Enik Sudarwati

Guru Fisika di MA AL MANAR Kab. Nganjuk. Penulis buku "FISIKA dalam Tafsir Kehidupan" dan "Ferris Wheel". Untuk korespondensi, sila mengunjungi Facebook Enik S...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGAPA (KAU) MENULIS?

MENGAPA (KAU) MENULIS?

“Mengapa tidak?”, ucapku spontan untuk menjawab pertanyaan seorang teman tentang alasanku menulis buku. Ucapan spontan dan terkesan bercanda tapi percayalah itu adalah jawaban serius. Namun baiklah. Untuk memuaskan rasa keingintahuan yang besar dari teman baikku ini, biar kugali lagi alasan masuk akal yang mampu mendorongku untuk menyelesaikan sebuah naskah buku.

Pertama, pembuktian. Di antara sekian banyak orang di sekitarku, ada beberapa orang yang meragukan kemampuanku. Memandang sebelah mata terhadap apa saja yang telah kuraih. Bahkan seseorang telah berani merendahkanku dengan berucap, “Halah, bisanya cuma omong doang!” Dengan buku ini, aku membuktikan kepada orang-orang yang meremehkanku. Aku tidak hanya bisa bicara. Aku pun bisa menulis. Apa saja yang dikatakan orang untuk melemahkanku sebenarnya bagiku ibarat sebuah gaya yang menekan pada pegas atau kekuatan yang menarik tali pada busur. Semua itu akan menghasilkan energi potensial pada pegas dan tali busur. Semakin kuat mereka menarik mundur tali busur, anak panah justru akan melesat amat dahsyat. Sebagai seseorang yang lama mengakrabi ilmu fisika, begitulah aku memaknai cibiran, hinaan, dan pikiran orang-orang yang meragukan kemampuanku. Pandji Pragiwaksono punya kalimat bagus untuk menyemangati diri saat diragukan orang, “Balas dengan karya.” Maka nanti bila kubertemu lagi dengan orang-orang itu, akan kusapa mereka dengan, “Apa kabar? Ini bukuku. Mana bukumu?”

Kedua, impian. Memiliki buku dengan nama sendiri tertera di sampul adalah impianku sejak kanak-kanak. Dan kurasa, itu adalah mimpi yang layak diperjuangkan sampai menjadi nyata. Toh semua orang memiliki hak untuk bermimpi dan mewujudkannya. Apapun impiannya. Siapapun orangnya. Aku juga. Kamu pun. Jadi apa mimpimu? Sudah terwujud? Bila belum, coba wujudkan. Saat mimpimu mewujud nyata, sungguh yang ada hanya rasa bahagia.

Ketiga, bayar hutang. Lho, kok? Iya, buku ini adalah caraku membayar kembali kepercayaan yang telah diberikan kepadaku oleh Kepala Madrasah yang telah mendaftarkanku pada Pelatihan Menulis SAGUSABU. Meski ada beberapa orang yang meragukan kemampuanku, beliau justru dengan yakin mengeluarkan biaya untuk pelatihan ini. Maka aku tak punya pilihan lain. Bukuku harus terbit. Dengan begitu hutang terima kasihku akan terbayarkan.

Sudah cukup. Tak ada alasan lain. Lagi pula, mengapa menulis harus pakai alasan? Tulis saja semua. Tak perlu pikirkan alasan. Seperti kala kau jatuh cinta. Tak butuh alasan.

Jadi, mengapa (tidak) menulis?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post