Kata-kata itu menggelitik saya, dikala sepeda motor melaju untuk menembus waktu karena sudah ditunggu teman yang sudah janjian akan ke BKD dengan membawa beberapa permasalahan kedinasan. Di belakang mobil panther yang melaju di depan sepeda,tertulis kata Tang Oreng. Senyam senyum melihat tulisan itu,masalahnya pikiran langsung bekerja untuk mencari arti dan makna dari dua kata itu

Selang satu hari sempat penulis menyapa teman satu kantor yang memang asli orang Probolinggo dan beliau juga berasal dari Madura. Memang dua kata itu adalah bahasa madura yang memiliki arti yang sama tapi berbeda dengan kata Tang Endik. Sebenarnya dua kata itu sudah lama dan sering juga terdengar, tapi entahlah kali ini menarik juga untuk diangkat sebagai topik. Masalahnya ada perbedaan makna yang terkandung di dalamnya. Bahasa madura memang berbeda dengan bahasa Jawa, antara tulisan dan cara membacanya ada beberapa huruf yang berbeda, sehingga agak sulit melafalkan bagi orang-orang yang bukan asli orang Madura.

Dari sini teringat pengalaman pertama waktu hijrah dari Pasuruan sebagai kota asal ke Probolinggo karena mengikuti suami sekitar tahun 1998 yang lalu. Ketika menemui semua murid yang berbahasa Madura serta orang-orang dalam keluarga besar suami mayoritas berbahasa Madura, ekspresi yang kutunjukkan adalah selalu senyum, karena gak ngerti dan bingung. Bahkan seandainya di olok-olokpun aku gak akan marah, karena gak ngerti juga apa yang dikatakan. Memang benar istilah yang mengatakan bahwa bahasa bisa karena biasa. Maksudnya biasa didengar dan biasa serta belajar mengucapkan, alhasil setelah hampir 20 tahun berada di Probolinggo akhirnya bisa juga dan mengerti bahasa Madura, walaupun masih perlu juga meguru untuk mengartikan beberapa kata, seperti kata "Tang Oreng".

Dua kata "Tang Oreng " dan "Tang Endik" memang memiliki arti yang sama yaitu menunjukkan arti milikku atau menjadi hak milik seseorang. Tetapi yang dimiliki atau apa yang menjadi hak milik seseorang itulah yang membedakan. Menurut bapak Munauwir teman satu kantor dengan penulis, beliau orang Madura yang lama berdomisili di Probolinggo, mengatakan bahwa untuk kata "Tang Oreng" ruang lingkup kepemilikan meliputi sesuatu benda yang abstrak tapi terasa besar rasanya, seperti kepercayaan, pengaruh kekuasaan, pengaruh jabatan dan juga pengaruh politik. Sedangkan untuk kata "Tang Endik" memiliki arti kepemilikan suatu barang yang kelihatan atau nyata bendanya, seperti mobil, rumah, makanan, minuman, anak, istri, suami, hewan, dll.

Tapi sayangnya saya belum menanyakan secara jelas alasan orang yang memiliki mobil panther itu, mengapa di belakang mobilnya tertulis kata "TANG ORENG". Apa hanya sekedar iseng biar beda dengan mobil yang lain ataukah memang ada maksud tertentu, masih bertanya-tanya juga. Mudah-mudahan suatu ketika bisa ketemu pemiliknya biar ngerti maksud dan tujuan penulisan itu.

Oke mudah-mudahan bermanfaat tulisan saya ini. Wassalam