Dra. Enung Kartini, M. Pd.

Sebagai guru adalah sebuah anugerah dari Allah yang harus saya jaga keamanahannya. Guru BK adalah tugas yang saya emban. SMP Negeri 2 Cileunyi Kab. Bandung menj...

Selengkapnya
Navigasi Web
FLUFFY (Bag. 2)

FLUFFY (Bag. 2)

#KE8DIKESEMPATANKE3

#CERITAANAK

FLUFFY

Oleh: Enung Kartini

Malam-malam begini ada anak nangis. Anak siapa itu. Fe tidak mempunyai tetangga yang memiliki anak kecil. Fe merasa takut tapi dia harus menegok keadaan kucing kesayangannya. Dengan memberanikan diri Fe membuka pintu dan suara tangisan itu terhenti. Bulu kuduk Fe merinding. Dia mencoba masuk ke ruang baca lagi, pintu ditutup. Dan benar saja Fe mendengar kembali suara tangisan yang sama. Dengan rasa takut yang semakin besar, bergetar tangan Fe membuka pintu kembali. Seperti tadi suara tangis itu hilang. Dalam takut dan bingung Fe melihat Fluffy sedang menatapnya. Kemudian Fe mendekati kandang dan mengeluarkan Fluffy kemudian memeluknya dengan penuh kasih sayang. Fluffy dibelainya dengan lembut. Fe ingin sekali mengatakan kepada Fluffy bahwa betapa sayangnya dia pada kucing manis itu.

“Fluffy maafkan Papa aku ya, kamu sering dimarahinya. Tapi aku sayang kamu.” Kata Fe sambil terus mengelus-ngelus bulu halus Fluffy. Fluffy seperti mengerti perkataan Fe . Dia mengesekgesekkan lehernya ke tangan Fe. Fe menciuminya. Angin malam menempa pipi Fe dan dia ingat pada suara tangisan tadi. Fe iseng bertanya pada Fluffy, “tahukah kamu siapa anak kecil yang tadi menangis?”

“Aku yang menagis Fe.” Tiba-tiba Fluffy bicara dan Fe loncat ke belakang sambil melepaskan pelukannya. Fe berharap ini hanya mimpi. Untuk beberapa saat Fe melotot dan lututnya gemetar serta hatinya gemuruh. Rasa takut, bingung dan penasaran dan ingin lari bersaing menguasa Fe. Ternyata rasa penasaran yang menang. Dengan menguatkan hati dan mengumpulkan keberanian Fe memeluk kembali Fluffy dengan canggung. Kemudian dengan suara terbata-bata Fe bertanya kepada Fluffy,

“ Ka Ka Kamukah yang bicara Fluffy?”

“Iya aku bisa bicara Fe, aku juga bisa merasakan kesedihan kamu, aku sayang kamu karena aku tahu kamu juga sayang aku.” Fluffy bicara sambil menyenderkan kepalanya di dada Fe.

“Kamu khan kucing, kenapa bisa bicara seperti manusia? Aku tidak mengerti Fluffy dan aku takut” Fe masih tak mengerti mengapa ini terjadi

“Jangan takut Fe, aku tidak akan mencelakaimu. Aku sayang kamu Fe.” Kata Fluffy lagi. Sebelum Fe bicara Fluffy melanjutkan perkataannya, “Fe ketika aku dibawa ke rumah ini oleh sahabatmu Dian aku marah karena aku takut yang akan memelihara aku tidak sebaik Dian. Tapi ternyata aku salah duga, kamu baik sekali. Kalau saja Ayahmu juga mau menerima aku tentu akan semakin bahagia ada di sini. Sekarang aku hanya jadi masalah untuk kamu, kamu jadi benci pada Ayahmu, kamu jadi melawan Ayahmu, kamu jadi gelisah dan susah tidur seperti malam ini,aku tidak ingin itu terjadi.”

“Jadi itukah yang membuat kamu nangis Fluffy?”

“Iya Fe.” Jawab Fluffy.

“Aku sedih melihat kamu sedih. Aku tidak ingin membuat kamu lebih sedih lagi.” Kata Fluffy sambil pelan-pelan melepaskan diri dari pelukan Fe.

“Eh Eh Fluffy kamu mau kemana?” Fe berusaha untuk menggedongnya lagi tapi Fluffy tdk mau digendong lagi dia menghindari jangkauan tangan Fe

“Kamu tadi bilang kamu tidak ingin aku sedih tapi sekarang kamu membuat aku sedih. Kamu nggak mau aku peluk. Kenapa?” sekarang Fe yang menangis sedih. Dengan menangis Fe terus berusaha memegang badan Fluffy, berkali kali Fluffy melepaskan diri dari pelukan Fe. Tingkah Fluffy itu akhirnya membuat kesedihan Fe menjadi jadi apalagi ketika Fluffy mengatakan bahwa dia akan pergi saja dari rumah Fe agar dia bisa berdamai dengan Ayahnya.

Bersambung....

Salam literasi

Bandung, 26 Maret 2021

Gambar diambil dari: https://www.yoadit.com/2018/11/jenis-kucing-persia-himalaya.html

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren pisan buk Enung... Kisahnya mengingatkan kita untuk saling menyayangi semua makhluk Ciptaan Allah... Sukses selalu

27 Mar
Balas

Aamiin....Alhamdulillah...Terima kasih apresiasinya Pak Burhan...

27 Mar

Aamiin....Alhamdulillah...Terima kasih apresiasinya Pak Burhan...

27 Mar

Aamiin....Alhamdulillah...Terima kasih apresiasinya Pak Burhan...

27 Mar

Aamiin....Alhamdulillah...Terima kasih apresiasinya Pak Burhan...

27 Mar

Aamiin....Alhamdulillah...Terima kasih apresiasinya Pak Burhan...

27 Mar

Aamiin....Alhamdulillah...Terima kasih apresiasinya Pak Burhan...

27 Mar

Aamiin....Alhamdulillah...Terima kasih apresiasinya Pak Burhan...

27 Mar

duh jadi ikut sedih, ternyata kucing bisa memilki empati yang luarbiasa indah... sukses terus bunda, ditunggukelanjutannya

26 Mar
Balas

Cerita yang sangat menarik Bu. Ditunggu lanjutannya.

27 Mar
Balas

Kucing ajaib bisa berbicara seperti manusia o iya bunda sdh saya follow kemarin Dan mks juga atas follow nya

27 Mar
Balas

Jangan pergi Fluffi.....

27 Mar
Balas

Ceritanya keren bu enung si anak yang sayang pada Fluffy kesayangannya. Bikin penasaran, ditunggu kelanjutannya Bu.

26 Mar
Balas

Cernak yang menarik bunda. Salam literasi

27 Mar
Balas



search

New Post