Arofah Berbisik Bagian 45
Arofah Berbisik
Oleh
Enge Rika Lilyana
Apa memang setiap kenangan harus diilupakan? Atau hanya hati saja yang tak bisa dikompromi bahwa penyesalan kadang darangnya terlambat? Entahlah! Aku mengira papa tidak senang pada mama gara-garanya sih sepele sudah ada saingan. Ibaratnya ada barang baru barang lama sudah masuk musium.
Papa memang tak akan bisa melupakan mama. Apalagi mama memilih tambahatan hatinya dari kalangan yang bukan dari etnis yang sama. Semacam kekeliruan besar bagi papa jika mama melakukan hal itu. Dulu papa sangatlah didukung saat memilih mama karena kesempurnaan bebet, bibit dan bobotnya. Bahkan orang tua papa mengadakan pesta besar-beaaran kala itu.
Dapat dibayangkan dari alasan itu mama dan papa menikah diatas persetujuan semua pihak. Bagaimana tidak dikata sempurna jika pesta itu telah memadukan ekonomi kedua belah pihak. Mulai dari toko kelontong yang penuh dengan segala macam barang. Serta toko pertanian yang dikelola dengan baik.
Tidak hanya toko yang ciamik namun berkembanglah pada pertanian dan perternakan. Dari bisnis yang berhasil mama teaplah wanita yang menjadi alasan papa untuk pulang. Berhati merah muda dan selalu tersedia waktu meskipyn sangat sibuk. Mama dan papa tidak pernah berpisah meskipun hanya sebentar. Cinta sempurna yang membuat semua pasangan ingin seperti mama dan papa.
Sebuah perjalanan cinta yang lur biasa itu bukan tanpa duri atau kerikil mama dan papa juga demikian. Di saat sempurna yang mama papa rasakan, berita tak menyenangkan datang ketika kakak perempuanku Liem Mefa Nio lahir. Perkiraan dokter kakak tak bisa lahir usia kandungan sembilan bulan karena waktu itu mama tensi darahnya tinggi sekali.
Bayi yang belum genap sebulan itu lahir dengan jantung klepnya bocor. Nafas yang tersengal-sengal dan bibir biru keunguan membuat semua yang melihat tak tega. Suara tangisnya yang lemah semakin mengiris hati. Seakan tak henti air mata yang mengalir tanda duka cita ynag mendalam. Semangat untuk Mefa sangatlah besar. Dia menjadi bayi mahal yang selalu terkabul keinginannya, kecuali sakitnya.
Hampir setiap hari banyak tamu datang ke rumah untuk melihat Mefa. Saudarandekat dan jauh juga hadir. Semua sangat sayang pada Mefa. Saat itu memang saat yang begitu menguras tenaga dan pikiran. Karena deteksi dokter sebenarnya mama lelah pikiran maka tercermin pada pola kesehatan Mefa.
Entah sedalam apal mama dan papa menjaga rahasia hingga Mefa yang harus menanggungnya. Yang aku tahu Ijon pernah bercerita padaku katanya saat itu papa sering gak pulang. Ada seseorang yang membuat papa begitu. Namanya Hera, perempuan yang dulu kos dekat rumah mama. Kata Ijon, Hera sering mendapat perhatian lebih di saat mama sedang mengandung Mefa. Tak ada yang tahu selain Ijon.
Siapaun Hera, aku tak akan menjadikan dia hidup dalam ceritaku. Namun dia terus menghantui kesabaran mama. Meskipun tak terucap bagaimana sikap mama saat tahu ada Hera yang menjadi duri dalam rumah tangga yang mungil ini. Cukup waktu yang akan menjawabnya.
#Bersambung#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sesempurna apapun kehidupan ini pasti ada celah yang menghiasinya..
Betul bunda, karena tidak seorangpun yg lepas dari ujian, maka sabar dan shalat jadi pelindungnya, lanjut bunda, jgn cepet the end
Terima kasih bunda sayang semig bunda selalu sehat ..dan terus berkarya