Dra. Enung Kartini, M. Pd.

Sebagai guru adalah sebuah anugerah dari Allah yang harus saya jaga keamanahannya. Guru BK adalah tugas yang saya emban. SMP Negeri 2 Cileunyi Kab. Bandung menj...

Selengkapnya
Navigasi Web
FLUFFY (Bag. 3 TAMAT)

FLUFFY (Bag. 3 TAMAT)

#KE9DIKESEMPATANKE3

#CERNAK

FLUFFY

Oleh: Enung Kartini

Niat Fluffy itu tidak sekedar dalam hati, tapi benar-benar Fluffy lakukan. Dia loncat dari pangkuan Fe ke atas teralis besi. Ingin sekali Fe menangkapnya tapi Fe takut jika dia melakukan itu akan membuat Fluffy kaget dan locat keluar pagar teralis besi itu dan itu berarti tercebur ke selokan di luar sana. Selokan tersebut adalah pembuangan air kotor dari rumah-rumah di perumahan itu. Hal itu bisa membahayakan jiwa Fluffy. Masih dengan menangis Fe memohon kepada Fluffy untuk turun “Fluffy please kamu turun, aku sayang kamu, kamu akan tetap aku pelihara dan kalaupun Ayah marah aku tidak akan melawannya. Kita akan bersama-sama memperbaiki kelakuan kita, kamu jangan lagi pipis di keset kamar mandi ya. Karena itu yang membuat Ayah marah” tangis Fe semakin sendu. Kali ini Fluffy tidak menjawab hanya menatap ke arah Fe. Fluffy tak bicara lagi dia hanya mengeong sebelum akhirnya benar-benar loncat ke luar ke selokan di pinggir rumah Fe. Fe tak lagi menangis tapi Menjerit sekeras-kerasnya sambil memanggil Fluffy kucing kesayangannya

“FLUFFYYYYYYYY...........................”

“Fe Fe Bangun sayang, kenapa kamu teriak2 manggil Fluffy? sudah adzan subuh tuh, tumben ah kamu kesiangan?” Ibu membangunkan Fe yang terdengar tadi teriak-teriak.

“Ooooo rupanya hanya mimpi . Alhamdulillah. Aku takut sekali Bu.” Fe kemudian menceritakan kejadian semalam. Kejadian dalam mimpinya.

“Ya sudah ayo cepat sholat subuh dulu.” Kata ibu lagi

“Aku mau nengok dulu Fluffy ya Bu.” Fe minta izin pada ibunya.

“Sholat dulu ah nanti kesiangan, setelah sholat baru boleh nengok Fluffy ya.” Kata ibu dengan lemah lembut.

“Ok Bu. “ akhirnya Fe pergi ke kamar mandi, setidaknya dia sekarang lebih tenang karena kejadian yang menegangkan tadi hanya dalam mimpi. Dia ingat janji dalam mimpinya bahwa dia tidak akan marah lagi pada Ayah. Dia akan lebih telaten mengawasi Fluffy agar dia tidak pipis sembarangan.

Selesai sholat subuh seperti biasa dia membereskan keperluan sekolahnya mulai dari seragam sekolah, tas sampai buku dan alat tulisnya. Ketika sedang sarapan pagi ada perasaan sedih karena biasanya ditunggui Fluffy di bawah kursi makannya. Sekarang tidak boleh oleh Ayah. “Tunggu ya Fluffy setelah aku selesai sarapan nanti aku ke atas untuk ngasih makan kamu.” Fe bicara dalam hati.

Selesai sarapan dengan perasaan baru tanpa marah dan kesal Fe menuju kandang Fluffy di lantai atas. Tangan kanannya membawa makanan kucing dan tangan kirinya membawa jar air minum untuk Fluffy. Fe akan mengajak bicara pura-pura Fluffy bisa bicara seperti semalam dalam mimpinya. Makanan kucing disimpan dulu di meja dekat pintu karena tangan kanan Fe harus membuka pintu ke tempat jemuran yang masih terkunci. Setelah pintu terbuka kembali Fe mengambil makanan kucing yang tadi di simpan. Fe menuju kandang Fluffy. Fe merasa heran tidak seperti biasanya kali ini Fluffy tak mengeong. Sepi. Fe jadi curiga jangan-jangan Fluffy benar-benar kabur dan kecebur ke selokan. Pelan-pelan Fe menyelidiki ke dalam kadang. Ah syukurlah Fluffy tidak kabur tapi dia masih tertidur pulas. Fe membuka pintu kandang untuk membangun kan Fluffy agar makan. Fluffy belum bangun juga ketika tangan Fe menyentuh tubuhnya. Fe penasaran dia angkat tubuh Fluffy, dingin dan kaku. Fluffy Mati.

“FLUFFYYYYYYYYYYYYYYY.” Fe berteriak keras sekali membuat seisi rumah berlarian menghampiri Fe di tempat jemuran. Ketika Ayah Ibunya sampai di situ Fe sudah pingsan dengan memeluk kucingnya yang sudah tak bernyawa.

The End

Salam literasi

Bandung, 27 Maret 2021

https://www.yoadit.com/2018/11/jenis-kucing-persia-himalaya.html

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kasihan Fe dan Fluffy... Menjadi pelajaran bagi kita semua,, untuk tidak menyia2kan makhluk ciptaan Allah seperti kucing dll... Keren buk Enung,, walau endingnya jadi sedih... Sukses selalu

28 Mar
Balas

Kasihan si Meong, alhamdulillah pakde punya 4 ekor dengan tingkah polah menggemaskan. Lanjutkan dengan karya berikutnya agar terwujud buku tunggal kumpulan cerita anak. Terimakasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk saling SKSS.

28 Mar
Balas

saya ikut terharu, kasiansama Fe kucingna sudah tak bernyawa, kerem bunda salam sukses selalu

27 Mar
Balas

Sedih sekali Bu. Pesan moralnya sangat bagus.

28 Mar
Balas

Sedih, kenapa Fluffy mati ya? saya dulu punya kucing kampung bersahabat dengan anjing, kami semua sayang, tidak tahu kenapa dia muntah-muntah mulutnya berbusa, sudah coba diobati tapi akhirnya mati, kasihan. sedih jadinya....

28 Mar
Balas

Berakhir yang sedih. Fluffi sudah tidak bernyawa. Fe sedih sekali. cerita yang bagus Bu.

27 Mar
Balas

Cernak yang keren bunda. Salam literasi

28 Mar
Balas



search

New Post