Arofah Berbisik Bagian 44
Arofah Berbisik
Oleh
Enge Rika Lilyana, S.Pd
Mendengar Haji Syamsuri menyebut nama mama, Ming-Ming serasa ada aliran air sejuk mengalir ke seluruh urat nadi. Panggilan sayang yang tak pernah terdengar sebelumnya. Mungkin dulu papa sering menyebut nama itu bukan Haji Syamsuri.
Tangan Haji Syamsuri menggandeng mama sambil menunjuk sebuah tempat yang di dekatnya ada sebuah palung berisi air. Atau mungkin sebut saja danau mungil. Haji Syamsuri berbisik pada mama di sana nanti akan ditempati bwrdua bersama mama. Menciptakan surga dan menyempurnakan ibadahnya pada Allah
Mama tertegun tak percaya. Seindah ini rasanya menuju ke jenjang pernikahan? Padahal untuk ke sana tak ada satupun yang mendukungnya. Haji Syamsuri pernah bilang jika pengorbanan mama adalah ibadah pada Allah akan dimudahkan dengan cara Allah juga. Tapi mama mungkin tak paham apa yang dimaksud Allah yang kerap kali diucapkan oleh Haji Syamsuri.
Mungkin mama saat ini berada di dalam dua dumia. Dunia mimpi dan juga dunia realita. Untuk bersama Haji Syamsuri mama harus teguh dan kuat. Kelak mama akan berada dilindungan laki-laki yang selalu bersamanya. Aku tidak paham aku sendiri berada di mana kelak ketika mama menjadi istri Haji Syamsuri.
Biar waktu yang memberi ruang untuk tanda tanyaku. Seperti hati mama yang telah memberi ruang untuk Haji Syamsuri. Aku terharu karenanya. Juga seorang perempuan sepatuh baya yang selalu paham sisi manapun di kehidupanku.Ijon, perempuan itu. Dia yang bercerita padaku bahwa lahan Haki Syamsuri kelak akan ditempati bersama mama. Alasan itu masuk akal karena lokasinya tak jauh dari rumah Ijon.
Sore indah ini telah dihias pelangi indah karena hujan sejak tadi telah menyejukkan kegersangan hati. Semua berubah jadi indah.Seindah harapan Haji Syamsuri yang dalam hitungan hari akan mengajak mama menuju gerbang pernikahan. Mama tak kerap melingkari kalender di dunding dengan spidol merah tanda hari itu begitu penting.
Aku melihat ada separuh tanda lingkaran di kalender berarti hampir separuh hari bahagia itu. Indahnya luar biasa. Apa perlu aku kabarkan berita bahagia ini pada papa? Ataukah nanti justru ideku tidak membuat mama bahagia? Nanti oasti akan ada pertanyaan," Emangnya elu mau pamerin kabar mamae biar papa nanti dateng gitu ya? Aduh, kalau papa membalikkan fakta jadi bencana. Mending semuanya aku tak lakukan. Cukup bagiku papa tahu dari orang lain saja. Dan bagiku itu lebih aman.
#Bersambung#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerbungnya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi
Terima kasih Bapak motivator yang baik..semoga bapak selalu sehat...
Tambah seru ya bunda ceritanya. Salam hangat kota Tape tercinta. Sukses selalu buat bunda.
Terima kasih bunda sayang semoga binda selalu diberi kesehatan untuk terus berkarya..
Kalo SDH gini kok kayaknya hampir selesai ya ceritanya, perpanjang Bu, biar awet, lanjut bu
Terima kasih bunda perjalanan panjang bunda...tterima kasih idenya...
Cerita yang penuh kenangan Bu Rika. terkenang selalu tanah suci... Semangat berliterasi, semoga sukses selalu. Amin.
Ya Allah Bapak motivator rindu semua umat muslim seluruh dunia..semoga kita semua bisa diberi kesempatan untuk sampai ke sana..