Endang Siwi Ekoati

Saya adalah seorang guru yang ingin terus belajar hingga maut menjemput. Belajar adalah kegiatan yang menyenangkan. Begitu pula mengajar.Terlebih ketika m...

Selengkapnya
Navigasi Web

ANDAI SEMUA ORANG LITERET

Ada sebuah pengumuman lewat grup WA, “Dimohon keikutsertaan Bapak dan Ibu beserta suami/istri, dalam acara studi banding ke Jogja, tanggal 3-4 Agustus 2018, berangkat pukul 09.00, kumpul … dst”. Ada dua hal yang ingin saya komentari dari informasi tersebut.

Setelah berita itu diposting, ada salah satu anggota grup yang bertanya, itu jam 9 pagi atau malam. Ok, untuk pertanyaan yang pertama bisa saya maklumi karena selama ini, banyak yang menyebut kalau pagi diberi penjelasan jam 9 pagi, kalau malam, jam 9 malam. Maaf, ini belum membahas tentang kesalahan penggunaan ejaan. Ini masih berkisah tentang pemahaman atau logika pukul 09.00 dan 21.00.

Pertanyaan anggota di grup sudah dijawab oleh si penyampai pesan, bukan pukul 21.00 tetapi pukul 09.00, artinya berangkat pagi. Namun, untuk pertanyaan yang kedua, saya menjadi bertanya-tanya, masa tidak paham dengan informasi yang sebenarnya sudah jelas, sudah gamblang tadi. Pertanyaannya adalah, “itu menginap tidak?” Waduh, ini orang tidak literet banget, komentar saya tetapi hanya dalam hati. Sungguh, saya heran dengan pertanyaan Bapak yang satu ini. Dalam pengumuman, jelas tertulis tanggal 3-4, artinya menginap.

Saya belum melontarkan komentar di grup terkait dengan diskusi tersebut. Saya tunggu apa jawaban di penyampai informasi. Rupanya pintar juga jawabannya, ia berpantun, “sudah gaharu cendana pula, sudah tahu bertanya pula”. Meski dengan pantun, itu menunjukkan bahwa informasi yang disampaikan sebetulnya sudah tidak perlu lagi untuk dipertanyakan.

Sayangnya jawaban lewat pantun itu pun masih belum memahamkan si penanya. Saya sempat syok dengan balasan si penanya. “Jangan begitu, informasi yang benar kan dari panjenengan. Berarti kalau menginap kan bawa ganti baju”.

Sungguh, saya geleng-geleng kepala. Sudah jelas tanggal 3-4, tanggal 3 sampai 4. Artinya berangkat tanggal 3, pulang tanggal 4. Kok masih bertanya menginap atau tidak.

Perbincangan di grup masih berlanjut. Ada seorang anggota yang baik hati mencoba memperjelas informasi tersebut, “Berangkat Jumat pulang Sabtu”. Saya menunggu jawaban Bapak penanya. Ternyata dengan polosnya, ia menjawab “Matur nuwun, Ndan, berarti bawa ganti”. Sungguh, saya kasihan dengan si Bapak ini. Betapa ia tidak mampu memahami makna teks meskipun sudah tersurat dengan jelas. Bagaimana jika harus memahami makna yang tersirat?

Saya berpikir, jangan-jangan tulisan saya yang saya posting yang berbunyi, “Jam literasi mohon bisa dilaksanakan sesuai program” juga tidak dipahami oleh anggota grup. Pantas saja, meski sudah saya tunggu, saya pantau, saya amati, masih banyak bapak ibu guru yang membiarkan anak-anak membaca sendiri tanpa ditunggui. Padahal, sudah tersosialisasikan dengan jelas, jam literasi 15 menit sebelum KBM menjadi tanggung jawab guru yang mengajar jam pertama.

Begitu pula tulisan di pagar sekolah yang berbunyi, “Antar dan Jemput Siswa Lewat Gerbang Utara”, ternyata tidak TERBACA oleh para orang tua. Maksud terbaca adalah tidak terpahami oleh orang tua sehingga banyak orang tua yang mengantarkan dan menjemput anaknya di gerbang selatan sehingga jalanan menjadi macet dan mengganggu pengguna jalan yang lain.

Andai semua orang literet, maka tidak perlu dijelaskan maksud sebuah teks karena mereka dapat menemukan makna tersurat maupun tersirat secara baik. Bahkan, bila ungkapan yang disampaikan menggunakan bahasa simbol sekalipun pembaca dapat menemukan maksud teks dengan baik pula.

Semoga, kita termasuk orang yang LITERET…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Analisis wacana yg cetar membahana

02 Aug
Balas

Mengingat ulang tugas zaman kuliah Pak

02 Aug

Saya pernah bermotor dari Trenggalek ke Surakarta, berangkat Selasa siang, pulang Rabu, hari berikutnya, tetapi tidak menginap. Semalaman saya ngobrol di Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta bersama beberapa teman. Menjelang subuh bubaran, ada yang pulang ke rumah, ada yang cari penginapan untuk beristirahat. Bersama seorang teman asal Wonogiri, saya mampir warung kopi sebentar, dan langsung cus Wonogiri. Mampir nyate di Pasar Baturetno (dekat rumah teman saya), dan sendirian lagi saya tarik gas menuju Trenggalek lewat Pacitan. Ngantuk? Pasti. Tapi, masih bisa ditahan. Itu tanpa acara ganti baju dll.*

02 Aug
Balas

Kasihan... Hehe..

02 Aug

Saya pernah bermotor dari Trenggalek ke Surakarta, berangkat Selasa siang, pulang Rabu, hari berikutnya, tetapi tidak menginap. Semalaman saya ngobrol di Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta bersama beberapa teman. Menjelang subuh bubaran, ada yang pulang ke rumah, ada yang cari penginapan untuk beristirahat. Bersama seorang teman asal Wonogiri, saya mampir warung kopi sebentar, dan langsung cus Wonogiri. Mampir nyate di Pasar Baturetno (dekat rumah teman saya), dan sendirian lagi saya tarik gas menuju Trenggalek lewat Pacitan. Ngantuk? Pasti. Tapi, masih bisa ditahan. Itu tanpa acara ganti baju dll.*

02 Aug
Balas



search

New Post