Tujuh Kerikil
Pukul 02.00 dini hari waktu Mina jamaah bergerak menuju jamarat. Dingin yang menggigit dan
temaram rembulan menjadi saksi langkah kaki ratusan tamu Allah itu. Di bawah bimbingan Kiai Nakrawi,
kiai muda yang energik, jamaah berjalan dengan tertib dalam barisan yang teratur rapi. Kaum laki-laki
menempatkan diri di tepi kanan dan kiri, mengapit barisan kaum perempuan yang membentuk barisan
memanjang di bagian tengah.
Kerikil-kerikil mulai dilemparkan. Bismillahi Allahuakbar. Berulang-ulang kalimat itu diteriakkan
dengan semangat. Seolah-olah setiap mata mampu melihat wujud setan yang harus dihalau dengan
sekuat tenaga.
Di tengah-tengah teriakan itu, Kiai Nakrawi menggamit lengan seorang laki-laki paruh baya.
"Silakan Bapak mengulang lemparan. Melemparnya satu-satu ya, Pak," kata Pak Kiai kepada laki-laki
yang melempar tujuh kerikil sekaligus dalam sekali lemparan itu. Ah, ke manakah dia waktu manasik?
Puri, 28 Juni 2020 pukul 20.28
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Siiip. Rindu Mekah ya bunda
Nggih, Bun. Terima kasih telah berkenan singgah. Salam kenal, Bun.
Bagus cerianya bun...tapi bukan pentigraf ini bun, Pentigraf hanya terdiri dari 3 paragraf
Ngga tahu hasil ketikannya kok jadi berloncatan gitu, ya. Itu sebenarnya tiga paragraf, Bun. Paragraf kedua dimulai dari kerikil- kerikil. Paragraf tiga dimulai dari di tengah-tengah teriakan.
Ngga tahu hasil ketikannya kok jadi berloncatan gitu, ya. Itu sebenarnya tiga paragraf, Bun. Paragraf kedua dimulai dari kerikil- kerikil. Paragraf tiga dimulai dari di tengah-tengah teriakan.
Mungkin karena gurusiana kemarin eror bun
Bagus cerianya bun...tapi bukan pentigraf ini bun, Pentigraf hanya terdiri dari 3 paragraf