Endang Siwi Ekoati

Saya adalah seorang guru yang ingin terus belajar hingga maut menjemput. Belajar adalah kegiatan yang menyenangkan. Begitu pula mengajar.Terlebih ketika m...

Selengkapnya
Navigasi Web
BERKAH DI BALIK SAGU-SABU

BERKAH DI BALIK SAGU-SABU

Awalnya, niat mengadakan kegiatan SaguSabu semata-mata karena ingin tahu cara menulis buku, belum terpikirkan untuk mempunyai sebuah buku karya sendiri. Ketika ditanya, “Apa nanti harus menulis buku?”, saya jawab, “Yang penting ikut dulu, tahu ilmunya, masalah menulis buku, itu belakangan saja”.

Ternyata, MediaGuru tidak hanya memberikan teori tetapi juga membimbing dan memfasilitasi praktik menulis buku. Pernyataan di brosur yang berbunyi, pelatihan dilaksanakan 32 Jam, in-on dengan dua hari tatap muka dan satu bulan bimbingan online, bukan sekadar iklan tetapi benar adanya. Masalah sebagian peserta tidak mampu menulis buku dalam waktu satu bulan, itu urusan pribadi masing-masing. Target satu bulan harus membuat sabuah buku, dengan tenggat waktu yang selalu disampaikan oleh para mentor, membuat peserta terprofokasi untuk mewujudkannya. Kami berlomba untuk bisa mewujudkan buku dalam satu bulan. Tidak mudah memang, tetapi bisa. Semua bergantung pada niat masing-masing peserta. Mau tidak untuk mewujudkan buku dalam waktu yang ditentukan.

Alhamdulillah, pada saat tenggat waktu berakhir, saya bisa mewujudkan dua buku. Bukan satu, tetapi dua. Saya sendiri tidak tahu bagaimana bisa membuat dua dalam waktu satu bulan. Namun, supaya teman-teman tidak bingung, saya sampaikan bahwa sebenarnya, saya sudah mempunyai babon tulisan yang bisa dibukukan tetapi tidak tahu caranya.

Pada waktu pelatihan, saya belum berpikir untuk mengambil salah satu topik buku dari “babon” yang sudah ada. Pada saat itu, saya berpikir dan terus berpikir akhirnya memutuskan untuk membuat buku berjudul “Pembelajaran Kolaboratif”. Saya buatkan sinopsisnya, dan pada waktu pelatihan hari terakhir, sinopsis saya dibacakan, cover ditayangkan. Betapa bangga hati ini membayangkan akan mempunyai sebuah buku. Cover pun saya pajang di dinding FB dan IG beserta cover-cover terpilih lainnya. Tanggapan dari teman-teman membuat hati ini bergirang. Buku belum jadi, sudah banyak yang PO (pre-order).

Pada saat itulah, saya berpikir. Apa saya mampu mewujudkan buku tersebut karena baru sebatas ide, sementara saya mempunyai calon buku yang lain, yang sudah lama tersimpan sebagai file, dan selama ini terabaikan. Saya beranikan bertanya kepada mentor, “Apakah saya boleh ganti judul?” jawaban mentor, “Boleh saja”.

Sejak mendapatkan balasan itu, saya berputar arah. Saya meninggalkan sementara ide menulis buku pembelajaran kolaboratif, berpindah kepada penilaian otentik. Mengapa penilaian otentik? Karena materi ini sudah ada di laptop. Tinggal menyusun sesuai dengan penjelasan mentor saat pelatihan, bertanya kepada mentor jika tak paham, akhirnya saya menjadi orang nomor dua yang mengirimkan draf buku sebelum tenggat waktu tiba. Tanggal 17 Juli 2018 saya kirimkan draf buku. Seminggu setelah pelatihan usai, tiga meninggu sebelum tenggat waktu berlalu.

Berkah mengirimkan draf buku sebelum tenggat waktu adalah peluang direvisi lebiah awal, diikuti dengan mendapatkan kiriman cover yang bisa “dipamerkan” di media sosial. FB dan IG (instagram) menjadi pilihan. Berbagai komentar dan respon datang membanjiri. Buku belum jadi, sudah dipesan duluan. Itu sungguh-sungguh berkah yang besar. Bisa menulis buku adalah berkah, buku diminati, itu berkah selanjutnya. Sungguh, saya tak pernah menyangka jika buku saya sudah sangat dinanti.

Setelah PDF diterima, kami diberi kesempatan untuk merevisi. Ternyata, meskipun sudah disunting editor, buku saya masih harus disunting lagi. Bukan kesalahan editor tetapi kesalahan sendiri yang kurang teliti. Hasil revisi dikirimkan, saya pun masih harus menunggu PDF revisi yang sudah ber-ISBN. Kesabaran diuji sampai akhirnya datanglah berita menggembirakan itu. Nomor ISBN 978-602-482-226-2 keluar tanggal 16 Agustus 2018, dua hari menjelang ulang tahu. Sungguh, ini berkah yang selanjutnya yang sangat indah.

Setelah ISBN keluar, file buku revisi yang sudah ber-ISBN saya dapatkan. Setelah saya cek ulang, masih juga saya temukan kesalahan. Saya pun mengirimkan lagi bagian-bagian yang harus direvisi. Mengingat, cukup banyak yang perlu direvisi, saya diberi file word agar bisa menyunting sendiri. Saya coba sunting agar tak ada lagi yang salah. Setelah saya rasa cukup, file word saya kirimkan ulang agar bisa mendapatkan file yang sudah layout dan siap cetak. Tengah malam saya kirmkan, pagi hari berikutnya, sudah mendapatkan file PDF baru.

Ternyata, cerita saya tidak berakhir sampai di sini. Setelah file terbaru saya cetak lagi dan saya cermati lagi, masih ada yang perlu diperbaiki. Terlebih ketika bertemu dengan teman dan saya minta untuk ikut mencermati, masih ada juga yang perlu diperbaiki. Itulah perjalanan, tidak semulus jalan tol. Bahkan setelah draf buku siap cetak pun, masih saya dapatkan kesalahan sehingga perlu perubahan. Pelajaran untuk saya adalah, perlu ketelitian agar kesalahannya kecil. Selama ini mungkin saya terlalu bersemangat sehingga ada hal-hal yang terabaikan. Ada bagian yang terpotong, tetapi potongan tersebut tak bersambung dengan bagian berikutnya. Benar-benar ujian. Saya takut, buku saya yang sudah dinanti teman-teman tidak seperti harapan mereka.

Detik-detik kritisnya adalah saya harus merayu percetakan untuk mengganti bagian tertentu. Konsekuensinya, saya siap menanggung biaya penggantian master buku. Wooow… benar-benar sport jantung. Tetapi syukurlah, itu semua sudah terlewati. Draf buku itu sudah di tempat yang semestinya, seminggu kemudian akan benar-benar menjadi janin yang siap menghampiri pembacanya. Saya katakan janin karena ini produk pertama, masih banyak kekurangan. Seiring dengan perjalanan waktu, buku itu akan bertumbuh menjadi lebih besar dan lebih baik.

Terima kasih kepada semua teman yang sudah mempercayai untuk memiliki buku tersebut. Terima kasih sudah menunggu. Terima kasih kepada teman-teman dari berbagai kota/kabupaten di Jawa Tengah, Papua, Kalimantan yang sudah ikut mempromosikan. Terima kasih karena sudah transfer meskipun bukunya baru akan dikirimkan minggu depan. Barakllah. Semoga buku ini menjadi berkah untuk semua pembaca. Aamin.

Bismillah. Buku “Model Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP” akan segera siap menemui pembacanya. Semoga bermanfaat...

Mohon masukan, kritik dan saran untuk perbaikan. Terima kasih.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantab betul.... Sukses selalu.

16 Sep
Balas

Aamiin.. Trm ksh suportnya..

16 Sep

Luar biasa, pengalaman yang hampir sama dengan saya, saya juga revisi berulang-ulang, terimakasih bu siwi atas inspirasi dan pengaalamannya, smoga ke depan nya saya juga bisa seperti ibu, barrokallah dan sukses selalu buat bu siwi

16 Sep
Balas

Aamiin. Sukses ut Bu Rita juga

16 Sep

Zuiiiipp bu....mksh tlh memfasilitasi kami, bukan sy yg dr luar Kudus...

16 Sep
Balas

Zuiiiipp bu....sukses untuk ibu. Trmksh tlh memfasilitasi kami, bahkan sy yg dr luar Kudus... 22:16 Balas

16 Sep
Balas

Sama sama.. Kita belajar bersama..

17 Sep



search

New Post