Kemarin absen menulis dikarenakan ada sesuatu yang membutuhkan energi besar untuk menyelesaikannya, walaupun rasa di dada ini pingin menulis, tapi harus tertahan. Dan hari ini ada waktu untuk mengasah belajar menulis dengan menceritakan tingkah laku hewan peliharaan kesayangan, yaitu kucingku yang kuberi nama Unyil. Dia itu kucing yang cerdas dan penurut, serta penuh pengertian ke saudara-saudaranya. Karena di rumahku ada 3 kucing dan yang paling menonjol sifat penurut dan empati yang luar biasa adalah si Unyil.

Ceritanya berawal dari kejadian si putri kecilku ingin mengajak Unyil bermain di kamarnya. Tapi Unyil memberontak dan mengeong-ngeong terus dan begitu ada pintu kamar terbuka dia langsung lari. Putriku mengambilnya lagi karena pingin bermain di dalam kamar, tapi lagi-lagi si Unyil mengeong lagi dan lari keluar kamar lagi. Mendengar keributan itu akupun keluar dari kamar, dan melihat wajah si Unyil penuh harap menatapku, seakan meminta pertolongan. Ku ambil kucing yang lucu itu lalu kutanya, "kenapa kamu Nyil" dan nyeletuk si kakak Zahra "Unyil nakal Mik, dak mau main" katanya. Lalu ku buka pintu kamar mandi, dan Unyil langsung masuk ke kamar mandi dan apa yang terjadi, penulis melihat dia menempelkan, maaf... pantatnya ke closet, lalu terdengar bunyi air keluar, deras sekali bunyinya. Ternyata si Unyil tidak mau bermain di dalam kamar karena penyebabnya ingin buang air kecil. Tertawa seketika itu aku bersama si putriku melihat kecerdasannya. Dan tanpa basa-basi langsung closet kusiram dengan air sebanyak-banyaknya. Itu adalah kecerdasan pertamanya masih ada kecerdasan berikutnya.

Tadi malam sekitar pukul 24.00 WIB, masih kukerjakan pekerjaan menulis buku yang rencananya kuserahkan akhir bulan ini. Dan tiba-tiba terdengar suara kucing mengaong...kupikir Unyil mengendus tikus mungkin, pikirku. Kuabaikan saja sambil terus mengetik. Tapi suaranya semakin keras dan menumpahkan beberapa barang yang ada di kotak P3K. Waduh ada apalagi si Unyil ini, dengan agak kesal kubuka pintu kamar dan kumarahi dia.Tapi Unyil malah memutar mutar badannya ke kakiku. Lalu kugendong dan kumasukkan ke kamar putriku,sambil kutemani tidurnya dan kuelus-elus lehernya, sampai dia tertidur di kursi yang ada di dalam kamar putriku. Jadi Unyil pingin tidur dan minta ku temani. Melihat kejadian kemarin menambah rasa sayangku pada si Unyil.