#TantanganGurusiana

Hari ke-55

Aku mencarimu dibatas cakrawala ini, aku mengira kau sedang asyik bercengkrama dengan kunang-kunang. Lalu aku bertanya pada dedaunan yang tengah menepis terpaan angin, kau pun tak kutemukan dalam desaunya.

Menunggumu adalah hal tersesak dari rasa yang pernah singgah, seperti janji matahari yang tertunda karena awan enggan bergeser. Terkadang tetiba kau hadir dalam tarian kupu-kupu, mengajakku memunguti sisa senja. Sebelum kau menghilang bersama sunyinya malam.

Sampai batas percakapan waktu, bahkan aku tak menemukamu di antara tumpukan malam yang belum sempat aku lipat. Seolah kau telah tenggelam bersama banar, melupa tentang lukisan alam yang pernah kita janjikan pada suatu pagi sebelum janji matahari.

Percayalah, aku akan mulai berhenti menunggumu di stasiun waktu, karena pelangi tak lagi merona dan senja enggan bersenda. Biarkan air mata kenangan ini menggenang, gundah singgahi setiap derai. Sebentar lagi sabda alam menjawabnya.

Karena menunggumu merupakan perihal meyakitkan daripada sayatan sembilu pada nadi pilu.

Kau dimana?

Blitar, 9 Maret 2020