Endang Wahyu Widiasari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Membuat Taman Sebagai Solusi Keruksakan Lingkungan Dan Penanaman Pendidikan Karakter

Membuat Taman Sebagai Solusi Keruksakan Lingkungan

Dan Penanaman Pendidikan Karakter

Ada sebagian anggapan kalau pelajaran IPS itu membosankan dan menjenuhkan, karena banyaknya teori-teori dan materi yang harus dihapalkan, kalau ini dibiarkan tentunya akan menggangu terhadap keberhasilan proses belajar mengajar, untuk itu guru harus menggunakan model pembelajaran yang bervariatif, agar pembelajaran tidak menjenuhkan dan monoton, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti yang diinginkan.

Dalam materi kelestarian lingkungan hidup, saya mencoba menggunakan model pembelajaran di luar kelas, materi kelestarian lingkungan hidup materinya sedikit akan tetapi waktu di alokasikan banyak sekitar 10 jam pelajaran sengaja ini`dilakukan agar siswa jangan belajar hanya teori saja, tetapi praktek bagaimana memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Belajar di luar kelas harus benar-benar dirancang sedemikian rupa. Sebab kalau tidak, bisa-bisa tujuan pelajaran tidak akan tercapai, dan anak-anak malah asyik dengan kegiatan yang lainnya.

Pada pelajaran pelestarian lingkungan hidup tujuan yang diharapkan salah satunya adalah peserta didik dapat memelihara lingkungan dan melakukan kelestarian lingkungan hidup, dengan mengubah lahan yang tidak produktif menjadi produktif, karena ditanami oleh aneka tanaman yang bermanfaat untuk kehidupan.

Seminggu sebelum pembelajaran dimulai, anak-anak ditugaskan untuk membawa tanaman apotik hidup seperti kuyit, laja, jahe, kencur, jawer kotok, juga tomat, dan cabe. Dan juga menbawa alat-alat untuk bercocok tanam. Saya juga membawa bibit sosin, kangkung, sisa berkebun di rumah.

Untuk menambah keberhasilan membuat tanaman apotik hidup, saya juga bekerjasama dengan guru mata pelajaran lain, seperti dengan guru IPA, PLH dan wali kelas juga dilibatkan. Sebelum anak-anak terjun kelapangan, kami membuat kavling-kapling yang akan ditanami, kapling di buat untuk perkelas, tiap kelas mempunyai kavling masing-masing untuk ditamani.

Rencananya setiap kavling akan ditanami oleh perkelas, dipelihara dan dijaga. Kemudian yang terbaik dalam memelihara kavling tanaman akan diberi hadiah.

Kami pun membuat program perlombaan pemeliharaan tanaman antar kelas. Dibentuk team yang akan menilai, dan menentukan kelas mana yang menjadi juara. Guru yang diberi tugas menilai, agar tidak berat sebelah dalam memberikan penilaian, diusahakan bukan wali kelas, ini dilakukan agar penilian obyektif.

Pada hari yang ditentukan peserta didik menbawa alat-alat yang ditugaskan, semua siswa bahagia pada hari itu, bahkan sebelum pembelajaran dimulai mereka memperlihatkan dengan bangga nya inilah tamanan yang dibawa.

Tibalah kami semua keluar kelas untuk melakukan bercocok taman, siswa dibagi menjadi 4 kelompok, dan mereka mulai menbereskan tanah dibelakang kelas untuk dijadikan kebun, setiap kelas diberi kapling-kapling, dan nantinya akan diperlombakan kelas mana yang terbaik dalam pemeliharaan tanaman, sehingga tumbuhannya tumbuh subur dan terpelihara. Ini bertujan, untuk memotivsi siswa agar memelihara dan menjaga tanamannya dengan penuh tanggung jawab.

Semua siswa bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan, ada yang mencangkul, ada yang memisahkan tanaman -tamanan yang dibawa dari rumah untuk disatukan dan ditaman dalam satu kavling. Sambil bermain mereka asyik bekerjasama membuat taman di belakang sekolah.

Terlihat anak-anak kompak sekali, mereka bekerjasama menanami kavling yang sudah disediakan oleh guru.Tanaman yag dibawa dari rumah ditaman dengan menperhatikan tata letak, di setiap tanaman di beri nama, nama tamanan itu apa, nama latinnya, dan apa khasiat taman bagi kesehatan, dibawah bimbingan guru IPA.

Dengan praktek membuat taman di belakang sekolah kami berharap tertaman karakter

1. Toleransi, dimana siswa saling menghargai perbedaan pendapat, sering terlihat siswa berdiskusi terkadang mereka mempertahankan argumennya masing masing, akan tetapi dalam hal ini guru juga mengarahkan agar siswa bekerjasama dan saling menghargai pendapat orang lain.

2. Disiplin, membuat taman di beri waktu per kelas satu minggu, dengan jumlah jam pelajaran sebanyak 10 jam pelajaran, tentunya disini dituntut kerja keras dan disiplin yang tinggi untuk menyelesaikan taman yang akan dibuat, terkadang terlihat sebelum masuk kelas ataupun ketika istirahat, anak-anak berada di kebun belakang sekolah untuk meyelesaikan pembuatan taman kelas ini.

3. Kreatif, dan rasa ingin tahu,siswa dituntutk untuk kreatif dalam pembuatan taman ini, jadi jangan asal taman pohon, akan tetapi juga di perhatikan tata letak dan keindahan, tulisan yang dibuat harus dibuat sebagus mungkin, agar menarik peserta didik lain untuk mengetahui apa isi tulisan yang dibuat.

4. Peduli lingkungan, inilah titik utama pembelajaran dengan melibatkan siswa belajar di luar kelas denagn membuat taman, agar tertanam rasa peduli lingkungan yang kuat terhadap siswa, bagaimana cara adalah dengan menjaga lingkungan hidup dengan melakukan penanaman lahan yang kosong/tidak produktif menjadi produtif dan akan menghasilkan yang bermanfaat untuk kehidupan.

5. Kerjasama dan Gotong Royong, membuat taman memerlukan kekompakan dan kerjasama, tidak mungkin semuanya berjalan dengan sendirinya tanpa kerja sama dan kekompakan

Itulah pendidikan karakter yang kami harapkan tertanam pada peserta didik dalam pembelajaran ini. Selain itu juga dengan praktek akan lebih kuat tertaman pada peserta didik dari pada hanya belajar teori saja.

Ramai sekali pebelajaran pada hari itu, bahkan hampir semua siswa menbawa makanan dan minuman yang ditugaskan, setelah selesai bercocok taman siswa membuka makanan dan minuman yang dibawa dari rumah, kami semua makan di halaman belakang sekolah bersama-sama, terlihat anak-anakku lahap sekali makan bekal dari rumah. Kami pun para guru melakukan makan bersama bersama anak-anak. Semuanya berbaur dalam kebahagiaan.

Kegiatan pembelajaran kelestarian lingkugan hidup tidak selesai hanya disitu. Setiap hari di buat jadwal per kelompok untuk memelihara dan meyiram tamanan yang sudah ditaman di kavling masing-masing, dan guru yang ditunjuk khusus untuk menilai kelas mana yang kompak dan tanamannya tumbuh subur menilai, dan setiap bulan diumumkan siapa menjaga kelestarian lingkungan hidup, salah satu caranya kelas terkompak memelihara tanaman sehingga tamannya tunbuh subur dan kavling nya bersih.

Keruksakan lingkungan hidup sekarang memang telah menjadi isu sentral karena berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan mahkluk hidup di dunia, akan tetapi apalah artinya jika hanya menjadi bahan pembicaraan saja, tanpa ada tindakan nyata dilapangan. Itulah salah satu upaya kami untuk mencegah keruksakan lingkungan hidup, dengan cara melakukan penghijauan di sekolah.

Walaupun tak sempurna apa yang kami lakukan, tapi alangkah lebih baiknya kalau kita berbuat dari pada diam. Bisa dibayangkan jika satu orang menanam satu tanaman, mungkin akan hijau kembali Indonesia yang kita cintai ini.

Yu.. kita lestarikan lingkungan sekitar kita dengan bukti nyata.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post