Eneng rahmayanti

Guru IPA di SMPN 1 Jatinangor, memiliki hobi menulis. Buku karya perdana bejudul "Seribu Tanya, Sejuta Jalan", menjadi salah satu penulis pada antologi fabel ka...

Selengkapnya
Navigasi Web

BELAJAR MENULIS DARI MEMBACA (Tantangan hari ke-19#TantanganGurusiana)

Agustus 2018 merupakan tanggal bersejarah untuk saya. Di bulan ini, semua cerita yang tersimpan di otak telah berhasil di print out menjadi sebuah buku. Pelatihan Sagusabu yang menjadi perantara terbitnya buku perdana.

Bangga, meski sadar hasil tulisan belumlah sesempurna yang diharapkan. Alhamdulillah, banyak orang yang peduli dan memberikan dukungan. Terutama dukungan semangat.

“Asal nulis aja dulu, jangan takut”. Itu kalimat yang sering saya dengar dari teman dan sahabat.

Memang betul, syarat utama agar kita bisa menulis adalah jangan takut menulis. Tulis saja, sehingga kita bisa melihat sehebat atau seburuk apa tulisan kita. Ini adalah modal yang saya miliki. Tapi walaupun asal menulis, saya tidak mau menulis asal.

Untuk menulis, kita harus meluangkan waktu dan menguras energi. Saya tidak mau waktu dan energi itu menjadi terbuang sia-sia hanya untuk menulis asal-asalan. Boleh saja asal nulis, tapi jangan menulis asal.

Bukan hanya menulis, saya menerapkan prinsip itu untuk semua pekerjaan yang saya lakukan. Bila ada orang yang mengatakan tulisan atau pekerjaan saya buruk, serba kurang di sana sini, tentu akan saya terima dengan dengan senang hati. Semua itu adalah sebuah pembelajaran. Tapi saya tidak terima bila tulisan atau pekerjaan yang saya lakukan dikatakan asal-asalan. Tulisan atau pekerjaan saya tidak bagus bukan karena saya asal-asalan. Semua dilakukan dengan sungguh-sungguh. Masalahnya adalah kemampuan saya baru sampai disitu.

Beruntung ada beberapa teman yang mau meluangkan waktu untuk memberikan masukan mengenai hal-hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki tulisan. Bagaimana cara agar tulisan tidak monoton, menarik perhatian pembaca, dan hal lainnya. Mungkin karena keterbatasan kecerdasan, membuat semua masukan itu menjadi sulit untuk diimplementasikan. Bukan tidak mau memperbaiki, tapi masih belum paham bagaimana cara memperbaikinya.

Tantangan 30 hari menulis di gurusiana, membuat saya jadi sering membaca tulisan guru-guru hebat nusantara. Mulai dari tulisan kolom, reportase, opini, sampai cerpen. Banyak hal yang bisa dipelajari dari hasil tulisan rekan-rekan di gurusiana. Barulah terbayang maksud dari masukan yang dulu saya terima.

Membaca ternyata memberi pemahaman yang lebih dari sekedar mendengarkan teori. Belajar menulis dari membaca. Ya, itulah yang sedang saya lakukan sekarang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mari berproses bersamasama bu..tidak ada yang instan bisa langsung menulis dengan baik..kadang yang bersungguhsungguh masih banyak kekurangan dan kegagalan. Jangan putus asa, semangat terus menulisnya...bisa dari membaca atau mengalami sendiri apa yang akan kita tulis..yang penting ide bisa tercipta...

02 Feb
Balas



search

New Post