seorang perawat dan ibu itu keluar dari ruangan.

Ada sesuatu yang dikatakan ketelinga ibu itu, dan tak lama kemudian masuk kembali ke ruangan.

"Mungkin anak tersebut kondisinya semakin gawat, makanya dia disuruh keluar dari ruangan supaya tidak menggangu !", kata saya dalam hati.

Ibu itu melanjutkan ceritanya, bahwa dua Minggu lalu anaknya pernah jatuh pada saat main sepak bola bersama temannya, kaki kirinya keseleo dan perlu segera diobati, selanjutnya anak tersebut dibawa ke tempat pengobatan khusus tulang yang kebetulan cukup dekat dengan rumahnya.

Dan menurut keterangan ibunya, kondisi kaki kiri anaknya, lima hari yang lalu sudah membaik dan sembuh 95 persen.

Namun, sudah tiga hari ini kakinya terasa sakit lagi dan makin terasa sakitnya saat berjalan.

Rasa sakit itu tidak saja menyerang kaki kirinya, namun kaki kanannya juga merasakan hal yang sama.

Anaknya, setiap hari berangkat dan pulang sekolah selalu berjalan kaki dan sesekali naik sepeda.

Tiba-tiba pintu ruangan UGD terbuka.

Seseorang dengan baju serba putih muncul dari ruangan itu.

"Ohhh ini kah dokter yang menangani anak ibu tersebut!", Lalu mempersilahkan kami berdua masuk ke ruangannya.

Ketika kami di dalam, terlihat anak itu berbaring di kasur dan terlihat dalam keadaan lemah sekali.

"Alhamdulillah Bu", kata dokter, membuka pembicaraan dengan kami.

"Penyakitnya sudah kami temukan", sambil menunjuk ke arah kaki si anak tersebut.

"Dan obatnya pun sudah saya berikan", kata dokter itu melanjutkan.

"Alhamdulillah ya Alloh", keluar dari mulut kami bersamaan.

"Terimakasih dokter", jawab ibu itu, sambil menyalami tangan dokter.

"Terus sekarang bagaimana dok?", Tanya saya.

Tidak lama kemudian dokter berkata.

"bagaimana anak ibu ini, ...

"memakai sepatu..."

"kaki kanan pake sepatu kiri",

"kaki kiri pake sepatu kanan",

"itu namanya salah kamar bu,".

Kata dokter, sambil geleng-geleng kepala, dan menahan tawa.

Disampingnya dokter, seorang perawat pun ikut tersenyum dikulum, menahan kencing yang sudah terasa ingin keluar dari tadi, dan ingin segera berlari kencang menuju kamar mandi.

Lalu saya dan ibunya menatap muka anak itu yang memerah menahan rasa malu dan ingin segera loncat dari kasur menuju keluar sana, karena takut melihat wajah ibunya, mendadak jadi menyeramkan sambil mengeluarkan asap hitam di kedua telinga dan hidungnya.

T A M A T

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terimakasih Bu, masih belajar dan pastinya masih banyak kekurangannya.

01 Nov
Balas

Cerita yang menginspirasi ,wuih sukses

01 Nov
Balas

Boleh juga pak ceritanya, sukses selalu dan barakallah

31 Oct
Balas

Makasih Bu Siti Ropiah, masih harus belajar sama Bu Siti.

24 Nov



search

New Post