Indonesia Bagus
Seketika kenikmatanku menderas Al-Qur'an terpenggal. Seekor nyamuk yang bertengger dengan pongah di punggung tangan kiriku sukses menghisap darahku. Menebarkan racun gatal tanpa ampun. Meskipun sangat gemas, aku tak mungkin menepuknya. Sebab kemungkinan terburuk, aku tak bisa kembali ke tempat sajadahku kugelar. Ada lautan jamaah bermukena yang harus kusibak bila aku mengambil air wudhu.
Dari balik cadarnya, perempuan penjaga zam- zam tak berkedip mengawasi gerak- gerikku. Mulai dari aku mengeluarkan minyak aroma terapi dari tas paspor hingga mengoleskannya ke sumber rasa gatal, sepasang mata itu tetap tertuju padaku. Aku was- was. Jangan-jangan ada larangan memakai minyak di Masjidil Haram.
Rupanya perempuan itu menginginkan minyakku. Tangannya sudah merogoh kantong gamis untuk mengambil uang. Buru- buru aku menggoyangkan tanganku, melarangnya membayar. Biarlah kuikhlaskan minyak andalanku itu untuknya. Aku yakin , Gusti Allah akan menjaga kesehatanku karena keihlasanku. Dengan mata berbinar, perempuan itu mengacungkan jempolnya. "Indonesia bagus, " pujinya gembira. Dan rasa gembira itu menular ke hatiku.
Puri, 26 Juni 2020 pukul 22.34
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa pentigrafnya. Sukses, Ibu!
Terima kasih telah setia singgah, Bu. Saya baru belajar, Bu.
Siip Bu pentigrafnya mantap salam literasi dan salam sukses selalu
Terima kasih, Bu Rini.
Subhanallah..bagus ceritanya bun... inspiratif
Terima kasih, Bun. Salam kenal.