Arofah Berbisik Bagian 42
Arofah Berbisik
Oleh
Enge Rika Lilyana, S.Pd
Kalau bicara mama sepertinya tak ada habisnya. Ditambah Haji Syamsuri yang memang pas untuk disandingkan dengan mama. Apalagi rencana menikah sudah ada di depan mata. Bukan seperti anak muda yang dalam tahap awal hanya ingin sejauh mana bentuk cinta oada pasangannya. Mama dan Haji Syamsuri ingin menghabiskan sisa usianya dengan saling menyempurnakan. Memang bukan hal yang mudah.
Pihak manapun pasti akan menganggap bahwa perjodohan ini karena memandang harta yang lebih penting. Apalagi Haji Syamsuri yang masuk ke ramah bahaya. Zona yang sebagian keluarga besar mama memandang aneh perjodohan ini.
Tak ada sikap manis sedikitpun jika ada Haji Syamsuri ke rumah. Untungnya mama tetap sabar. Mama siap berjuang demi Haji Syamsuri asalkan tetap bisa bersama. Demikian juga Haji Syamsuri yang tak gentar sedikitpun. Hari ini ada satu pertanyaan yang sangat mendasar bagi mama. " Bolehkah aku memperkenalkan engkau pada yang sangat mencintaiku?"
Mama sangat terperanjat pada kata-kata Haji Syamsuri. Siapa lagi selain mama bisa mencintai tulus Haji Syamsuri? Apakah dia sangat istimewa? Mama hanya mengangguk lemah. Ada perasaan tak enak dalam hatinya. Apakah Haji Syamsuri tidak bisa menghargai cinta mama yang sudah mengakar di dada?
"Kenapa selemah ini? Ayo jawab dengan semangat! Karena ada yang sangat mencintaiku dan kamu akan aku ajak untuk menemuiNya. Sebelum kamu dan aku seiya sekata." Mama memandang ke wajah Haji Syamsuri. Betapa teduhnya telaga cinta di sana. Tak.mungkin Haji Syamsuri berbagi hati dengan perempuan.lainnya.
Tiba-tiba mobil Haji Syamsuri berhenti di sebuah masjid karena adzan maghrib berkumandang. " Di sini cintaku bertahtah. Nanti kamu akan tahu ada cinta di atas cinta yang sangat menginginkanku untuk selalu bersamanya. Di.sini aku bertemu dengan yang Maha itu!"
Haji Syamsuri membiarkan mama sendiri di mobil. Dia mohon izin.untuk sholat berjemaah di masjid. Dibiarkannya mama memahami kata-katanya. Ada pesan tersirat yang disampaikan Haji Syamsuri pada mama. Bukti cintanya pada mama adalah memberi waktu berproses sebelum halal sebagai sepasang insan berkasih.
Tak ada kesan egois. Lelaki dengan kesempurnaan hati. Tak semena-mena memaksa mama untuk menjadi dirinya. Haji Syamsuri menghargai perbedaan. Namun untuk bersama pasti ada harapan untuk sejalan. Mama menitikkan air mata. Saat menyadari perjalanan bersama Haji Syamsuri perlu keikhlasan.
#Bersambung#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Menyatukan hati butuh keikhalasan....mama dan Haji Syamsuri akan menuju ke sana..
Semoga hati mama tulus ikhlas menerimanya, menuju kesempurnaan hidup
Terima kasih bunda Menik sayang setiap jodoh butuh perjuangan juga mama butuh menyesuaikan diri dengan kehidupan Haji Syamsuri
Cerita tentang tanah suci yang selalu menarik Bu Rika.
Terima kasih Bapak motivator yang baik...