Dra. Enung Kartini, M. Pd.

Sebagai guru adalah sebuah anugerah dari Allah yang harus saya jaga keamanahannya. Guru BK adalah tugas yang saya emban. SMP Negeri 2 Cileunyi Kab. Bandung menj...

Selengkapnya
Navigasi Web
BERSERAH DIRI AGAR TAK SESAT LAGI

BERSERAH DIRI AGAR TAK SESAT LAGI

BERSERAH DIRI AGAR TAK SESAT LAGI

Oleh: Enung Kartini

Cerita sebelumnya… Bu Mila dan Pak Sasono yang notabene seorang yang mengerti agama terbujuk rayu “syaiton” untuk melakukan “ikhtiar” agar putra kesayangannya bisa kembali ke rumah dan meninggalkan istri yang tidak direstui oleh mereka. Ikhtiar pertama mereka adalah mendatangi “orang pintar” di luar kota yang berakhir dengan tersesatnya mereka selama 4 jam di tempat yang mereka tidak ketahui. Berputar-putar seperti di dalam labirin. Setelah mereka sholat dan terus beristighfar menyadari kesesatan yang mereka lakukan, akhirnya jalan menuju pulangpun ditemukan. Sungguh kejadian yang aneh. Ikhtiar kedua, setahun kemudian Bu Mila kembali mendatangi “orang pintar”. Kali ini syarat yang harus dipenuhi yaitu harus membawa ikan asin peda menganga….Dan, hasilnya? Tidak ada hasil.

Sudah banyak ikhtiar yang diusahan oleh Bu Mila dan Pak sasono untuk bisa membawa kembali putranya pulang ke rumah. Sampai ikhtiar yang tidak masuk akal dengan mendatangi “orang pintar”pun sudah mereka lakukan bahkan sampai dua kali.

Dalam rasa rindu yang semakin menyesakkan dada disertai rasa kecewa dan jengkel kepada menantu yang tak diinginkannya, bu Mila sering menangis diam-diam. Bukannya tidak tahu akan kebiasaan Bu Mila itu, tapi Pak Sasono serba salah. Karena sejatinya diapun merasakan hal yang sama, hanya saja karena dia lelaki berbeda cara menghadapinya dan mengekspresikannya. Akhirnya mereka tenggelam dalam pikirannya masing-masing untuk masalah yang sama. Sama-sama ingin kembali memiliki putra kesayangannya yang “hilang” di bawa kabur wanita yang menurut mereka wanita jalang.

Dalam kecemasan dan kegundahan hati, kadang manusia mencari cara untuk menghalaunya. Ada yang dengan menangis terus menerus, ada yang melampiaskan dengan makan, ada yang semakin mendekatkan diri pada Sang Maha Pencipta. Bersyukur, Pak Sasono orang yang dekat dengan agama. Dengan lembut dan kesabaran Pak Sasono mengajak Bu Mila untuk memperbaiki keadaan hati mereka yang selama ini gundah tak berkesudahan. Pak Sasono khawatir keadaan batin selama ini akan mempengaruhi keadaan lahir mereka. Pak Sasono mulai membimbing dirinya dan istrinya untuk menemukan akar permasalahan dari apa yang terjadi pada anak kesayangannya.

Setelah diskusi panjang dan sambung menyambung di setiap malam sunyi, mereka akhirnya menyepakati satu keputusan penting yang akan mereka ambil. Mereka akan menyerahkan segalanya kepada Allah SWT. Mereka berusaha keras bahwa penyerahan masalah ini benar-benar dicamkan dari dalam hati yang paling dalam. Bukan hanya di bibir. Bukan hal yang mudah bagi Bu Mila. Tentu karena seperti yang sama-sama kita ketahui dari para ahli, bahwa perasaan wanita lebih dominan menentukan tindakan dan sikapnya dari pada pikirannya. Namun dengan kesabaran Pak Sasono dan doa-doa mereka kepada Allah, semuanya bisa dilakukan.

Sedikit demi sedikit Pak Sasono dan Bu Mila bisa menerima takdirnya. Mereka mulai dengan mensyukuri yang masih ada. Dia bersyukur masih memiliki anak-anak lain yang ada bersama mereka dan hidup sesuai dengan yang bisa mereka terima.

Justru ketika segala permasalahan dikembalikan kepada Yang Maha Kuasa dengan kepasrahan, saat itulah Allah menujukkan cara menemukan buah hati kembali.

Suatu hari Bu Mila bermaksud mengirimkan pesan WA kepada sahabatnya bernama Armitha. Entah bagaimana pesan itu justru terkirim kepada Arman anaknya. Tanpa Bu Mila sadari. Dia baru tahu ketika mengecek pesan masuk siapa tahu ada balasan dari Armitha. Dia kaget, karena ternyata pesan tadi terkirim bukan ke temannya tapi ke anaknya. Lebih kaget lagi di situ ada jawaban pesan dari Arman. Isi pesannya, “Mah boleh Arman telepon Mama?”. Membaca pesan itu Bu Mila, menganga bengong (saya jadi membayangkan peda menganga yang diminta “orang pintar” itu ha ha ha…), dia belum bisa membalas pesan anaknya bahkan dia belum bisa berkata-kata ketika suaminya bertanya, “kenapa?”.

Suaminya penasaran dengan tingkah Bu Mila yang seperti itu. Dia kemudian mengambil HP Bu Mila dari genggaman “Ibu menganga” itu. Setelah melihat layar phonecell istrinya, Pak Sasono melotot bahagia sambil mengucap, “Alhamdulillah”. Pekik syukur itu menyadarkan Bu Mila untuk membalas pesan dari sang buah hati.

Akhirnya komunikasi anak dan orang tua ini tersambung kembali. Ternyata putranya sudah ada di kota yang sama kembali setelah beberapa tahun merantau ke kota lain untuk mengadu nasib. Kini putranya itu sudah mempunyai anak. Seorang anak laki-laki ganteng yang sangat mirip dengan ayahnya. Bu Mila dan Pak Sasono bahagia mengetahui mereka sekarang sudah menjadi seorang kakek dan nenek. Namun ternyata hati Bu Mila belum bisa menerima kehadiran menantunya. Berbeda dengan Pak sasono yang lebih ramah menerima menantunya itu. Sikap Bu Mila belum bisa ramah ketika putranya bersilaturahmi ke rumah mereka dengan membawa istri dan anaknya. Yang disambut hanya anak dan cucunya.

Apapun yang terjadi Bu Mila mendapatkan pelajaran dari apa yang dia alami. Bahwa segalanya harus diserahkan kepada Allah SWT. Buktinya ketika dia pasrah, Allah mempertemukan kembali dengan putra kesayangannya. Ini juga yang terus diingatkan oleh Pak Sasono terhadap Bu Mila dalam menghadapi masalah ketidaksukaannya kepada sang menantu. Bu Mila berusaha keras untuk bisa pasrah dan ikhlas menerima menantu yang tidak direstuinya.

Semoga Bu Mila dan menantunya bisa berdamai. Aamiin Yaa Rabbal’aalamiin…

Salam literasi

Bandung, 27 Agustus 2020

Gambar diambil dari: https://beritadelapan.com/kesempurnaan-manusia-hanya-sebatas-mahluk/

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi

03 Sep
Balas

Terima kasih Pak Salam literasi...

04 Sep

Kisah menginspirasi Bu. Sukses selalu

04 Sep
Balas

Alhamdulillah. terima kasih sudah mampir Mbak Nurul...

04 Sep

Masyaallah Bu. Krtika keikhlasan benar2 dilakukan, Allah memberi jln keluar yang indah

03 Sep
Balas

Terima kasih sudah mampir Mbak Rizka Yang baik...

04 Sep

Aamiin..Hanya Allah penolong kita. Sukses bu salam literasi

10 Oct
Balas

Terima kasih Bu Leni...salam literasi

05 Feb

Keikhlasan akan selalu berbuah manis, terlihat memberikan jalan keluar yang luar biasa indah. Keren cerpennya bu. Sukses selalu

03 Sep
Balas

Terima kasih Mbak Yessy...

04 Sep

Mantap Bu, cerpennya bagus.

03 Sep
Balas

Terima kasih Mbak Mardiawati....

04 Sep

Keren cerpennya, salam literasi

03 Sep
Balas

Terima kasih Pak . salam literasi

04 Sep

Berserap pasrah pada Yang Mahakuasa

03 Sep
Balas

Terima kasih Pak.

04 Sep

Cerpen yang bagus ibu sukses selalu

10 Oct
Balas

Aamiin...Terima kasih Bu...

05 Feb



search

New Post