Eneng rahmayanti

Guru IPA di SMPN 1 Jatinangor, memiliki hobi menulis. Buku karya perdana bejudul "Seribu Tanya, Sejuta Jalan", menjadi salah satu penulis pada antologi fabel ka...

Selengkapnya
Navigasi Web
PELAYANAN PRIMA BAGI PEMBURU  MENTARI PAGI (Tantangan hari ke9TantanganGurusiana)

PELAYANAN PRIMA BAGI PEMBURU MENTARI PAGI (Tantangan hari ke9TantanganGurusiana)

Bunda, begitulah sapaan anak-anak kepada para guru perempuan di SD APEL (Alam Pelopor). SD tempat gadis dan bujangku bersekolah. Suasana nyaman dan asri menjadi identitas sekolah ini.

Bila anak biasanya ingin cepat pulang dari sekolah, di sekolah ini sebaliknya. Setiap jam pulang sekolah, orang tua dan supir jemputan biasanya harus menunggu anak-anak. Sepertinya mereka betah sekali di sekolah. Ada yang main di taman, sepak bola di lapangan, setoran al quran (setor hafalan surat). Semuanya terasa nyaman tanpa paksaan.

Sekolah full day yang katanya dapat menjadi sebuah “siksaan/kekangan” bagi anak tersangkal telak jika melihat keceriaan anak-anak APEL.

Sekolah inklusif yang tersandang di sekolah ini membelajarkan siswa untuk memiliki rasa empati. Tak mudah membuat mereka mengerti. Perjuangan para bunda di sekolah yang begitu ekstra lah yang akhirnya membuat rasa itu dapat tumbuh. Tanpa bermaksud menapikkan upaya para guru pria, mungkin karena jumlah bunda lebih dominan sehingga perannya pun tampak dominan.

Memiliki sensitivitas dan bertindak dengan perasaan merupakan kelebihan wanita dibanding pria. Mungkin itu yang menjadi dasar anak-anak dekat dengan bunda mereka. Dan mungkin itu juga yang menjadi alasan mengapa formasi pengajar kelas 1 adalah para bunda.

Mengapa fokus awalnya ke kelas 1?. Karena kelas 1 adalah tahap awal dimana anak belajar. Belajar membaca, menulis, berhitung, besosialisasi. Mungkin ada beberapa anak yang pernah sekolah di playgroup atau taman kanak-kanak, dimana mereka telah belajar berinteraksi. Tapi anak dihadapkan pada tuntutan yang berbeda saat menapakkan kakinya di SD.

Kegiatan sekolah mulai pada pukul 7.30, diisi oleh pembuatan projek untuk melatih kemampuan hands on para siswa. cukup pagi, tapi cukup banyak juga siswa yang datang lebih pagi. Sepertinya ada kebanggaan tersendiri bagi siswa bila datang lebih awal.

Para bunda kelas 1 melihat ini sebagai peluang untuk membimbing siswa. Sebagai wujud totalitas mereka, pelayanan prima diberikan pada para pemburu mentari pagi ini. Siswa yang datang lebih awal mendapatkan bimbingan tambahan membaca, menulis, dan berhitung. Free…tanpa biaya tambahan. Hebatnya, anak-anak tak merasa terbebani. Mereka justru merasa rugi jika datang terlambat.

Bravo untuk para bunda. Pelayanan prima, totalitas tanpa batas. Untuk mencerdaskan anak bangsa, tanpa mengesampingkan rasa. Membentuk cendekia dari generasi alfa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post