Arofah Berbisik Bagian 43
Oleh
Enge Rika Lilyana, S.Pd
Menemukan jawaban dari segala pertanyaan di otak kepala ini punya keseruan yang luar biasa. Mama bagiku tetap wanita hebat. Meskipun Haji Syamsuri bukan dari kalangan semarga namun berani meminta mama jadi sisihannya. Tak pandang dari suku aau bangsa apa cinta hanya sebuah komitmen selebihnya bunga-bunga hiasan.
"Tacik, kalau disuruh milih ikut mama atau papa? Enak yang mana?" Ijon yang sejak semula ada di dapur tiba-tiba muncul memberi kerumitan oadaku. Memangnya bisa memilih ikut mama atau papa? Kalau aku sih enak ikut mama karena sejak lahir aku selalu bersama mama. Aku tak.mau bersama mama tiri.
Ijon tetap ingin aku dewasa dalam memandang sebuah ujian dengan positif. Kata Ijon aku harus jadi wanita kuat. Tidak boleh cengeng. Tidak ada dalam kamus mama wanita cengeng. Pertama kulihat mama tetap menjalankan ekonomi dengan semangat Menyerap ilmu seperti saat papa masih ada. Keuletan itu yang menjadi nilai plus mama.di mata Haji Syamsuri
Bahkan pernah Haji Syamsuri menggoda mama. "Kalau nanti kita sudah menjadi keluarga, tetaplah butuh aku ya!" Bersama terus ya!" Mama yang tidak menyadari kata-kata itu sebagai pernyataan bahwa mama begitu kuat dan mandiri. Haji Syamsuri menatap mama begitu dalam. Sedalam lembah di bukit-bukit penuh kasih.
Bagaimanapun jauhnya melangkah pasti akan sampai di persinggahan pula. Betapa kuat dan mandirinya mama, Haji Syamsuri tetap pelabuhan terakhir. Semangat yang berkobar memnangkitkan segala kerikil dan onak. Bulan depan Haji Syamsuri akan meresmikan pernikahannya dengan mama. Terbayang bagaimana melonya pernikahan mama kali ini. Akan sendiri tanp saudara dan orang tua karena Haji Syamsuri telah menciptakan bumi baru dengan mimpi-mimpinya.
Mama kali ini begitu serius membalas tatapan mata Haji Syamsuri. Dalam hati mama menyimpan pertanyaan yang harus segera menemukan jawabannya. "Seberapa besar cinta yang akan aku dapat setelah berkorban seluruh hidupku?" Haji Samsuri tak mengira bahwa masih ada keraguan di hati mama. Akan ada bukti besar yang diberikan nanti agar mama percaya. Dak Haji Syamsuri memang menunggu pertanyaan itu ada. "Tunggulah, Ming Ming sayangku! Akuberharap kamu adalah mimpi nyataku" Haji Syamsuri menegukkan air syurga di rongga-rongga sepi mama.
#Bersambung#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Makin seru Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Haji Syamsuri menyiramkan kesejukan air surgawi di rongga sepi mama...
Tambah keren dan masih lanjut nih ceritanya. Semoga sehat dan sukses selalu bunda.
Ayo ceritanya lanjut, jgn ada jeda yaaaaa
Cerita keren Bu Rika. Semangat berliterasi, lancar dalam beraktivitas dan semoga sukses selalu. Amin.