endas dasiah

Guru di SDN. Cijulangadeg Kecamatan Cikalong Kab. Tasikmalaya. Aktif dalam Gerakan Pramuka. Hobi menulis ditekuni sejak tahun 2016. Beberapa judul cerpen dan ca...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tanda Cinta 27
Tantangan hari ke-214

Tanda Cinta 27

Darah di PMI hanya tersedia satu labu saja. Masih belum mencukupi untuk kebutuhan transfusi bagi Alina. Winata belum merasa tenang. Namun begitu, lelaki itu bergegas membawa selabu darah itu ke rumah sakit di mana Alina dirawat.

Diserahkannya darah itu kepada perawat. Dalam kondisi konsentrasi terbagi, Winata tak lepas memperhatikan setiap tetes darah yang jatuh merasuki tubuh lunglai Alina. Pikiran Winata terus berputar kepada siapa dia harus meminta pertolongan.

“Assalaamu’alaikum,” suara salam membuyarkan kelana pikiran Winata. Serentak Winata dan Hanifah menyahuti salam itu. Dua sosok yang selalu menyayangi Alina berdiri tertegun. Umi Sepuh dan Ustazah Laila berdiri tepat di depan pintu ruang rawat Alina.

“De Alina, bagaimana kesehatanmu? Kakak kangen, De. Maafkan Kakak baru bisa datang sekarang!” Laila menyerbu penuh haru tubuh santrinya. Dua anak manusia yang memiliki kemiripan wajah itu berpelukan. Tampak lelehan air mata tidak berhenti membasahi kulit halus wajah Laila.

“Makasih Kak Laila sudah datang. Alin juga kangen Kakak. Alin ingin menambah hafalan. Alin pasti tertinggal dari teman Alin. Maafkan Alina ya, Kak!”

“Jangan kau pikirkan dulu hafalanmu, yang penting sekarang Alina sembuh dulu, ya! Alina harus semangat, oke!”

“Iya, Kak! Alina pasti semangat. Alina ingin segera bergabung dengan teman Alina di pondok.” Laila memeluk kembali tubuh Alina yang sedang dalam proses tanfusi darah.

“Umi, Nak Alina, aku sangat bingung, Alina masih membutuhkan donor darah. Kiranya, adakah diantara Umi dan Nak Laila yang memiliki golongan darah yang sama dengan Alina?” tanya Hanifah kepada Umi Sepuh dan Ustazah Laila.

Umi Sepuh dan Laila saling pandang.

“Jika golongan darah kami cocok untuk Alina, tentu dengan senang hati kami akan mendonorkannya. Ke mana kami harus pergi untuk memeriksakan golongan darah?” ujar Umi Sepuh.

Tanpa basa-basi keduanya diantar Winata pergi menemui petugas laboratorium rumah sakit untuk dilakukan cek darah. Mereka tidak sabar menunggu hasilnya.

“Hanya darah saudara Laila yang bisa membantu Alina. Silahkan saudara Laila bersiap-siap untuk diambil darahnya.” Ujar petugas laboratorium.

Seketika Winata bersorak. Tanpa sadar dia menggumankan hamdalah sambil menutupi muka cemasnya dengan kedua telapak tangannya. Rona wajah Winata berubah. Kecemasan sedikt demi sedikit menghilang dari wajahnya. Apalagi ketika Alina mulai menerima tambahan darah yang masuk melalui selang infus. Semakin lama tubuh Alina terlihat segar dan tak lunglai lagi. Winata, Hanifah, Umi Sepuh, dan Laila serempak mengucapkan hamdallah sebagai bentuk rasa syukur akan kesembuhan Alina.

“Terima kasih, Nak Laila. Kamu sudah menyelamatkan Alina,” ujar Hanifah. Ucapan terima kasih itu juga ditimpali oleh Winata.

“Kami berhutang budi padamu, Nak,” ujar Winata. Lelaki itu menyalami Laila.

“Jangan begitu, Pak. Aku juga sangat menyayangi De Alina. Aku bersyukur bisa mendonorkan darahku untuknya,” jawab Laila.

Kebahagiaan terpancar dari wajah semua yang setia menemani Alina di rumah sakit. Namun, hati Winata sedikit terganggu oleh negatif thinking yang tetiba datang mengusik sanubarinya.

Winata merasa ada misteri kehidupan antara Alina dan Laila. Selain wajah keduanya yang memiliki kemiripan, juga golongan darah mereka sangat cocok. Namun, lelaki tampan itu tidak mau gegabah untuk meyakininya. Winata berpikir dia harus mengungkap siapa sebenarnya sosok Laila itu.

“Umi, boleh kita bicara sebentar?” tanya Winata. Lelaki dengan julukan om baik itu, mengajak Umi Sepuh untuk menjauh dari Hanifah dan Alina. Keduanya meninggalkan ruang perawatan. Mereka beranjak ke luar. Entah apa yang akan mereka bicarakan.

Bersambung…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Syukurlah. Turut lega Alina mendapatkan donor darah dari orang yang tepat. Lalu apa yang akan dibicarakan oleh Om Baik, ya?

16 Nov
Balas

Makasih kunjungannya.

17 Nov

Wau...membicarakan pertunangan Say...keren. salam Literasi

16 Nov
Balas

Makasih kunjungannya.

17 Nov

Kepo Bu, hehehe

17 Nov
Balas

Makasih kunjungannya.

17 Nov



search

New Post