Endartiningtyas Sulistiyo

Ibu tiga anak ini mengajar mapel bahasa Indonesia di SMP 6 Rembang . Tugas pertamanya di SMP 7 Blora . Sejak 2008 mutasi ke Rembang . Punya minat dalam t...

Selengkapnya
Navigasi Web

Pemain watak

Bus mini yang membawaku ke tempat kerja melaju dengan kecepatan sedang. Aku sengaja membiarkan jendela di sisi kiriku sedikit terbuka agar dapat kurasakan segarnya angin pagi dan hangat mentari.

Hamparan tanaman ketela tumbuh dengan subur di tepi jalan utama yang menghubungkan kabupaten tempat tinggalku dan kabupaten tetangga yang menjadi tempatku mencari penghidupan. Hamparan pohon ketela itu mengingatkanku pada sosok perempuan berbaju lusuh, kurus, jangkung, dan bersuara parau yang sering datang ke rumah membawa ketela dan menukarkannya dengan beras. Pertama dia datang, aku menyodorkan uang untuk membeli ketelanya, tapi ia menolak. Ia memintaku menukar ketela itu dengan beras. Sambil berurai air mata , dia mengaku tinggal di tepi hutan bersama ketujuh anaknya dan butuh beras untuk makan. Aku yang perasa dan mudah iba, bukan hanya menukar ketelanya dengan beras, aku bahkan memberinya uang , dan beberapa potong pakaian yang diterimanya dengan suka cita. Sejak itu, perempuan kurus itu sering menukarkan ketelanya.

Bus berhenti di pertigaan. Seorang turun. Dua orang naik. Dari tempat dudukku, telingaku mendengar mereka saling menyapa dan berbicara. Perempuan yang baru naik mengatakan kalau ia dan anak perempuan yang bersamanya akan ke toko membeli baju dan sepatu. Suara parau dan sosoknya yang jangkung seperti tak asing bagiku. Betul saja. Begitu ia duduk di jok sebelah depanku, aku memastikan, ia perempuan yang sering datang ke rumah untuk menukarkan ketelanya dengan berasku. Tiba-tiba aku merasa geram dan merasa sedang berhadapan dengan seorang pemain watak kawakan yang aktingnya berhasil memperdayaiku, membuatku tak sadar kalau selama ini aku telah ditipu olehnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Begitulah yang banyak zaman sekarang ibu, kebaikan sering disalah artikan, malah tega membohongi orang demi tercapai tujuan.... Semoga ke depan mereka kan sadar.. Keren

03 Jul
Balas

Terima kasih , Bun.

03 Jul

Keren bun.salam literasi.

03 Jul
Balas

Terima kasih, Bun. Salam literasi.

03 Jul

Wah, ketipuu . Ternyata yang jual ketela pemain sinetron

03 Jul
Balas

Pemain watak pula. Terima kasih telah berkunjung. Salam kenal, Bun.

03 Jul

Begitulah kondisi kini, ada yang memanfaatkan kebaikan orang lain

03 Jul
Balas

Terima kasih kunjungannya, Bun. Salam literasi

03 Jul

Keren Bu. Salam literasi

03 Jul
Balas

Terima kasih. Salam literasi.

03 Jul

Mungkin dia membeli baju dan sepatu satu dari uang sedekah ibu tadi ya.. Mantap ceritanya. Lanjutkan bu

03 Jul
Balas

Hehehe. Terima kasih apresiasinya, Bun. Salam kenal.

03 Jul



search

New Post