Eni Siti Nurhayati

Assalamualaikum Wr.Wb. Tak kenal maka tak sayang, Perkenalkan, sekuntum bunga senja dari ujung timur Jawa Timur menyapa. Sudah sangatlah terlambat tuk ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Cerpen ke-7 PESAN SINGKAT BUAT TUHAN ! (Tantangan Menulis 60 Hari Gurusiana) 39

Pesan Singkat Buat Tuhan

Malam ini, tanggal 27 April. Tanggal yang sudah kulingkari dengan spidol merah sejak aku memilikinya di awal tahun ini. Tangisku tertumpah mengenang kejadian yang mengiringi tanggal ini.

Ya, di tanggal ini setahun yang lalu...

Kuterima pesan singkat dari Aan, kawan akrabku malam ini. Ya, malam yang dingin karena hujan masih juga turun menyapa bumi pertiwi.

Rasa-rasanya Tuhan lebih menyayangiku, Kandi. Kemoterapi ke sembilan ini membuatku semakin dekat dengan-Nya. Aku belum bisa pulang. Catat pesanku ini, dan tolong dilakukan, ya?

Aan, Aini Nuramalia lengkapnya. Kawan terpandai sejak kelas satu, mendapat cobaan dengan menderita leukemia sejak kelas tiga dulu. Meski keluar masuk rumah sakit tiap kali trombositnya turun, semangat belajar Aan tidak pernah surut. Dia akan selalu menanyakan ada pe-er apa, halaman berapa, tugas apa saja kepadaku jika sedang opname di rumah sakit di Surabaya sana.

Ada lima pesan singkat lagi yang kuterima sesudahnya!

Satu.

Tolong, rencana kita untuk membelikan jilbab bu guru saat ulang tahun besok lusa, belikan dulu, ya? Nanti harganya kita bagi dua. Cantumkan namaku di dalamnya. Beneran, lho?

Dua.

Sampaikan permintaan maafku kepada teman-teman, aku tidak bisa ikut foto kelas kemarin.

Tiga.

Rencana praktik masak minggu depan, aku sanggup membawa bunganya. Akan kubelikan bunga segar di toko pojok rumahmu itu, lho? Satu buket mawar merah muda yang wangi sekali.

Empat.

Oh ya pe-er IPA yang kamu beritahukan kemarin sudah kukerjakan. Nanti kufoto, tunjukkan kepada bu guru. Tolong minta dikoreksi, beritahu aku nilainya.

Lima.

Terima kasih banyak sudah terlalu sering kurepoti. Mimpi indah, ya?

Aku membalas pesan Aan sesudahnya, lalu pergi tidur.

Aku tidak tahu bahwa satu jam setelah itu masih ada pesan singkat satu lagi. Kubaca setelah aku bangun tidur.

Kandi, andai aku segera bertemu Tuhan, aku akan menceritakan semua kisah yang kuingat. Tentang bagaimana indahnya dunia, tentang berlimpahnya kasih sayang orang tuaku sejak aku kecil hingga sekarang, tentang senangnya aku bersekolah , juga keinginanmu untuk menjadi dokter.

Benar, jadilah dokter. Sembuhkan tiap anak yang sakit sepertiku, ya?

Dingin menjalar di sekujur tubuhku.

Belum sempat ku membalasnya, panggilan masuk dari nomor Aan kuterima. Kedengar isak tangis di ujung sana.

“Mbak Kandi, maafkan semua kesalahan Aan, ya? Aan sudah berpulang”

Derai air mataku tak bisa kubendung lagi. Aan...ucapku dalam jerit keras.

Kudekap ponselku, kuketik balasan pesan singkatnya

Selamat jalan, Aan. Semua pesanmu akan kutunaikan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post