Eni Kusumawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Taman Margasatwa Ragunan dan Perjalanan Mengindera

Taman Margasatwa Ragunan dan Perjalanan Mengindera

Perjalanan mengindera dalam program Teacher’s City Trip Smart School, Selasa (5/7/22) memasukkan Taman Margasatwa Ragunan (TMR) sebagai salah satu destinasinya. Tak heran memang, karena TMR yang didirikan pada tahun 1864 dengan luas 147 hektare, merupakan aset bangsa yang berada di Jakarta sebagai ibukota negara mega biodiversity ke-2 di dunia. Maka sah bila TMR dinobatkan sebagai taman margasatwa terbesar kedua di dunia. Di dalamnya terdiri dari 295 spesies dan 4040 spesimen. Sumber lain mengatakan 2.009 ekor satwa serta ditumbuhi 20.000 pohon.

Kurator Karantina dan Nursery dan Education Working Grup Global Species Manajemen Plan (GSMP), Yulianti Nurmaya mengatakan “TMR akan terus menjalankan perannya memberikan edukasi kepada masyarakat, mengenalkan satwa, dan akan memperkuat fungsi utama TMR sebagai Sustainable Natural Resaurces”. Yulianti yang sudah 17 tahun mengabdikan dirinya di Taman Margasatwa Ragunan, menambahkan bahwa perbaikan TMR ke depan melakukan pembiakan satwa terkontrol dan melakukan tukar menukar satwa antar kebun binatang dalam dan luar negeri untuk menjaga kemurnian jenis. Perbaikan sarana dan prasarana kandang dan enlosure serta pembangunan fisik lainnya guna memberikan kepuasan pengunjung termasuk mencanangkan wilayah ramah disabilitas.

Smart School sudah 12 tahun menjadikan TMR sebagai sumber belajar peserta didik Tema ‘Animal and Plants’ untuk kelas rendah. Selain biaya yang terjangkau dan lokasi yang dekat dengan sekolah, belajar ke TMR bertujuan untuk memunculkan kepedulian kepada hewan dan tumbuhan serta habitatnya. Dalam pengalaman Pembelajaran Berbasis Proyek ini, peserta didik mengeksplorasi lingkungan Mini Zoo, Pusat Primata Shcmutzer dan beberapa hewan darat dan air. Mereka membuat diorama sederhana tentang hewan pilihan mereka untuk kemudian dipresentasikan.

Refleksi perjalanan mengindera kali ini, tim guru dapat melakukan pengembangan proses Pembelajaran Berbasis Proyek tentang habitat hewan di kebun binatang melalui sumber belajar TMR. Langkah pertama, sebagai persiapan untuk perjalanan peserta didik ke kebun binatang, para murid akan melakukan penelitian tentang berbagai hewan dan habitatnya yang akan dilihat pada kunjungan mereka. Mereka akan bertemu narasumber dari TMR untuk memeperdalam topik tentang habitat hewan.

Setelah perjalanan mereka, para murid akan mempersiapkan presentasi tentang habitat kebun binatang yang dibandingkan dengan habitat mereka di alam liar. Kemudian murid akan membuat sebuah buku berisi apa yang mereka pelajari dan perbaikan apa saja untuk kebun binatang. Peserta didik akan mengirimkan buku itu untuk perpustakaan TMR.

Sebelum peserta didik bertemu narasumber dari TMR, guru dapat menjelaskan proyek dan meminta murid memikirkan hewan yang ingin mereka gunakan untuk proyek tersebut dan menuliskan beberapa pertanyaan untuk diajukan kepada narasumber.

Narasumber akan bercerita sedikit tentang kebun binatang dan hal-hal menarik yang mereka miliki di sana, baik untuk hewan maupun pengunjung. Narasumber kemudian akan menjawab beberapa pertanyaan sementara murid membuat catatan dan terlibat dalam kegiatan tersebut. Hal ini diharapkan akan membangkitkan rasa ingin tahu murid.

Saat memasuki kebun binatang, guru dapat membimbing siswa untuk berpikir bahwa hewan diberikan lingkungan hidup yang benar-benar adil. Misalnya, jika jumlah ruang yang diberikan untuk kelelawar sama dengan jumlah ruang yang disediakan untuk gajah, akan ada masalah. Gajah memiliki ruang yang dibutuhkan untuk bertahan hidup dan begitu pula kelelawar, meskipun mereka jauh dari setara dalam ukuran luas. Singa memiliki ruang terpisah untuk hidup dari rusa. Jika singa dan rusa berada di kandang yang sama, mungkin akan sangat berbahaya untuk rusa itu.

Peserta didik akan menuangkan semua temuan mereka dalam bentuk presentasi, baik itu di powerpoint atau papan poster. Para siswa kemudian secara bergiliran mempresentasikan temuan mereka di depan kelas, menjelaskan habitat yang berbeda dan menjawab pertanyaan “Apakah kebun binatang dapat menciptakan lingkungan yang tepat untuk hewan saya?” Untuk mengakhiri proyek ini, peserta didik membuat buku untuk memberi tahu kebun binatang tentang apa yang mereka pelajari.

Datang, amati dan amati lagi secara mendalam! Dengan perjalanan mengindera akan kita temukan bahwa Taman Margasatwa sebagai sumber kekayaan alam hayati milik banga dapat dijadikan salah satu sumber pembelajaran berbasis proyek yang bisa dikembangkan di sekolah. Think Globaly, act localy!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ditunggu cerita perjalanan berikutnya

21 Oct
Balas



search

New Post